Terlahir dari keluarga berada dan putri bungsu satu satunya, tidak menjamin hidup Sabira Rajendra bahagia.
Justru gadis cantik yang berusia 18 th itu sangat di benci oleh keluarganya.
Karena sebelum kelahiran Sabira, keluarga Rajendra mempunyai anak angkat perempuan, yang sangat pintar mengambil hati keluarga Rajendra.
Sabira di usir oleh keluarganya karena kesalahan yang tidak pernah dia perbuat.
Penasaran dengan kisah Sabira, yukkkk..... ikuti cerita nya..... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Pulang sama aku." ujar Bagas yang menahan tangan Sabira.
"Ihhh... Apa sih." kesal Sabira, berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Bagas, namun sia sia saja, karena Bagas tidak mau melepaskan cekalannya dari tangan Sabira.
"Pulang sama aku, baby." ulang Bagas dengan tersenyum tampan.
"Lepas ih.... Malu di lihat orang, lagian aku juga belum pulang, masih mau latihan poli." ketus Sabira.
"Baiklah, aku akan temanin kamu sampai selesai latihan." putus Bagas.
"Gas.... " rengek Sabira yang sudah tidak tahan dengan kelakuan Bagas dari pagi terus saja menempelinya seperti lintah.
"Apa sayang." acuh Bagas.
Sudah lah, Sabira tidak tau mau berkata kata lagi, dia biarkan saja Bagas mengikutinya kemana pun Sabira pergi.
"Mau masuk juga?! " ketus Sabira saat sampai di ruang ganti, Bagas tetap mengekorinya.
"Boleh? " sahut Bagas dengan polosnya.
"Bug.... Dasar mesum." kesal Sabira memukul bahu Bagas, lalu berlari dengan cepet meninggalkan Bagas di depan pintu ruang ganti.
"Aduh...." Bagas mengaduh mendapatkan pukulan yang lumayan panas di bahunya, namun pelakunya sudah hilang dari hadapannya.
"Dasar pacar bar bar." kekeh Bagas dan berjalan ke arah bangku panjang yang terletak di depan ruang ganti tersebut.
Sambil menunggu pujaan hatinya itu, Bagas mengeluarkan hpnya, dan melihat sosial media untuk menghilangkan rasa jenuhnya.
"Ngapain loe bro? " tiba tiba Aldi datang menghampiri Bagas.
"Nunggu pacar gue." acuh Bagas matanya tak beralih dari hpnya.
"Ngapain nungguin di sini, mending kita main basket yuk." ajak Bagas.
"Nggak dulu, loe aja sana." acuh Bagas.
"Astaga, nggak akan hilang Sabira, lagian lapangan basket sama voli dekatan kok." ujar Aldi yang belum berhenti membujuk Bagas.
"Suka suka gue, loe klau mau main, main aja sana." usir Bagas dengan ketus.
"Dasar bucin." cibir Aldi kesal melihat Bagas yang tidak berhenti memandangi foto Sabira yang diam diam dia ambil.
Bagas hanya acuh dan mengedikan bahunya.
Akhirnya Aldi pasrah dan meninggalkan laki laki bucin itu di depan ruang ganti wanita.
"Kenapa muka loe di tekuk kek gitu? " heran Geri.
"Kesel gue sama teman loe yang bucin akut itu, mentang mentang baru pacaran ceweknya di tempeli mulu kaya lintah, gue ajak latihan nggak mau, malah nungguin ceweknya depan ruang ganti wanita." kesal Aldi bersungut sungut.
"Hahaha.... Lagian loe kurang kerjaan, biarin aja sih, namanya juga baru merasakan indahnya jatuh cinta." ujar Foto terbahak kencang.
Wajah Aldi makin di tekuk mendengar jawaban sahabatnya itu.
"Lagian nggak usah di tungguin juga, kan lapangan voli sama basket itu nggak jauh, malah dekat banget, dia kan bisa latihan sambil nunggu Sabira latihan." kesal Aldi.
Sementara di ruang ganti sana, Sabira mengomeli Bagas.
"Kamu ngapain masih di sini, kurang kerjaan kah?" omel Sabira yang tau hari ini juga ada jadwal anak basket latihan.
"Tentu saja nungguin pujaan hati aku." santai Bagas dengan senyum manis di bibirnya.
"Dih, nggak jelas, kamu latihan sana, bukannya hari ini anak basket juga latihan? " ketus Sabira yang selalu deh degan melihat senyum di bibir si tampan itu.
"Ciee.... Ternyata selama ini kamu juga perhatian ya sama aku." kekeh Bagas menaik turukan alisnya.
"Apaan sih, ngaco kamu, jelas aku tau, kita sama sama latihan di hari yang sama, ngapain merhatiin kamu." ketus Sabira meninggalkan Bagas di sana.
Namun bukan Bagas namanya klau tidak mengikuti Sabira.
"Ngapain ngikutin aku terus sih, sana latihan." omel Sabira.
"Aku mau liat baby latihan." rengek manja Bagas membuat Sabira bergidik ngeri melihat tingkah sok imut Bagas itu, laki laki yang biasanya cool dan tiba tiba seperti ini membuat dia takut.
"Sudah sana latihan, klau nggak latihan sekarang, jangan harap aku mau pulang sama kamu." ancam Sabira.
"Ya.... Kok gitu sih." rajuk Bagas.
"Latihan, atau aku nggak pulang bareng sama kamu." ulang Sabira galak.
"Iya iya aku latihan." pasrah Bagas dengan muka di tekuk.
"Bagus, anak pintar." Sabira menepuk nepuk pelan bahu Bagas, setelahnya lansung pergi tanpa memperdulikan Bagas lagi.
"Ck, malah di tinggal." kesal Bagas dia berjalan ke arah kamar ganti pria, untuk mengganti seragamnya.
Tak selang berapa lama, Bagas sudah berada di lapangan basket dengan wajah di tekuk.
"Kenapa loe, katanya nggak mau latihan? " tanya Geri.
"Di usir gue, di suruh latihan Sabira, klau nggak latihan, dia nggak mau pulang sama gue, padahal kan gue pengen nemanin dia latihan." keluh Bagas tak bersemangat.
"Astaga, benar benar bucin akut loe, noh lapangan voli aja depan mata, nggak harus nyebrang laut dulu buat liat pujaan hati loe, loe masih bisa curi curi pandang saat latihan." kesal Aldi.
"Tau nih, liat noh cewek loe semangat banget latihannya, masa loe malah kaya ayam sayur." cibir Geri.
Bagas bukan tersinggung mendengar ucapan para sahabatnya itu, justru dia tidak mendengarkan sama sekali ocehan sahabat sahabatnya itu, dia malah fokus melihat Sabira yang lagi latihan.
"Astaga, anak om Daren ini, kenapa jadi gini sih, ngeri klau dia jatuh cinta, nyesel juga gue dukung dia untuk pacaran klau ujung ujungnya kaya gini." kekeh Fero geleng geleng kepala.
"Gimana mas, Regan tau siapa gadis yang mencuri hati anak kita itu, sampai samapai membuat anak kita uring uringan beberapa hari ini? " cecar mama Bagas kepada sang suami yang baru saja pulang kerja.
Tuan Daren terkekeh melihat tingkah istri tercintanya itu.
"Sabar dong cantik, suami mu ini baru pulang bukannya di suguhin sama minum atau di pijit, malah lansung di berondong sama pertanyaan." kekeh tuan Daren merangkul sayang pinggul wanita yang tidak lagi muda itu, namun masih terlihat sangat cantik dan menawan.
"Ihhhss... Mas mah, aku kan penasaran mas." rengek manja sang istri, yang sangat di sukai oleh tuan Daren, istrinya memang seperti itu, selalu bersikap manja kepadanya.
Cup...
Satu kecupan manis melayang ke pipi chuby wanita cantik itu.
"Kamu gemesin banget sih sayang, kamu mau tau jawabannya." tanya tuan Daren menarik turunkan alisnya.
"Ya iya lah, dari tadi aku nungguin mas pulang, untuk tau siapa gadis itu." sungut sang istri.
Tuan Daren terkekeh melihat wajah kesal sang istri.
"Mas kasih tau, tapi ada syaratnya." ujar tuan Daren dengan senyum jahilnya.
"Ihhh... Kebiasaan deh." kesal sang istri yang tau kemana ujung permintaan sang suami.
"Hahaha.... Kamu kan tau, mas nggak mau rugi." kekeh Tuan Daren membawa sang istri ke dalam kamar pribadi mereka, dan tanganya mulai tidak bisa di kondisikan lagi.
"Haiiss.... Gini amat punya laki, nggak pernah mau rugi." gerutu nyonya Camelia yang mau tidak mau mengikuti kemauan sang suami.
Bersambung.....
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya....😘😘😘
Maaf ya... kemaren mamak nggak up, mudah mudahan hari ini mamak bisa up lebih dari dua bab, buat pagi ini satu dulu ya, soalnya tugas dunia nyata sudah menunggu di depan mata😁
nunggu besok deh/Smug/