NovelToon NovelToon
Metanoia; The Hybrid

Metanoia; The Hybrid

Status: sedang berlangsung
Genre:Vampir / Manusia Serigala / Mengubah Takdir / Epik Petualangan
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: cutdiann

Kelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia 7 tahun. Mendengar kabar itu, pemerintah INTI langsung turun tangan dan mengirimkan Pasukan 13 untuk membawanya ke Negeri Nitmedden. Namun Raja Charles menitahkan untuk tidak membawa Gara dan menjamin akan keselamatan bangsa Supernatural. Gara mengasingkan diri ke Akademi Negeri Danveurn di wilayah Astbourne untuk memulai pencarian jati dirinya.
Akankah Gara mendapatkan jati dirinya? Bagaimana kehidupan asramanya di Akademi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cutdiann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 26: OVERNIGHT IN THE FOREST.

"Kenapa... hal itu terjadi?" Tanya Chlea penuh dengan kebingungan.

"Aku juga tidak tau, mungkin tenagaku hampir tidak cukup untuk melakukan teleportasi dengan orang lain" balas Gara ragu.

"Apakah itu akan cukup untuk melakukan teleportasi terakhirmu?" Dia terdengar sangat khawatir. Bagaimana tidak, Chlea dengan jelas melihat Gara yang sungguh kelelahan.

"Sejujurnya, aku meragukan hal itu, Chlea."

Laki-laki yang dipanggilnya itu menatap Gara dengan wajah takut. Dirinya takut, jika terjadi sesuatu diluar rencana Gara. Dirinya takut, jika Alphanya tidak bisa melindungi dirinya sendiri.

Mereka sampai, Gara langsung menyuruh Chlea untuk turun dan menjauh dari danau, dengan masih diberi kesempatan untuk memegang deggernya untuk melakukan teleportasi terakhir.

"Edward dan Selena, bersiaplah dipinggir danau. Ingat, apapun yang terjadi, saat air itu membeku, kalian harus membuat ujian ini selesai" ucap Gara seraya memperhatikan kedatangan Psychofágos.

"Apa maksudmu dengan apapun yang terjadi?" Tanya Edward dari kejauhan.

"Entahlah, aku juga tidak mengerti."

Sedetik kemudian, Psychofágos keluar dari hutan dengan dua tangannya yang memegang dua batang pohon besar. Cukup besar dengan ukurannya dan kekuatannya. Dia berteriak, lalu melempar satu batang pohon itu kearah Gara, namun laki-laki itu berhasil menghindar. Psychofágos kembali mengejar Gara, dan serigala itu berlari menuju danau. Psychofágos sangatlah cepat, sayangnya Gara lebih cepat darinya.

Gara melompati tali itu dengan sangat mudah, lalu menghampiri tengah-tengah danau di antara esnya yang dingin dan air meledak. Dia berhenti, berbalik dan melolong untuk membuat Psychofágos semakin mengincarnya.

Apa yang dipikirkan Gara berhasil, Psychofágos dan amarahnya terpancing. Saat ia berlari merangkak menuju danau, dia sama sekali tidak memperhatikan tali yang melintas didepannya. Begitu saja, Psychofágos mengenai tali itu. Karna kecepatannya, dia tersandung lalu terhempas. Melayang di udara. Makhluk itu berpikir, ia akan jatuh tepat mengenai Gara, dan akan langsung menghancurkan tubuh serigala itu. Dia semakin mempersiap dirinya dengan menajamkan cakar-cakarnya dan menegangkan ekor tajamnya.

Psychofágos semakin mendekat, namun Gara tidak juga berteleportasi.

"Gara!" Teriak Selena penuh dengan rasa takut dan khawatir.

Gara menatap Chlea dengan serius, hendak melakukan teleportasi. Dia juga berpikir, makhluk pemakan jiwa itu benar-benar akan akan memangsanya saat ini juga.

Sayangnya, itu benar.

...════════ ◖◍◗ ════════...

...SAGARA POV...

"Bagaimana jika aku terhimpit balok-balok es itu?"

"Maka, tubuhmu akan membeku."

Itu suara ayah, sangat familiar untukku. Sebuah gambaran dulu sekali ketika aku melihat pasokan balok es raksasa yang diturunkan dari kapal. Saat itu musim dingin menyelimuti Urcmoonth.

Rasanya dingin, menusuk celah di antara kulit-kulitku. Sekarang memori itu seakan nyata, pertanyaanku seperti memakan diriku sendiri.

Dan aku tersadar.

Aku tidak bernafas.

Cahaya matahari yang tembus ke air menyadarkanku, tubuhku hampir membeku. Ah, sayang sekali, teman bermain kami membekukan dirinya.

Ini adalah dasar danau. Sangat dalam untuk naik ke atas sana dengan tenagaku yang nyaris tidak ada. Aku menggerakkan diri, tapi tubuhku begitu sakit. Banyak darah yang keluar dari perutku.

"Gara, bertahanlah!"

Suara Edward menguasai isi kepalaku, membuat aku sejenak melupakan bagaimana konfisiku saat ini. Dengan pandanganku yang tidak jelas, aku bisa tau orang yang berkomunikasi dengan ku lewat Pack Link sedang menghampiriku. Dia jauh di atas sana, wajahnya yang semakin jelas terlihat bahwa dia tidak baik-baik saja.

Apa kau takut akan air ini, atau kau takut Psychofágos menyerang?

Aku tidak tau jawaban pastinya, laki-laki di depanku menghampiriku begitu saja. Dia menarik tanganku, membawaku dalam tuntunannya untuk kembali kepermukaan. Lihatlah dirimu, apa kau begitu takut untuk menjatuhkan dirimu ke dalam danau ini, atau kau takut ikut membeku jauh di dalam sana?

Saat sampai dipermukaan, aku tidak bisa merasakan banyak hal. Pikiranku hanya dipenuhi dengan gambaran-gambaran yang muncul ketika aku jauh didasar danah. Aku dibawa naik keatas es, lalu dibawa ketempat yang lebih hangat.

Selena menekan perutku yang mati rasa, setelahnya membalutkan perban pada tubuhku yang diselimuti dengan kain, tubuhnya bergetar, dia menangis.

Chlea duduk terjatuh di depanku, aku tidak bisa menebak apa yang dipikirkannya sekarang. Dia juga bergetar, dengan tangannya yang memegang deggerku sangat kuat. Kurasa, dia tidak sadar telah melukai dirinya sendiri dengan deggerku.

Tiga yang lainnya melolong keatas langit keabu-abuan. Seperti tidak ada kehidupan di atas sana. Aku tidak tau apa yang mereka coba lakukan.

Kuperhatikan kedua tangan Edward, dia terluka parah. Bagaimana bisa kau terluka juga. Kau bahkan tidak memegang apapun yang tajam. Wajahnya benar-benar tidak bisa kutebak, apa yang begitu kau takutkan, Edward?

...════════  ◖◍◗ ════════...

"Sepertinya guru-guru tidak mendengar, tapi dengan jelas kami semua dengar lolongan kalian."

Sudah hampir 3 hari kami di dalam hutan yang sama, dan sudah menyelesaikan target-target kami. Aku tidak memikirkan apa yang terjadi dengan Psychofágos itu. Entah dia mati membeku, atau sudah tidak dipergunakan lagi.

Clan terakhir yang menyelesaikan target adalah Angel clan, aku tidak tau-menau tentang apa yang orang lain telah lewati di area latihan mereka. Aku hanya tidak tertarik mendengarnya.

Kami semua berkumpul dan bermalam di tengah hutan. Kami makan dengan makanan sisa, beberapa di antara mereka mencari kayu bakar, dan mencari makanan yang ada.

Aku tidak ikut, banyak yang melarang, lagi pula sejujurnya aku tidak ingin melelahkan diri. Lukaku belum sembuh sepenuhnya, tapi beberapa dari Wizard clan yang mengerti soal ilmu Healer membantu untuk meredakan rasa sakit di perutku, dan membuat luka itu tertutup dengan cepat.

Terkadang saat aku benar-benar tenggelam dalam lamunanku, aku kembali mengingat gambaran saat Psychofágos menyerap jiwaku.

"Kami sudah mencoba untuk kembali ke Akademi, tapi sepertinya langit tidak ada habisnya untuk dilihat."

Meski aku melihat bayangan bulan di genangan air, tapi aku bisa tau Luca dan Xavier baru saja kembali dari langit. Mereka berniat untuk terbang kembali ke arah Akademi, tapi seperti hutan ini membuat kami seakan terjebak di sini.

"Masih ada makanan yang tersisa, makanlah jika ada yang masih lapar. Ayo masuk ke dalam tenda, untung saja bukan hanya aku yang membawa kain ini" Chlea keluar dari tenda untuk memanggil anak-anak yang bersantai di luar.

Laki-laki itu menghampiriku yang juga sedang duduk bersandar disalah satu pohon, "Gara, ayo masuk ke tenda. Udara malam mulai dingin, tendanya memiliki kemampuan untuk tidak tembus suhu lingkungan. Kau pasti kelelahan, istirahatlah di dalam."

Suaranya bergetar, suara itu yang kudengar akhir-akhir ini saat ada suatu hal antara aku dan Chlea. Aku menggerakkan kepala, melihatnya dengan serius. Wajah itu juga yang membuat ku ingin bertanya pada laki-laki yang sedang berusaha membuatku menurut.

Kenapa kau selalu ingin menangis saat mendekatiku, berbicara denganku, atau ketika aku menatapmu seperti ini, Chlea?

Tapi aku tidak bertanya pada Chlea, seperti halnya aku tidak bertanya pada Edward. General itu bahkan hampir tidak pergi jauh-jauh dariku.

Aku hanya mengangguk, meraih tangannya dan berdiri dengan perlahan. Chlea membawaku masuk ke tenda.

"Banyak dari clan lain yang terluka, tapi tidak separah Gara. Aku mengkhawatirkan kondisinya" suara itu milik Selena. Ketika masuk, aku menyadari dia tidak sendirian. Dia bersama anak perempuan lain. Di dalam juga banyak clan lain yang sedang beristirahat

"Gara mau istirahat, ya?" Ucap Cassa sambil menunjukkan tempat tidur untukku. Kami tidur hanya beralas kain, tidak lebih dari itu.

"Sayang sekali kita tidak punya bantal atau semacamnya" keluh Jack yang tiba-tiba menghampiri, diikuti Ardan dan Edward bersamaan. Anak perempuan lain kembali ke kumpulan mereka.

"Ah... Aku tidak butuh-"

"Tidak, kau butuh bantal. Bagaimana seperti ini saja?" Selena tiba-tiba membantuku untuk berbaring, ternyata dia membuat pahanya sebagai bantal untukku.

Aku melihat Edward yang sedang berpikir, "Tidak perlu... aku tidak butuh-"

"Nah, semua tidur melingkar dengan cara yang sama!" Edward membuat Selena tidur di pahanya. Lalu Edward tidur di paha Chlea. Chlea tidur di paha Jack, dan Jack tidur di pahaku.

"Hei, jangan tidur di paha Gara. Dia sedang sakit-"

Aku menyela perkataan Ardan, "Tidak apa. Aku suka seperti ini."

Begitu saja, kami menikmati malam kami di tenda bersama-sama. Diselimuti kehangatan dari beberapa gemstone milik Wizard clan yang mampu terbakar, benda-benda itu melayang tidak terlalu tinggi dari tanah.

Diluar semakin dingin, begitulah kata Dylan, orang terakhir yang masuk ke tenda. Beberapa orang bernyanyi, untuk merayakan latihan kami yang sudah berakhir. Dan yang lain hanya ikut bersenang-senang memperhatikan. Ada yang sudah tertidur juga, ada yang masih melanjutkan makan.

Rasanya sangat nyaman, mengetahui aku dikelilingi teman-temanku.

Diantara clanku, hanya aku yang terbaring, mereka kembali duduk untuk menikmati perayaan sederhana itu.

1
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
neptuneee
wadduuhhh bahayaaa
neptuneee
lightt lucuuu bangettttt
CupcakeHugs
Rasanya kaya terombang ambing bacanya! Aku bener-bener merasa seperti nyata!
cutdiann: terimakasih telah membaca Metanoia; The Hybrid! terus dukung karya ini ya!!!
total 1 replies
CandycaneMissy
semangat thor,ceritanya bagus,..crazy up dong😄👍💪
cutdiann: terus dukung karya ini ya!! support!
total 1 replies
Respati Wijaya
Malesnya aku jadi senyum-senyum sendiri baca ceritanya thor.. daku tunggu nextnya
cutdiann: hahaha! terus dukung karya ini ya!!
total 1 replies
floufrouu
semangat selalu Thor aku suka ceritanya ❤️❤️
cutdiann: terimakasih! terus dukung karya ini ya!!
total 1 replies
Cinta Misnaming
Thor! Ada banyak pertanyaan di kepala saya nih.. tapi untuk sekarang saya cuma bisa bilang “hayo buruan di update thooooor!!!!!!”
cutdiann: pertanyaan apa tuh di kepala kamu?! btw, terus dukung karya ini ya!!
total 1 replies
coastbycoast
Kalau lagi patah hati, paling tepat emang baca-baca karya author. Bisa melupakan semua kesedihan~
cutdiann: terus dukung karya ini ya! biar cepet sembuh patah hatinya
total 1 replies
SecretFruity
waaah... makin seru aja nih... like for u...
cutdiann: terus dukung karya ini ya!
total 1 replies
neptuneee
jahat bener Nicholasnyaa
neptuneee
waduhh makin penasaran
neptuneee
Bagus, ceritanya bikin degdegan, berasa lagi ikut ke Akademi trus ikut ujian sama makhluk itu!
MouthofMexico
lanjut semngat menulis karya karya mu thorr sehat sll😍😘
cutdiann: makasih cuy, terus dukung karya ini ya👍🏼
total 1 replies
rowiethelabel
Ya ampun thor, kok tega sih digantung gini
Nulamal
lanjut thorr!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!