NovelToon NovelToon
Batalyon Pulau Karang

Batalyon Pulau Karang

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Pengawal
Popularitas:27.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Berawal dari pertemuan tidak sengaja dengan seorang gadis yang disangka adalah seorang wanita malam malah membuat Letnan Rico semakin terjebak masalah karena ternyata gadis tersebut adalah anak gadis seorang Panglima hingga membuat Panglima marah karena pengaduan fiktif sang putri.

Panglima memutasi Letnan Rico ke sebuah pelosok negeri sebagai hukumannya setelah menikahkan sang putri dengan Letnan Rico namun tidak ada yang mengira putri Panglima masih menjalin hubungan dengan kekasihnya yang notebene adalah sahabat Letnan Rico.

Mampukah Letnan Rico mendidik sang istri yang masih sangat labil. Bagaimana nasih sahabat Letnan Rico selanjutnya??? Apakah hatinya sanggup merelakan sang kekasih?? Siapakah dia??

Konflik, Skip jika tidak sanggup..!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Harga yang harus di bayar.

Siang ini Papa Harso dan Mama Delia udah kembali ke ibukota. Bertumpuk pesan mendarat di kepala Bang Danar. Agaknya kini jika Nindy sampai menangis maka musuh terbesarnya adalah kedua orang tuanya terutama Mama Delia.

"Kenapa tidak di antar sampai bandara?" Tanya Nindy saat Bang Danar ternyata hanya mengantar Mama Delia dan Papa Harso hanya sampai depan kawasan rumah sakit.

"Rasanya Abang ini di permainkan keadaan. Kamu minta Abang temani Mama dan Papa sedangkan Mama dan Papa selalu mengancam Abang."

Nindy tersenyum melihat ekspresi wajah Bang Danar. Apapun yang terjadi memang saat ini suasana hatinya sedang bahagia.

tok.. tok.. tok..

"Selamat siang Nindy..!!!" Sapa Bang Gugus bersama dokter yang menangani Nindy.

"Selamat siang dokter Gugus, Selamat siang dokter Frans..!!" Balas Nindy.

"Waah.. sudah sehat. Sudah bisa di bawa pulang nih." Kata Dokter Frans kemudian memeriksa denyut nadi Nindy.

"Alhamdulillah." Bang Danar pun turut sumringah mendengar Nindy sudah bisa pulang hari ini tapi ada satu kejutan untuk Nindy.

...

"Kita nggak ke asrama ya, Bang??" Tanya Nindy heran. Karena mobil Bang Danar melaju ke arah berlawanan.

"Nggak lagi. Sampai urusan am*lden Abang selesai, kita tinggal di hotel ini. Setelah Abang di lepas dari Batalyon, baru kita pindah ke asrama Kompi di kaki gunung sana." Tunjuk Bang Danar pada sebuah kaki gunung. "Tinggal saja di hotel. Tidak usah ketemu orang-orang itu lagi."

Nindy tersenyum kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu Bang Danar. "Iya, Abang."

Bang Danar ikut tersenyum, harus ia akui setiap apapun yang di lakukan Nindy membuat denyut nadinya berdesir lebih cepat hingga sekujur tubuhnya terasa menegang.

'Inikah jatuh cinta??'

...

Nindy melompat kegirangan melihat indahnya pemandangan. Lampu terang menyala menjadi hiasan malam yang indah.

"Jangan loncat, sayang..!!" Ujar Bang Danar setengah panik kemudian menarik pinggang Nindy ke dalam pelukannya.

Nindy pun terhenyak, kata 'sayang' itu begitu terdengar indah di telinganya. Ia menunduk malu.

Seperti biasa, ekspresi seperti itu membuat Bang Danar seakan tidak bisa menahan diri.

"Apa yang salah? Masa tidak boleh Abang panggil begitu??"

"Boleh." Jawab Nindy dengan senyumnya.

Tak ada basa basi lagi, Bang Danar membawa Nindy ke atas tempat tidur. Tapi di saat itu juga Nindy menolaknya.

"Jangan, Bang..!! Nindy takut." Tolak Nindy.

"Takut apa? Kemarin ada kecelakaan kerja. Sekarang tidak akan lagi." Janji Bang Danar.

Sebenarnya Bang Danar tidak ingin macam-macam, hanya sekedar ingin memeluk dan mengungkapkan rasa sayang karena mengingat istrinya sedang masa pemulihan tapi sikap manja Nindy nyatanya membuat sisi batinnya sedikit goyah.

Mendengar ucapan Bang Danar, Nindy balas memeluknya kemudian berniat mengecup bibirnya tapi Bang Danar sedikit menghindar.

Nindy melepas pelukannya tapi Bang Danar jelas tak melepasnya begitu saja. "Jangan ngambek kenapa sih, Neng???"

"Tadi Abang dekat-dekat. Sekarang Abang menjauh." Omel Nindy.

"Abang menghindar bukannya tidak mau atau tidak suka" tangan Bang Danar menyentuh perut Nindy yang masih datar. "Terus terang Abang kangen, kangen banget dek..!! Tapi kasihan si kecil kita. Abang tidak mau hanya karena egoisnya Abang.. kamu dan anak kita tersakiti sebab Abang tau bagaimana kelakuan Abang sendiri, sekali di beri sulit untuk berhenti."

"Kalau Abang nggak bisa, Nindy bisa." Jawab Nindy.

Bang Danar menyentil kemudian mengecup kening Nindy. "Seharusnya kamu bantu Abang, bukannya tambah menyeret Abang ke dalam 'kesesatan'."

Nindy memasang wajah cemberutnya tapi tangannya dengan nakal menyelinap masuk dan meraba dua tombol on / off di dada Bang Danar.

Bang Danar memejamkan mata tidak ingin terbawa perasaan tapi rasanya begitu sulit.

"Abang nggak tanggung jawab lho, dek..!!" Ancam Bang Danar mulai mendekatkan wajahnya pada Nindy.

"Terus siapa yang akan tanggung jawab?? Bang Rico????" Ujar Nindy sengaja memancing masalahnya sendiri.

Emosi Bang Danar seketika merangkak naik membakar ubun-ubun kepala. Bang Danar mengarahkan wajah Nindy agar bisa menatapnya. "Apa kamu bilang??? Coba ulang sekali lagi kalau berani..!!!!!!!"

Nindy tetap menatap wajah Bang Danar dengan lekat, sorot mata tajam itu penuh amarah. Nindy mengecup bibir penuh aroma asap rokok.

Seketika kesal Bang Danar luruh, Bang Danar balas mengecup bibir Nindy.

"Jangan memancing pertengkaran seperti itu..!! Abang benar-benar nggak suka, dek..!!" Tak peduli dengan apapun lagi, Bang Danar melepas kaosnya.

//

Bang Rico melihat banyak anggota Batalyon dan kompi membantu mengangkut barang milik Bang Danar.

Hatinya terasa pedih mengingat persahabatan nya dengan Danar. Benar kata orang, ternyata wanita juga bisa menghancurkan sebuah persahabatan. Ia hanya bisa menatap pilu rumah yang kini mulai sepi, teringat olehnya saat mereka baru mendaftar masuk pada akademi militer.

Bang Rico segera masuk ke dalam rumah. Tubuhnya sudah sedemikian lelah dengan banyaknya pekerjaan, Bang Rico pun duduk bersandar di sofa sekedar memudarkan rasa sakit kepala.

"Kei mau bicara..!!" Kata Keinan dengan nada ketus.

"Tolong beri Abang waktu sepuluh menit saja untuk istirahat, setelah itu kita bicara..!! Abang capek sekali, Kei. Abang mau berangkat kerja sebentar lagi..!!" Jawab Bang Rico tidak ingin berdebat.

"Kei capek dengan pernikahan kita. Apa yang kita rasakan hanya pura-pura. Kei nggak pernah cinta sama Abang, Abang pun menikah dengan Kei karena merasa bersalah."

"Lalu kamu maunya bagaimana??? Jadi janda atau duda juga tidak mudah." Sambil memejamkan mata, Bang Rico tidak ingin menanggapi ocehan Keinan yang sembrono.

"Kita cerai..!!"

Bang Rico membuka matanya. Langit-langit rumah terasa berputar-putar. "Lalu kamu akan mengganggu hubungan Danar dan Nindy???"

Keinan menangis sesenggukan. "Bang Danar itu hak nya Kei kan, Bang??? Kei yakin Bang Danar juga terjebak dengan rasa yang sama seperti Kei. Kalau saja tidak ada kejadian seperti ini, pasti Kei dan Bang Danar sudah menikah."

"Inikah kedewasaan dan kebebasan yang kamu inginkan??? Kamu mabuk di cafe itu sampai di kejar orang hanya karena ingin di akui menjadi wanita dewasa. Jika kamu benar-benar dewasa, kamu akan belajar ikhlas menerima kenyataan..!! Danar bukan milikmu. Pernikahannya dengan Nindy sudah mengesahkan apapun di antara mereka. Jika kamu benar-benar wanita yang baik, kamu juga akan memahami perasaan Nindy. Sakit sekali rasanya harus berdebat dengan masa lalu pasangan." Ucap Bang Rico.

Bang Rico tau istrinya belum bisa mencintainya. Tapi dirinya akan berusaha sekuatnya untuk mempertahankan pernikahan.

Mungkin inilah konsekuensi dari segala perbuatan. Sakit itu harus ia telan sebagai bayaran atas perbuatannya sebelum memasuki jalur pernikahan.

.

.

.

.

1
dyah EkaPratiwi
semoga tidak terjadi apa2 sama bang danar
putri
gagah namanya 👍👍👍👍👍👍
Mika Saja
betul yg dikata bang ruco bang danar,,,,,fokus selesaikan dengan rapih pulang.....
putri
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
putri
semangaaaaat mbak naraaaaa nulisnyaaaaa🥰🥰🥰🥰
cipa
semoga ga ada tragedi besar bng danar celaka di misi perdamaian....


hayo kak remake tokoh²nya
sri wulandari
duh bertugas apalagi bang danar smg baik2 sj.. kok firasatku jelek y.. hmmm
Septi Astuti
aku deg2an... semoga bang Danar baik2 aj
dyah EkaPratiwi
semoga tidak terjadi apa2 sama bang danar
Mika Saja
🤭🤭🤭kirain ada hubungannya dengan bang Dallas,,
Mika Saja
untung macan tutulnya nurut,akhirnya kesampan ngidamnya,sampai dibela2in dr jau dr pulau karang....mba nara semangatttt
Mika Saja
ko ucapanmu menyedihkqn sekali bang danar
Rini Haryas Sulistyo
Smangat menulis kak Nara, hasil karyamu sll sy ikuti, krn ceritanya sll menarik, terima kasih utk up nya🙏🏼♥️
Nabil Abshor
Recomend bgt buat dibaca, selalu suka sama critanya mbak nara,,,, semangat ya,,,, succes sehat² sll,,,, lopeyu,,, 🥰🥰🥰
sri wulandari
semangat kak
dyah EkaPratiwi
seluruh cerita kakak bagus banget, semangat kak
Ratna dewi pravitasari
asli cerita kak nara tuh seru banget semuanya ada berasa masuk kedlm dunianya sehat² kak nara ... sehat bang danar dan bumil nindy /Kiss/
Lendra malayu
bang dhanar n Nindy nikmatilah masa2 bahagia ini /Kiss//Rose/
dyah EkaPratiwi
semoga g ada penghalang mereka bahagia
putri
🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!