Lisya menjadi siswi pindahan di sekolah isinya kalangan atas. Demi sebuah misi yang penuh teka-teki saat di telusuri. Bermodal sebuah buku diary yang isinya juga tidak jelas. Tapi Lisya mempunyai tekad kuat untuk membalas dendam kepada para pembully.
Ternyata ada seorang peneror yang yang aneh. Mengirim pesan aneh pada orang orang tertentu. Lebih anehnya lagi peneror itu memakai nama who?
Akhirnya Lisya tau jika Velia bukan bunuh diri melainkan ada campur tangan orang lain
"Who is the perpetrator?" "(siapakah pelakunya?)"
Apakah ada hubungannya dengan peneror itu?
Semua urusan itu susah jika lelaki sudah masuk kedalamnya. Itu yang terjadi pada Lisya yang terjebak dengan laki-laki yang dekat dengan para pembully. Ia memanfaatkan laki-laki itu untuk membalas dendam tanpa tau jika laki-laki itu menaruh perasaan pada Lisya.
Mari lihat kisah manis percintaan ini dan bagaimana akhir kisah manis itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinkacill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkara desain name tag
Pertunjukan terakhir acara ini yaitu tari dari lagu Wonderland Indonesia. Penari menggunakan baju adat indonesia yang berbeda-beda. Sesuai dengan permintaan pembina OSIS yang ingin konsep tradisional dan Lisya memakai usulan Jewar. Untung ada Jewar!
Sekarang Sasya maju lagi sebagai MC. Ia mengucapkan kalimat penutup untuk acara yang dilakukan setiap tahun itu.
"Sekian terima kasih" pamitnya sambil tersenyum manis ke arah penonton.
Sasya turun panggung lalu menghampiri teman temannya.
"Fyuhh akhirnya selesai" Sasya terduduk di kursi bangun penonton paling belakang. Tempat teman-temannya berdiri.
"Sasya keren" Ara memberi dua jempol
"Dibutuhin juga ternyata" ujar Seira. Pasalnya pembina OSIS kembali memanggil Sasya tadi untuk kelanjutan acara.
"Udah boleh pulang?" tanya Lisya.
"Tunggu gue bentar lagi" ujar Sasya memelas sambil melirik orang orang disekitarnya yang perlahan berkurang
"Kita pulang aja kuy" ujar Aren merangkul Alan
"Gak setia kawan! Keluar barengan lah" kesal Sasya
"Hee, sejak kapan kita kawan" celetuk Alan
"Tinggal tungguin susah amat lu berdua" balas Seira tajam. Aren dan Alan hanya bersungut kesal
"Jewar!" Sasya melambaikan tangannya pada Jewar yang berjalan mendekat ke arah mereka
"Acara lancar! Udah boleh pulang kan?" ujar Sasya manis. Aren dan Alan saja sampai mendelik jijik
"Mmm, besok kumpul" ujar Jewar datar
"Satu spesies sama Revan" bisik Alan pada Aren
"Kekurangan orang ganteng kali" sahut Ara yang kebetulan mendengar mereka berdua. Mereka bertiga tertawa pelan
"Ngetawain apa sih?" tanya Kalvin
"Ara confess sama gue" ujar Aren
"Aren sialan! Gue lebih naksir sama Kalvin daripada sama lo" maki Ara
"Boleh foto bareng?" ujar Sasya pelan. Takut saja didengar teman-temannya
"Gue gak mau, sorry" setidaknya Jewar meminta maaf hingga meluapkan rasa malu Sasya
"Keren banget, adek kita satu ini" Vino datang-datang langsung merangkul bahu sempit Lisya dan langsung ditepis.
"Sok akrab bat dah" sindir Aren cemburu
"Gue emang keren." ujar Lisya dengan wajah tengilnya. Ia juga sudah terbiasa dipanggil adek oleh Vino karena kesalahan pahaman Vino yang mengira Lisya masih kelas sepuluh.
Vino terkekeh menatap Lisya "Btw lo gak curiga gue muji terus?" ujar Vino
"Curiga banget, entar lempar tugas lagi ke gue" sindir Lisya
Vino mendelik "itu terlalu curiga! Gue mau bilang makasih udah ngerjain tugas gue. Gue bakal kasih apapun yang lo pengen sebagai imbalan"
"Ciri-ciri cowok buaya tuh" sindir Alan yang mendengar pembicaraan dua sekretaris OSIS itu
"Klasik banget caranya" ujar Aren ikut ikutan
"Yang pro kan elo" balas Vino balik.
Mereka tertawa melihat wajah masam Aren yang malah kena balas oleh sekretaris dua OSIS.
Lisya menyudahi tawanya "Gue gak mau imbalan kok" ujar Lisya dengan ramah.
"Soalnya yang ngerjain Jewar kan" gurau Vino
"Iya" jawab Lisya polos
Loh loh loh, semua orang jadi kaget! Padahal Vino cuma asal bicara.
"Gak ekspek! Tau gitu minta makasih ke Jewar" ujar Vino. Menyesal juga memuji beribu ribu kali ke gadis ini
"Ya gue juga bantu, bantu nyari desain" ujar Lisya tak mau kalah
"Nyari desain mah mudah"
"Si anjir! Udah untung ditolongin"
"Pantesan desain lo beda" Sasya memperhatikan name tag Lisya yang terdapat berbagai gambar lucu berbanding terbalik dengan anak OSIS lain yang simpel.
"Kok lo bolehin?, entar ada yang iri!" ujar Vino pada Jewar. Ia salah satunya yang merasa iri.
"Daripada nangis di apartemen gue" ujar Jewar tanpa sadar menarik perhatian semua orang yang mendengar nya. Keadaan aula hening karena pertunjukan barusan sudah berakhir.
"Gue gak nangis" bantah Lisya. Gak terima cewe berani kayak dia dibilang nangis cuma gara-gara gituan
"Tapi nanti nangis" ujar Jewar.
"What the hell- Lo bawa Lisya ke apart lo!" pekik Vino syok
Lisya dan Jewar sadar jika mereka telah keceplosan. Belum lagi ternyata banyak yang menatap mereka karena MC nya belum naik panggung.
Teng teng teng, saatnya Lisya kabur!
...****************...
"Lisya lo beneran main ke apart Jewar" ujar Ara kepo diikuti Sasya dan Seira
Lisya memegangi kepalanya, baru sampai gerbang ternyata trio macan ini sudah menunggunya. Karena kemaren Lisya nya benar-benar langsung kabur pulang sih
"Gak main cuma ngerjain tugas, Ara" jelas Lisya.
"Seriusan! Tapi kok harus di apartemen?" tanya Ara lagi
"Serius cuma tugas, kalau gak percaya tanya aja sama pemilik apartnya"
"Kemaren ditanyain gak di jawab. Tau sendiri kepribadian Jewar" tentu tau. Datar dan dingin. Kalian bakal histeris kalau Jewar mengajak mengobrol.
"Kenapa harus banget di apartemen?" tanya Sasya sedikit ada anda tekanan
"Dia ngajakin" ujar Lisya jujur
"Kenapa harus sama dia?, maksud gue kenapa gak sama Vino gitu loh?" tanya Sasya lagi. Lisya tau gadis ini cemburu
"Lo pada lupa Vino makasih kemaren. Jadi tuh ceritanya dia lupa tugasnya bikin name tag terus dia juga udah gak sempet bikin jadi dia lempar tugasnya ke gue. Kebetulan gue gak bisa jadi Jewar yang nolongin. Suer! Jewar yang ngajak ke apartemen dia" jelas Lisya
"Lagian emang salah main ke rumah orang" sambung Lisya
"Gak salah sih tapi masalahnya orang yang ngajak lo itu, Jewar ca! Ketos dingin yang gak pernah ada desas desus Deket sama cewek. Eh- gak deng, soalnya kadang ada berita dia sama Sasya" ujar Ara menatap Sasya
Lisya jadi ikut menatap Sasya, "maaf deh kalau gue deket sama Jewar"
"Eh- gakpapa kok! Sebenarnya Jewar udah jelasin ke gue masalah bikin name tag di apart dia cuma gue takutnya dia bohong makanya gue nanyain elo"
"Ih berarti lo itu penting bagi Jewar. Sampai dijelasin gitu" ujar Ara menggoda Sasya
"Tapi Jewar sama gue emang cuek banget, dingin kayak es. Sama elo langsung meleleh esnya"
Lisya hanya ikut menggoda aslinya sedang tertawa iblis di hatinya. Ia tahu jika Sasya hanya bohong. Lisya ingat jika Sasya mengatakan sering pergi kerumah Jewar. Dan itu hanya kebohongan jelas saja itu sudah membuktikan betapa tak pentingnya Sasya.
Dua target sudah cemburu, tinggal satu. Yang satu lagi Lisya masih belum yakin mau bagaimana. Masalahnya, Ara emang juga ikut membully?
...****************...