Suci,seorang gadis yang hidup didesa,dia tipe anak yang ceria dan pintar. parasnya cantik dan matanya indah. dia bercita -cita ingin menjadi seorang dokter,namun dia terlahir dikeluarga yang kurang mampu,namun itu semua tidak mengikiskan semangatnya untuk meraih cita-citanya.
kehidupan nyata ternyata tidak semulus harapan dan fikirannya,semua terasa berat,berbagai rintangan dan cobaan silih berganti datang,
hingga suatu ketikan ia dipertemukan oleh seorang pemuda yang baik dan kaya. akan kan awal pertemuan itu bisa membuat impiannya nyata??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci devi Miftakhul janah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19.Persahabatan Rio dan Adrian
Suci masuk mengantarkan minuman untuk Rio, setelah menaruhnya dimeja ia lalu keluar. mata Adrian terus memperhatikan Suci hingga ia keluar dari ruangan. Tanpa disadari Rio terus memperhatikan sahabatnya itu yang sedari tadi memandangi pelayan yang mengantarkan minum ini.
Rio lalu mendekati Adrian dan menepuk bahunya.
"kayaknya gue tau siapa yang elo maksud beberapa hari lalu" ucap Rio sambil senyum-senyum
"emang siapa yang gue maksud? ucap Adrian membalikkan pertanyaan
"pelayan yang tadi nganterin minum kan?" ucap Rio sambil jarinya menunjuk ke wajah Adrian
Adrian hanya tersenyum menanggapi pertanyaan sahabatnya itu. Rio mengerti arti senyuman itu, ia lalu kembali duduk disofa. Adrian lalu cerita jika keduanya resmi berpacaran, Rio kaget dan memberi tepuk tangan pada sahabatnya itu.
"wow keren banget lo bro, ini baru namanya lelaki. Bukan kayak gue yang kenal udah lama tapi gak berani nembak" ucap Rio dengan raut wajah sedih
Adrian berdiri lalu mendekati sahabatnya itu, kemudian menepuk pundak Rio. Kemudian duduk disebelah sahabatnya itu lalu bercerita jika tadinya ia ragu untuk mengutarakan isi hatinya kepada Suci, namun disatu sisi ia mungkin akan menyesal jika memendamnya terus menerus.
"nyatain aja bro,masalah diterima atau tidaknya itu urusan belakangan. setidaknya hati bisa legakan?ucap Adrian menyemangati sahabatnya itu
"yang lo omongin bener bro, nanti kalo gue balik ke sana gua bakal nyatain perasaan gue pada Wanita yang udah lama gua kagumi itu" ucap Rio dengan semangat
setelah selesai ngobrol, Rio lalu pamit pada Adrian. karna ia masih ada urusan yang harus diselesaikan, keduanya pun berjabat tangan lalu berpelukan. Sebelum pergi Adrian berpesan agar Rio tidak memberi tau hubungannya dengan Suci kepada orang tuanya. Rio lalu mengangguk kemudian keluar dari ruangan Adrian.
keadaan Restoran sangatlah ramai, semua karyawan sibuk posisi masing-masing. akhirnya jam tutup restoran pun tiba, semua karyawan membersihkan setiap sudut dalam restoran. Setelah semuanya selesai para karyawan masuk keruangan karyawan untuk evaluasi. Setelah semuanya selesai semua karyawan beranjak keluar dari restoran.
seperti biasa, Suci keluar paling terakhir. Kali ini ia berjalan sendiri karna mbak Irma libur, setelah beberapa menit berjalan seperti biasa mobil Adrian sudah menunggu kedatangan Suci dari tadi.
Suci kemudian masuk ke dalam mobil Adrian,lalu mobil melaju perlahan. Didalam mobil Adrian memegang tangan Suci dengan erat seolah tidak ingin Suci pergi dari hidupnya.
Adrian terus melajukan mobilnya namun bukan kearah kos Suci melainkan arah yang lain. Suci melihat ke jendela lalu ia sadar jika jalannya berbeda lalu memandang ke arah Adrian dengan tatapan aneh seolah bertanya mau dibawa kemana dirinya.
"kamu kan belum makan malam,jadi aku mau ngajak kamu makan malam. biar kita bisa lebih dekat" ucap Adrian sambil tersenyum lalu mencubit pipi Suci
mobil melaju sedkit lebih kencang agar mereka cepat sampai ketempat tujuan. Setelah beberapa menit kemudian mereka sampai disebuah cafe yang bernuansa romantis. Adrian lalu turun kemudian sedikit berlari kemudian membukakan pintu untuk Suci.
Adrian mencari tempat yang masih kosong, lalu mereka duduk. Kemudian Adrian memanggil pelayan untuk memesan makanan, pelayan kemudian datang memberikan menu. Setelah mencatat pesanan mereka pelayan kemudian pergi, Suci memandangi setiap sudut dicafe itu sambil tersenyum.