Jangan lupa follow Instagram author ya : @elaretaa
Hidup Kiara digunakan hanya untuk bekerja dan bekerja menghasilkan uang untuk orangtuanya yang begitu kejam pada Kiara, tidak ada tempat mengadu hingga sang sahabat memintanya untuk bertemu dan saling melepas rindu karena lama tidak bertemu.
Niat awal yang ingin bertamu itu justru membuat hidup Kiara berubah, karena salah paham yang terjadi dimana Kiara tidur bersama Rafa Kakak dari sahabatnya dan membuat keluarga sang sahabat meminta agar Kiara dan Rafa menikah padahal Kiara tidak mengenal pria tersebut dan Kiara juga tidak tau bagaimana ia bisa berada di kamar Rafa dan tidur dengannya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa yang akan terjadi pada Kiara?
Kenapa Kiara bisa ada di ranjang tersebut bersama Rafa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan
Hari ini adalah hari penting bagi Kiara karena hari ini adalah hari pernikahannya, pernikahan yang begitu cepat bahkan Kiara sendiri masih tidak menyangka akan menikah secepat ini. Pernikahan Kiara diadakan sangat sederhana sesuai keinginan Kiara, pernikahan yang hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat terdekat.
Pernikahan Kiara dan Rafa diadakan di kediaman Om Bagas dan Tante Natasha, hal itu karena orangtua Kiara menolak jika diadakan di rumah mereka dengan alasan rumah akan berantakan. Tante Natasha pun tidak mempermasalahkannya dan menyetujui pernikahan tersebut diadakan dirumahnya.
Akhirnya Kiara dan Rafa sudah sah menjadi suami istri, setelah ijab kabul semua keluarga dan kerabat mengucapkan selamat kepada Kiara dan Rafa. Hampir semua keluarga dan kerabat yang datang dari keluarga Rafa sedangkan Kiara hanya Ayah Anton dan Ibu Ajeng yang datang, tentu saja Kiara sudah mengundang keluarga terdekatnya, namun sayang tidak ada yang datang, Kiara merasa malu saat mengetahui hal itu apalagi keluarga Rafa berasal dari menengah atas sehingga Kiara takut jika keluarga Rafa malu karena sudah memilih Kiara sebagai istri Rafa.
Bukan hanya itu, tapi lebam pada wajah Kiara yang masih ada meskipun hampir tertutup makeup, tapi tetap saja lebam tersebut masih terlihat. Meskipun tidak ada yang membahasnya, namun Kiara pikir jika semua orang mampu melihat lebam tersebut dan akan membicarakan yang tidak-tidak tentang Kiara dan Kiara mencoba mengenyahkan pikiran itu.
Setelah semua keluarga dan kerabat mengucapkan selamat pada Rafa dan Kiara, Ayah Anton dan Ibu Ajeng menghampiri mereka. "Mana uangnya?" tanya Ibu Ajeng pada Rafa.
"Bu," Kiara tidak habis pikir jika Ibu Ajeng akan meminta uang tersebut sekarang.
"Ikut saya," ucap Rafa.
"Kamu disini dulu," ucap Rafa dan meninggalkan Kiara di ruang tamu tempat mereka mengadakan pernikahannya.
"Rafa nih gimana sih, baru juga punya istri ditinggal aja," goda Benny.
"Tau nih, gue bawa kabur istrinya nanti ngamuk," goda Hito.
"Apa sih Kak Benny sama Kak Hito ini, enak aja Kakak ipar aku mau di bawa kabur," ucap Rachel dan menghampiri Kiara.
"Bercanda Ra," ucap Hito.
"Capek gak? kalau capek ke kamar aja," tanya Rachel.
"Aku gapapa kok," ucap Kiara dengan senyum canggungnya.
"Nungguin Rafa itu, masa pengantin ke kamar sendirian," ucap Benny.
"Kak Benny ngomong sekali lagi, Rachel timpuk pake botol minum," ucap Rachel.
"Gitu aja marah, Ra," ucap Benny.
Rachel sendiri memang akrab dengan sahabat Rafa, bagaimana tidak karena sedari kecil Rachel sudah mengenal semua sahabat Rafa dan mereka juga sering mengajak Rachel bermain, sehingga Rachel tidak canggung dengan sahabat-sahabat Rafa.
Disisi lain, Rafa saat ini tengah bersama Ayah Anton, Ibu Ajeng dan Papa Bagas. "Ini uangnya, kalian bisa gunakan seperlunya saja," ucap Rafa.
Dengan cepat Ayah Anton mengambil uang tersebut, "Nah bagus," ucap Ayah Anton.
"Kiara sekarang sudah menjadi istri Rafa, jadi kalian sudah tidak ada hak lagi pada Kiara," ucap Papa Bagas.
"Gak masalah," ucap Ayah Anton.
"Kalian boleh ambil Kiara lagi, saya dan suami saya tidak akan mempermasalahkannya lagi," ucap Ibu Ajeng.
"Ayo pulang, Bu," ajak Ayah Anton.
"Kalian pamit dulu sama Kiara," ucap Papa Bagas.
"Iya," jawab Ibu Ajeng.
Mereka pun keluar dari ruang kerja Papa Bagas lalu Ibu Ajeng dan Ayah Anton segera menghampiri Kiara, "Ibu pulang ya, jangan malu-maluin keluarga kau. Ibu udah dapat uangnya, mulai sekarang jangan lagi temui Ibu, Ibu sudah tidak butuh kamu lagi, Ibu jijik lihat wajah jelekmu," bisik Ibu Ajeng dengan mencengkram bahu Kiara.
Lalu Ayah Anton juga menghampiri Kiara, "Begini kalau jadi anak itu yang berguna, sekarang kau bukan bagian keluargaku jangan ke rumah lagi, lagipula aku juga gak sudi punya anak kayak kamu," bisik Ayah Anton lalu pergi meninggalkan Kiara.
"Lo gapapa?" tanya Rachel menghampiri Kiara yang sendirian setelah melihat Ayah Anton dan Ibu Rachel pergi meninggalkan Kiara.
"Aku gapapa kok," ucap Kiara dengan senyum yang dipaksakan bahkan matanya sudah berkaca-kaca.
"Ayah sama Ibu lo bilang apa? mereka gak ngancam lo kan?" tanya Rachel.
"Aku beneran gapapa, Ra," ucap Kiara.
"Gak percaya gue, mereka pasti jahat kan sama lo. Ki, lo sekarang bagian dari keluarga gue dan gue gak akan biarin orangtua lo jahatin lo lagi," ucap Rachel.
Kiara yang mendengar hal itupun terharu karena sekarang ia sudah memiliki keluarga baru dan keluarganya sekarang begitu perhatian pada Kiara bahkan selama Kiara hidup dengan Ibu Ajeng dan Ayah Anton, mereka tidak pernah sekalipun menanyakan keadaan Kiara.
"Ki, lo gapapa?" tanya Rachel lagi.
Namun, pertanyaan Rachel kali ini mampu membuat pertahanan Kiara hancur, Kiara menangis dalam diam dan menundukkan kepalanya agar tidak ada yang tau, sayangnya Mama Natasha yang baru selesai dari dapur melihat Kiara yang menangis segera menghampiri Kiara.
"Sayang, kenapa nangis?" tanya Mama Natasha.
Suara Mama Natasha cukup keras sehingga membuat semua yang ada disana menatap Kiara yang dikerubungi Mama Natasha dan Rachel, untung saja disana hanya ada keluarga Papa Bagas dan juga sahabat Rafa karena keluarga besar Papa Bagas sudah pulang.
Rafa yang awalnya tengah mengobrol dengan sahabatnya pun segera berdiri dan menghampiri Kiara, "Ada apa? kenapa nangis?" tanya Rafa.
"A-aku gapapa kok, Kak," ucao Kiara dan menghapus air matanya.
"Kamu bawa istri kamu ke kamar dulu, pasti dia capek. Wajar kok kalau dia sedih karena harus berpisah dari orangtuanya," ucap Mama Natasha dan diangguki Rafa.
Tentu saja Mama Natasha hanya berbual, karena di rumah tersebut masih ada sahabat Rafa sehingga tidak mungkin Mama Natasha mengatakan yang sebenarnya bagaimana sikap keluarga Kiara pada Kiara.
"Ayo ke kamar," ajak Rafa.
"Tapi, gapapa Kak?" tanya Kiara.
"Gapapa, kamu ke kamar aja, lagian kan tinggal sahabatnya Rafa aja," ucap Mama Natasha dan diangguki Kiara.
Kiara pun berdiri dan berjalan dibelakang Rafa, "Ngebet banget pengen ke kamar, belum malam loh," ucap Roby.
"Raf, jangan nganu dulu ya," ucap Benny.
"Nih orang suaranya," ucap Kevin.
Rafa hanya diam dan tidak merespon perkataan sahabat-sahabatnya, berbeda dengan Rafa. Kiara justru malu karena sahabat Rafa mengucapkan hal tersebut tanpa beban sedikitpun, untung saja Rafa tidak melihat kearahnya sekarang karena jika Rafa melihatnya pasti Kiara akan bertambah malu karena ketahuan pipinya merah.
Tak lama setelah itu, mereka pun sampai di kamar Rafa. Ini adalah kedua kalinya Kiara masuk ke dalam kamar tersebut, kamar bernuansa abu-abu dan putih itu begitu bersih dan juga wangi.
"Kamu istirahat dulu, aku keluar samperin temen-temenku dulu," ucap Rafa dan diangguki Kiara.
.
.
.
Bersambung.....