Cerita Novel Penjaga Kuil Naga.
Selamat Datang kepada Para Pembaca.. Kali ini saya menulis Cerita tentang seorang anak yang sangat Miskin, Kuliah disalah satu Universitas ternama dikota Gowe, Namun dia selalu diremehkan dan tidak dianggap oleh Mahasiswa lain anak-anak orang kaya. Pemuda Miskin dan kurus yang diperankan oleh Pemeran utama adalah Lemon. Ada banyak Wanita yang mengagumi Lemon keprinadiannya, karna dia memiliki kemampuan yang luar biasa.
Dewi merupakan salah satu pengagum Lemon, bahkan bukan hanya Dewi. Tiwi Song dan beberapa gadis cantik yang lain, mengagumi keprinadian Lemon.
Penasaran dengan Alur Ceritanya...??
Silahkan ikuti terus Ceritanya...!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeprism4n Laia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Aura Energi Yang Kuat
"Terimakasih banyak Pak".
Kemudian Mawar mengambil uang dari dalam dompetnya, dan memberikannya kepada Pak Supir, tapi pak supir menolak
"Maaf Non.. Tidak usah.. Saya ikhlas membantu Kalian..!!".
Pak supir menolak dengan hormat.
Junis dan Mawar pergi meninggalkan tempat itu terlebih dahulu, Lemon sengaja mendahulukan mereka untuk pergi, untuk menghindari hal-hal yang tidak terduga.
Setelah mobil mawar tidak terlihat lagi, Lemon bergegas pergi dari tempat itu. Sementara Jarbi dan Kebo masih tergeletak ditanah, mereka tidak bisa pergi karena masing-masing mereka telah mengalami Patah Tulang.
Diperjalanan Handphone Lemon tiba-tiba berdering, kemudian dia mengangkatnya:
"Halo Tuan, ini saya Hasrat, Hasrat Naibaho" Hasrat Naibaho menelpon Lemon, karena permintaan Lemon untuk merekrut Anggota Baru.
"Ya.. Ada apa?” Lemon menjawab dengan suara yang tegas.
"Apakah malam ini ada kesempatan Tuan, saya ingin bertemu dengan Tuan, ada beberapa hal penting yang perlu kita bahas" Hasrat Naibaho berkata dengan Jujur.
"Baik nanti malam jemput saya" Lemon berkata dengan Nada Suara Tegas.
"Baik Tuan" Hasrat berkata dengan hormat, selesai berkata sambungan telepon langsung terputus.
Mobil yang ditumpangi Lemon melaju dengan cepat, beberapa saat kemudian mobil berhenti didepan Rumah yang sangat Luas.
Rumah kediaman Patriak Chandra, luasnya bagaikan lapangan sepakbola, dihalaman Rumah dipenuhi dengan Patung-patung dengan berbagai macam Model.
Ada yang bermodel manusia, kuda dan lain sebagainya. Setelah memasuki pintu Masuk, Lemon seketika melihat lintasan cahaya, dan merasakan Aura Energi yang sangat besar.
Namun Lemon tidak bisa memastikan Energi tersebut.
Setelah sampai didepan Pintu, Kenji sudah berdiri didepan dengan membungkukan badanya, "Salam Hormat Tuan, selamat datang di Rumah Keluarga Chandra".
"Tidak usah terlalu formal, macam kita belum pernah ketemu" Lemon berkata dengan menebar senyuman.
"Silahkan Tuan, Patriak Keluarga Chandra sudah menunggu Anda didalam" Kenji mempersilahkan Lemon untuk masuk kedalam.
Lemon hanya bisa menganggukan kepalanya, dan mengikuti Kenji dari belakang.
Ketika sampai didalam Aula keluarga Chandra, Lemon sedikit terkejut, karena dirinya belum pernah menginjakan kaki dirumah semewah ini.
Lemon membungkukan Tubuhnya memberi hormat kepada Restu Chandra, yang sedang duduk dikursi pribadinya, ditengah-tengah Aula.
"Salam Patriak Chandra, Lama tidak ketemu" Kata Lemon dengan nada memberi hormat.
"Aah.. Tuan Lemon terlalu sungkan, saya yang seharusnya memberi hormat kepada anda".
Restu Chandra sedikit sungkan dengan sikap Lemon barusan.
"Silahkan duduk" Restu Chandra mempersilahkan Lemon untuk duduk.
Setelah duduk, Lemon tidak basa-basi, dia langsung berkata: "Tuan Patriak, Apakah semua bahan obat yang telah saya pesan apa sudah ada?".
Lemon berkata dengan sungguh-sungguh.
"Sudah Tuan" Kenji yang berdiri disamping bergegas menjawab.
"Baik, saya ingin mulai meraciknya sekarang, karna saya masih ada kesibukan lain yang harus saya urus".
Selesai berkata Kenji bergegas menyuruh pelayan untuk membawa semua bahan obat yang sudah dibeli, kemudian meletakannya didepan Lemon.
"Saya membutuhkan Ruangan khusus yang tidak bisa diganggu, untuk memurnikan semua bahan obat ini.
"Baik Tuan silahkan ikuti saya" Kenji menuntun Lemon dibelakang Aula, dibelakang Aula terdapat sebuah kamar kosong yang jarang digunakan, walaupun ruangan itu jarang digunakan, namun kebersihan dan penataan ruangan tersebut tetap terjaga.
Setelah semua bahan Obat dimasukan didalam kamar, Lemon kemudian berkata sambil mengibaskan tanganya "Silahkan kalian keluar, ingat jangan sampai ada yang masuk sebelum saya memberi perintah!".
"Baik Tuan" Mendengar Perintah dari mulut Lemon, Kenji dan Pelayan langsung bergegas keluar dari dalam Kamar.
Lemon mengambil semua bahan obat, kemudian dia duduk bersilah diatas ranjang, dan meletakan bahan obat didepannya.
Lemon menutup Matanya, seketika Buku Mata Dewa Aktif.
Perlahan Kabut Putih Tipis Mulai Muncul dari antara Jari-jari Lemon, lama kelamaan Kabut putih itu menyelimuti seluruh tubuhnya, dan membungkus seluruh tubuhnya bersama dengan bahan obat yang ada didepannya.
Cahaya keemasan terlihat bagaikan petir dari dalam kabut, membombardir seluruh obat yang ada dihadapan Lemon.
Kenji yang berjaga diluar, tercengang melihat Asap putih, yang keluar dari Celah-celah bawah pintu kamar, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya merasa ngeri.
Dimanor Kampus Dewi tiba-tiba bertemu dengan Vina, Vina yang melihat Dewi hanya bisa memonyongkan Bibirnya dan memutar Bola Matanya.
Melihat ekspresi Vina yang memonyongkan bibirnya, Dewi mencibir dengan penuh penghinaan
"Aaiis.. Dasar Wanita J*lang, Perempuan Matre yang hanya mengincar Lelaki kaya, Huss! Terlalu begitu menjijikan...!".
Dewi tidak menyukai kepribadian Vina, ketika Vina menghina Lemon dikantin Kampus, ditambah lagi Vina yang sangat Arogan dan Sombong.
Mendengar Dewi mencibir, seketika raut wajah vina berubah menjadi merah, kemudian dia menatap Dewi denga dingin.
Vina melangkah kearah Dewi lalu mensejajarkan Wajahnya dihadapan Dewi dan berkata:
"Saya memang kelihatan seperti Penjahat, yang terang-terangan mencuri disiang bolong, dari pada dirimu yang sok suci, hanya bisa memendam perasaan kepada Lelaki, tidak berani mengutarakannya! akhirnya hanya berani memainkan kem*luan sendiri!".
Selesai berkata Vina tertawa terbahak-bahak. *plok... Sebuah tamparan mendarat dipipi mulusnya Vina.
Dewi menampar Vina karena kata-kata Vina yang sudah terlalu membual.
tp yg gratis.. dijakarta g ada susah nyarinya?
ko kalo naek ke langit terus kalo d tempat terbuka boleh lah kalo naek ke atas langit 😂😂😂
tanpa mengotori tanGAN mc
kadang2 author ini