Rizki Bayu Saputra adalah seorang anak yang di besarkan oleh kakeknya yang merupakan pensiunan angkatan bersenjata.
Sebelum Kakeknya wafat dia telah menitipkan amanat bahwa dia harus mencari sebuah kebenaran di salah satu kota besar di negara tersebut.
apakah Rizki mampu menyelesaikan amanat mendiang kakeknya?
serta mendapatkan kebenaran tentang semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Teguh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Pertempuran
Belum sampai lima menit Leon sudah melihat semua anak buahnya sekarang seperti kawanan domba yang berlari karena adanya kawanan harimau yang sangat ganas ingin membunuh mereka semua.
Semua kejadian ini menjadi kejutan bagi dirinya, kenapa seratus orang terbaiknya bisa kalah hanya dengan lima orang saja.
“bagaimana ini bisa terjadi, bukan kah Bagas bukan lah orang yang kuat, tapi kenapa banyak pejuang kuat yang ada dipihaknya!” gumam Leon dengan ketakutan.
“bagaimana mungkin bisa seperti ini, tiga menit telah berlalu tapi masih banyak yang dapat berdiri!” ujar Bagas dengan santai.
Lima harimau yang mendengar itu menjadi berteriak dan kembali mengejar anak buah Leon yang tersisa hanya tigapuluh orang saja, sisanya terbaring karena kaki dan lengan mereka yang patah.
Pemandangan ini membuat Leon sangat ketakutan, dia sudah menggali kuburannya sendiri.
Sedangkan disisi Bryan saat ini terlihat sangat bersenang senang dengan Vargas, bahkan Vargas telah terkena beberapa pukulan yang dilancarkan oleh Bryan.
“sepertinya mereka sudah selesai lebih baik aku segera menyelesaikan disini sebelum Bagas bangkit dari tempat duduknya!” gumam Bryan yang melesat kearah Vargas.
Vargas yang melihat Bryan menuju kearahnya mencoba memukul kearah kepala Bryan.
Semua serangan yang dilancarkan oleh dua orang ini sangat mematikan.
“bagaimana bisa serangan ku tidak ada yang dapat mengenainya?!” gumam Vargas dalam hati.
Setiap tinju saling beradu namun hanya Vargas yang merasakan sakit sedangkan setiap pukulan Bryan semakin berat dan semakin kencang.
Tiba tiba terdengar patahan yang sangat nyaring ditelinga semua orang dan Vargas mundur beberapa langkah.
Vargas yang baru saja merasakan sakit terlambat menahan serangan lanjutan dari Bryan.
Pukulan Bryan menuju kearah kepala Vargas dan menyebabkan Vargas mati seketika.
Leon yang melihat semuanya menjadi takut dan berpikir bahwa dia menjadi sangat bodoh karena berpuas diri sehingga berani menyerang Bagas.
Tapi bukan kah Bagas adalah yang terlemah diantara bos ilegal yang lain, semakin Leon memikirkannya semakin sakit kepalanya karena bingung dengan semua yang terjadi.
“bagaimana Leon, apakah semua yang aku lakukan telah menyadarkan mu?!” tanya Bagas kepada Leon.
“bukan kah kau adalah yang terlemah diantara kita semua, tapi kenapa semuanya berbeda dengan semua kekuatan ini seharusnya kau bisa menguasai semua kota ini sendirian?!” tanya Leon dengan gugup.
“huh karena kau akan mati, maka aku akan memberitahumu sesuatu yang menarik!” ucap Bagas kepada Leon dengan santai.
“aku sudah tau semua gerakan mu, kau membunuh semua boss di lingkaran ilegal yang tidak ingin tunduk kepadamu, Foster, William, Gerald dan Pangestu!” ucap Bagas dengan tenang.
Leon yang mendengar semuanya menjadi sangat marah, ternyata selama ini ada yang berani menjadi mata mata kedalam pasukannya.
“apa maksudmu? Aku tidak mengerti!” jawab Leon dengan gugup.
Bagas yang mendengar jawaban Leon hanya tertawa dan memperlihatkan ekspresi menjijikan.
“aku sudah menduganya bahwa kau akan mengelak dari tuduhan itu!” ucap Bagas dengan menatap dingin kearah Leon.
“Keluarga Ardiansyah sepertinya sudah terlalu lama menjadi penguasa di Grozz dan sedikit menjadi angkuh!!” ujar Bagas dengan tenang.
“setelah kau mati, aku akan menghancurkan keluarga Ardiansyah karena berani membuat kekacauan kewilayah Nozel!” ujar Bagas yang kini memegang belati di tangannya.
Leon yang mendengar semua itu menjadi semakin takut dan merasa bahwa dia telah menjadi bodoh karena telah menyinggung monster yang sesungguhnya di wilayah Nozel.
“apa kau baru menyadari bahwa semua perhitungan mu telah salah? Tadinya aku merasa bahwa kau salah satu pemimpin yang pintar tapi ternyata kau sangat bodoh!!” ledek Bagas dengan menghina.
“satu hal lagi, aku yang menyebabkan Chris dan Ginan saling menyeran dan bertarung satu sama lain dan hanya tuan Renan saja yang berhasil menyadarinya!” ucap Bagas dengan tersenyum.
Leon yang menyadari bahwa semuanya adalah skenario yang dibuat untuk perebutan wilayah kekuasaan antara Bagas dan tuan Renan seketika menjadi merinding.
Bagaimana bisa orang seperti dirinya yang baru saja terjun ke lingkaran ilegal bisa mengalahkan maestro seperti tuan Renan dan Bagas, pikirannya terlalu picik sehingga menyebabkan dia dan anak buahnya mati sia sia disini.
“tuan Bagas maafkan saya, tolong selamatkan hidup saya!” ucap Leon yang mulai ketakutan.
“Aku akan mendengarkan semua perintahmu, jadikan aku anak buahmu!!” mohon Leon dengan berlutut.
Namun sebelum Leon kembali mengucapkan sebuah kata. Bagas hanya mengangguk kan kepalanya dan tiba tiba sebuah pedang memotong leher Leon dengan sangat lembut.
“gantung mereka semua di alun alun kota nanti malam!” perintah Bagas menunjuk bawahannya.
“buat semua orang tau jika yang membunuh mereka adalah Ardiansyah dari kota Grozz!” ujar Bagas dengan dingin.
“sedangkan kirim mayat Leon, ke rumah keluarga Ardiansyah atas nama tuan Renan!” ucap Bagas kepada Bryan.
“bagaimana dengan Vargas?!” tanya Bryan kepada Bagas.
“sebentar lagi akan ada yang datang untuk membawa mayatnya, jadi biarkan saja!” ucap Bagas yang berjalan masuk kedalam rumahnya.
Bryan yang mendengar perintah Bagas, menyadari bahwa sebentar lagi akan ada kelompok yang akan datang kembali ke rumah ini.
Intuisi Bagas adalah yang terbaik di Nozel bahkan tuan Renan pun mengakuinya bahwa hanya Bagas yang dapat menjadi penggantinya.
Itulah sebabnya kenapa banyak anak buahnya yang sangat menaruh hormat kepada Bagas, bahkan tidak ada yang berani untuk membantah semua perintah Bagas.
Setidaknya Bryan berpikir bahwa mereka beruntung bisa bertemu dengan Bagas dan tidak menjadi lawannya.