Guru killer, yang ada dibenak semua orang pasti seorang guru yang galak dan suka menghukum siswanya bukan?
Begitu pula yang dialami oleh Evangeline Dorius (18 tahun) yang sangat tidak menyukai seorang guru killer karena selalu menyulitkannya atau memberinya tugas yang banyak.
Namun, apa jadinya jika guru killer itu jatuh cinta kepada dirinya? Bagaimana reaksi Eva terhadap pernyataan cinta Pak Theo?
Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NKS Iravati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - How Hard You Tried
Sinar Surya pun sudah menerangi dunia dimana pada saat ini manusia serta makhluk hidup lainnya sedang pada fase produktifnya.
Sedari tadi sudah terdengar suara riuh orang-orang di sebuah aula tempat dimana pembukaan olimpiade dilakukan. Para penata ruangan silih berganti kesana-kemari mengatur kursi atau meja. Ada juga beberapa teknisi yang bertugas mengecek pencahayaan dan suara sound agar memaksimalkan acara yang sebentar lagi akan berlangsung.
Di sebuah restoran yang terletak di dalam penginapan mewah tersebut, enam orang siswa dan siswi beserta para pengawasnya sedang sarapan sebelum acara dimulai.
*
Pembukaan olimpiade pun dimulai sesuai waktu yang sudah ditentukan. Para siswa dari berbagai sekolah dan daerah hadir guna mensukseskan olimpiade yang diadakan dengan segala nasional.
Tak lupa juga Menteri pendidikan dan beberapa orang ahli di mata pelajaran untuk penilaian juga hadir.
Setelah salam, doa dan menyanyikan lagu kebangsaan. Selanjutnya saatnya sambutan dari menteri pendidikan.
"Selamat pagi semua, Assalamualaikum warahmatullahi wb, Om Swastiastu, salam sejahtera kepada kita semua, Namo buddhaya. Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kita dapat berkumpul pada acara olimpiade SMA tingkat nasional ini." Menteri pendidikan memberikan sambutannya.
"Para hadirin dan peserta yang kamu banggakan, saya ucapkan terimakasih karena telah tergerak dan bersama-sama menyukseskan acara olimpiade ini. Saya sangat mendukung acara yang dapat memberikan manfaat kepada para siswa ini khususnya di bidang akademik ilmu pengetahuan. Untuk para hadirin dan pendamping siswa harap dapat memberikan dukungan kepada siswanya yang akan mengikuti perlombaan supaya berjalan dengan lancar sampai akhir."
"Dan untuk kalian para peserta generasi muda, harap mengikuti tata tertib dan aturan yang berlaku. Semoga semua peserta yang hadir pada acara ini dapat memperlihatkan sportifitasnya dan dapat menerima hasil yang akan diterima. Berjuanglah kalian, menang atau kalah sudah biasa dalam kompetisi. Ingat, Your results don't decide whether you are a loser or not. What matters is how hard you tried. (Hasil tidak dapat memutuskan apakah Anda pecundang atau tidak. Yang penting adalah seberapa keras Anda mencoba.)" Lanjut Pak Menteri memberikan semangat.
Setelah pak menteri selesai memberikan sambutannya, ada beberapa orang lagi yang memberikan sambutannya.
Acara selanjutnya yaitu dilakukan pemukulan gong, tanda dibukanya olimpiade. Lalu diikuti dengan acara tarian dari berbagai daerah di Nusantara dan pertunjukan yang berkaitan dengan pendidikan dan kebudayaan.
*
Acara pun selesai pukul 2 siang, saat ini Eva dan Celine sedang makan bersama di sebuah restoran bersama dengan Pak Theo.
Lalu dimana yang lain? Entahlah, mereka sendiri tidak tahu.
Dentingan sendok dan garpu yang menyentuh permukaan piring saling bersahutan, walaupun tidak terlalu hening karena banyak orang yang berlalu-lalang.
"Kalian berdua semangat, belajarlah dari sekarang. Tapi ingat kesehatan kalian. Jika kalian menang, saya akan memberikan kalian hadiah." Ucap pak Theo memecah keheningan sembari memberi motivasi.
"Woah, benarkah pak? Saya jadi semangat nih!" Ucap Celine dengan semangat berkobar.
Sementara Eva hanya diam namun, tertarik dengan apa yang ditawarkan dengan gurunya itu. 'Kira-kira apa hadiah dari Pak Theo ya? Secara dia kan guru yang susah ditebak?' gumamnya dalam hati.
"Sure! Jadi belajar dan berjuanglah dengan baik. Saya mendukung kalian. Menang ataupun kalah itu sudah biasa dalam sebuah kompetisi, namun kalian tidak boleh patah arang!" Sahut Pak Theo.
"Tentu!" Jawab Eva singkat.
"Siap laksanakan pak!" Ujar Celine.
Bersambung……