IG: puputhamzah24
Ayunda terpaksa menikah dengan Gunadarma yang sikapnya dingin dan sombong. Guna dan Ayu bekerja di perusahaan yang sama dan ini semakin membuat hati Ayu makel. Ada-ada sajah titah dan tuduhan Guna terhadap Ayu.
Adinda, adiknya Ayu, demi sebuah ponsel mahal, rela didekati seorang pria bertitel CEO. Akankah Adinda berhasil mendapatkan suami CEO seperti saudarinya atau malah nasibnya lebuh apes?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puputhamzah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tragedi di pagi hari
Malam pertama dihabiskan dengan tidur dan tanpa sadar keduanya tidur dengan saling memeluk, tak ada yang terjadi seperti yang diharapakan para orang tua yang menginginkan keduanya segera memproses kehadiran cucu mereka. Mendengar suara azan dari ponselnya membuat Ayunda membuka matanya dsn terkejut saat bibirnya berada dikulit seseorang. Posisi bibir Ayunda menyetuh dada Guna yang terlelap tanpa memakai bajunya. Ayunda segera menunduk dan menyikap selimut dan ia bernapas lega karena ternyata ia masih memakai pakaian lengkap.
Ayunda mejauhkan tubuhnya dan segera duduk. Ia melihat di jarinya dan terdapat sebuah cincin pernikahan dan ia juga melihat dijari Guna juga terdapat cincin. Ayunda menepuk pipinya dan meyakinkan diri jika ini adalah mimpi.
"Matikan ponselnya!" ucap Guna. ia terduduk dan segera turun dari ranjang. Guna mengahadap Ayunda dan menujuk dadanya yang terdapat air yang belum mengering. "Ini apa?" tanya Guna.
Ayunda segera mengambil ponselnya dan mematikannya. "Nggak tahu" ucap Ayunda dengan wajah yang memerah.
"Dasar wanita ileran" ucap Guna membuat Ayunda melototkan matanya dan ia mengambil bantal dan melepar bantal itu hingga mengenai kepala Guna.
Guna menatap Ayunda dengan datar. "Sekarang saya tahu kebiasaan aneh kamu, kamu suka cium saya dan juga suka memeluk saya. Ternyata kamu memang luar biasa Ayu!" ucap Guna membuat Ayunda segera berdiri dan menatap Guna dengan tatapan kesal.
"Mana aku tahu kalau aku yang peluk kamu duluan atau kamu yang peluk aku duluan dan siapa juga yang ileran kamu tuh... yang ileran!" teriak Ayunda membuat Guna mengangkat kedua alisnya.
"Lihat di bibir kamu!" ucap Guna.
Ayunda segera berlari menuju wastafel yang berada didalam kamar mandi dan ia melihat air yang mengering di sudut bibir dan pipinya. Guna masuk kedalam kamar mandi dengan handuk dipingganya. Ia segera menggeser tubuh Ayunda dengan lengannya agar bergeser.
"kamu ini apa-apaan sih?" kesal Guna.
"Saya mau sikat gigi, mandi dan sholat!" ucap Guna.
"Aku juga mau sikat gigi, mandi dan juga sholat!" ucap Ayunda tidak mau kalah. Ia mengambil sikat gigi dan segera mengosok giginya sama seperti Guna yang sedang mengosok giginya. Guna menggosok giginya dengan santai sambil menatap kaca yang memperlihatkan wajah dirinya dan juga Ayunda.
Ayunda tidak mau kalah ia menggosok giginya sambil menatap Guna dengan tatapan kesal. Guna berkumur dan kemudian membersihkan bibirnya dengan air. Ayunda juga mengikuti apa yang dilakukan Guna.
Guna melangkahkan kakinya dan Ayunda juga melangkahkan kakinya hingga ia membenyur punggung Guna yang sengaja berhenti mendadak. "Aduh kenapa berhenti nggak bilang-bilang!" kesal Ayunda sambil mengelus dahinya.
"Kamu mau kemana? mau mandi?" tanya Guna.
"Iya... masa mau cebok, BAB juga belum!" ucap Ayunda.
Guna memegang tangan Ayunda membuat Ayunda waspada. "Ayo kita mandi bareng" ucap Guna membuat Ayunda terkejut dan mendorong Guna namun tubuh Guna yang kekar lebih kuat hingga Ayunda terjatuh dan tanpa sadar menarik handuk yang ada dipinggang Guna.
"Arghhh..." teriak Ayunda membuat Guna menutup mulut Ayunda dengan tepalak tangannya.
"Nggak usah teriak-teriak!" kesal Guna.
"Kamu nggak pakek celana" ucap Ayunda.
"Pakek kok, otak kamu aja yang mesum!" jelas Guna. Ayunda membuka mulutnya dan ia melihat bokser yang dipakai Guna.
.
*M*ampus, gue malu-maluin aja.
"Minggir sana, saya mau mandi kalau kamu nggak mau ikutan mandi bersama, kamu keluar. sebentar lagi waktu subuh habis!" kesal Guna membuat Ayunda terpasa mengalah.
Ayunda segera keluar dari kamar dan turun menuju lantai dua dengan handuknya dengan terpaksa ia harus olah raga pagi menuju lantai dua. Ayunda melihat sebuah kamar dan ia segera masuk kesana. Kamar itu adalah kamar yang diperuntukkan untuk tamu.
Guna kampret nggak mau ngalah sama istrinya, suami macam apa itu...
dikit2 nangis