Alexa Beverly sangat terkenal dengan julukan Aktris Figuran. Dia memerankan karakter tambahan hampir di setiap serial televisi, bahkan sudah tidak terhitung berapa kali Alexa hanya muncul di layar sebagai orang yang ditanyai arah jalan.
Peran figurannya membawa wanita itu bertemu aktor papan atas, Raymond Devano yang baru saja meraih gelar sebagai Pria Terseksi di Dunia menurut sebuah majalah terkenal. Alexa tidak menyukai aktor tampan yang terkenal dengan sikap ramah dan baik hati itu dengan alasan Raymond merebut gelar milik idolanya.
Sayangnya, Alexa tidak sengaja mengetahui rahasia paling gelap seorang pewaris perusahaan raksasa Apistle Group yang bersembunyi dibalik nama Raymond Devano sambil mengenakan topeng dan sayap malaikat. Lebih gilanya lagi, pemuda dengan tatapan kejam dan dingin itu mengklaim bahwa Alexa adalah miliknya.
Bagaimana Alexa bisa lepas dari kungkungan iblis berkedok malaikat yang terobsesi padanya?
Gambar cover : made by AI (Bing)
Desain : Canva Pro
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Fakta
Sarapan pagi itu dilewati dengan rengutan wajah Alexa, helaan napas Alena serta kerutan kening Edgar, yang diminta untuk menghabiskan makanannya dulu sebelum mengobrol lagi.
Edgar tidak pernah berpikir kalau Valisha adalah adik kandung Vincent. Sejak kapan Vincent punya adik? Ia tidak ingat pernah diberitahu tentang hal seperti itu. Tidak ada satu pun media yang memberitakan tentang putri bungsu Waxton Group sejak dulu, jadi bagaimana wanita yang dulu setahunya adalah idola remaja itu menjadi adik Vincent?
Ia sempat berpikir alasan Alexa selalu memanggil Vincent dengan sebutan Paman adalah salah satu caranya menutupi statusnya sebagai anak dari istri kedua, tapi apa sekarang? Edgar juga tidak pernah menduga wanita yang selama ini dicarinya berada sangat dekat.
Pria itu menelan makanan yang terasa pahit di lidahnya saat mengingat bahwa Valisha menghilang begitu saja. Kenapa ia menghilangkan diri tanpa jejak padahal dulu Valisha terkenal sebagai penyanyi remaja yang sedang naik daun?
Apa yang sebenarnya terjadi? Edgar tahu orang pertama yang harus ia tanyakan tentang kejadian dulu adalah Valisha, tapi ia harus mendengar alasan kenapa keluarga Waxton menyembunyikan putri bungsu mereka dari dunia.
Dan lagi wanita berparas cantik yang kemarin melempar pigura di hadapannya, Alexa, siapa ayah kandungnya bila bukan Vincent?
Berbagai kemungkinan berputar di kepala lelaki itu, tapi tidak ada yang bisa Edgar lakukan lagi selain menunggu.
Tiga puluh menit kemudian, Edgar dibawa ke sebuah ruangan yang sepertinya adalah tempat berkumpul keluarga. Ada banyak foto yang tergantung di dinding, juga yang diletakkan di atas nakas atau rak-rak kecil di sekitar.
Ada dua sofa tunggal yang diletakkan di tempat lain, tepat di sebelahnya terdapat karpet biru tebal dengan banyak boneka serta buku-buku berserak. Sepertinya barang-barang itu memang sengaja disusun agak berantakan dan meninggalkan kesan baru saja ditinggalkan seseorang, Edgar merasakan kehangatan di ruangan itu.
"Nah, lihat ini!" Vincent datang membawa beberapa album foto dan meletakkannya di meja. Pria itu langsung membuka salah satu album dan menyodorkannya pada Edgar. "Memangnya aku tidak pernah menceritakan tentang adikku, ya?" tanyanya masih tidak percaya.
Bagaimana mungkin selama lebih dari tiga puluh tahun saling mengenal, Vincent tidak menceritakan apa pun tentang adiknya?
Edgar melihat satu per satu foto. Keningnya mengernyit saat mengenali wajah wanita kecil yang sudah pasti adalah Valisha. Pandangan pria itu jatuh pada foto saat Valisha remaja, tersenyum cerah ke arah kamera sambil memegang sebuah piala, salah satu penghargaan bergengsi yang pernah wanita itu dapatkan.
Ada banyak foto Vincent dan Valisha, beberapa tampak bersama Serra juga.
"Aku tidak tahu kau punya adik, itu pun Vallen? Bagaimana aku bisa tidak mengetahuinya sama sekali?!"
Vincent mengerjap ketika mendengar nama Vallen disebut. Benar, bagi orang lain, Valisha adalah idola remaja berbakat yang sedang sangat terkenal sebelum menghilang, sudah pasti Edgar pun mengenali Valisha sebagai Vallen.
"Kenapa Mama dipanggil Vallen? Itu nama kecilnya?" Alexa yang baru saja datang ke ruangan setelah memberikan seluruh kartu dan kunci mobilnya pada Serra seperti titah ibunya sebelumnya, langsung bertanya ketika mendengar nama asing yang disebut Edgar. "Lagipula kenapa Paman sekarang bilang tidak tahu, padahal kemarin bilang sudah mengenal Mama sejak lama karena Paman Vincent yang mengenalkan kalian?"
Edgar menatap wanita yang berjalan angkuh menuju sofa di hadapannya, duduk di samping Vincent sembari menyilangkan kedua tangan di dada. Wanita itu masih menunjukkan kemarahan seperti kemarin.
Kening Edgar berkerut dalam saat mengingat bahwa kemarahan Alexa memuncak sejak Edgar bilang sudah mengenal Valisha sejak lama. Wanita itu juga menanyakan apakah Edgar pernah menganggap Vincent sebagai temannya.
Apa arti dibalik pertanyaan dan amarah Alexa? Edgar tidak berani menebak terlalu jauh saat tidak ada bukti yang menguatkan.
"Kupikir Vallen--maksudku Valisha adalah istri kedua Vincent," ucap Edgar memberitahu informasi salah yang memenuhi kepalanya beberapa waktu belakangan.
"Kenapa kau bisa berpikir sejauh itu? Istri kedua? Duh, Serra pasti akan mengebiriku kalau hal itu benar-benar terjadi!" Vincent bergidik hanya dengan membayangkan amarah istrinya. Jangankan mau memiliki dua istri, satu saja sudah membuatnya kerepotan!
"Kau selalu menyebut putriku, putriku dan putriku!" Edgar membela diri. "Awalnya kupikir Alena dan Alexa memang anakmu dan Serra, tapi tiba-tiba Vallen datang, lalu Alexa memanggilnya Mama. Kau pikir aku tidak akan berpikir kalau Vallen adalah istri keduamu saat Alexa adalah putrimu, tapi memanggil wanita selain Serra sebagai Mama? Aku juga hanya mengenalnya sebagai Elodia Vallen, mana ada kata Waxton di dalamnya!"
Vincent memijit pelipis, berbeda dengan Alexa yang terdiam kaku setelah mendengar penjelasan Edgar.
"Jadi, maksudnya Paman tidak pernah tahu kalau Mama adalah adik kandung Paman Vincent? Paman pikir aku akan percaya? Bukankah itu tidak masuk akal?" Alexa mendengkus tidak percaya, logikanya tidak bisa menerima alasan Edgar.
"Ehm, tapi sepertinya memang tidak pernah kukenalkan, ya?" Vincent tampak berpikir sembari mengerutkan kening. "Edgar pindah dan tinggal di luar negeri saat kami masih tujuh tahun. Setelah itu ia nyaris tidak pulang, lebih sering aku yang datang mengunjunginya. Lalu, saat ia kembali ke Indonesia, Valisha sudah berusia enam belas tahun dan aku tidak bisa mengenalkannya sebagai bagian dari Waxton Group."
Edgar kembali ke Indonesia setelah kakak sepupunya menghubungi, mengatakan bahwa ada seorang gadis yang akan debut sebagai aktris dan Zayn Miller meminta agar Wistern menjadikan gadis itu sebagai brand ambassador. Pada saat itulah Edgar berkenalan dengan idola remaja yang memiliki senyum cerah dan hangat. Gadis ceria yang membuatnya terhenyak hanya dengan menatap binarnya.
"Kenapa Paman tidak bisa mengenalkan Mama sebagai bagian dari Waxton Group? Lalu, kalau tidak dikenalkan oleh Paman Vincent, bagaimana Paman Edgar dan Mama saling mengenal hingga memiliki hubungan--maksudku, di mana kalian bertemu dan berkenalan?"
Vincent menghela napas, tidak tahu harus bilang apa pada keponakannya. Valisha melarang siapa pun mengungkit tentang karirnya di bidang entertainment pada Alexa.
Edgar yang cepat memahami situasi bahwa Alexa sama sekali tidak tahu tentang Valisha yang pernah menjadi idola yang paling banyak dibicarakan, turut menarik napas panjang, tidak tahu harus menjawab apa. Tapi, hal paling penting yang terus mengganggu pikirannya adalah siapa ayah kandung Alexa?
"Pokoknya Valisha adalah adik kandungku dan secara otomatis Alexa menjadi keponakan yang artinya juga putriku," ucap Vincent sembari mengalihkan tatapannya pada Alexa. "Jadi, sekarang aku ingin tahu barang apa yang kau lempar di hadapan orang dewasa?"
Alexa tahu kalau Vincent sengaja mengalihkan pembicaraan, tapi hal itu bisa dicari tahu nanti, yang lebih krusial sekarang adalah bagaimana menghadapi pertanyaan Vincent barusan?
"Ia melempar pigura berisi fotoku, Agnia dan Raymond." Edgar dengan senang hati menjawab, ikut menatap Alexa yang wajahnya tampak pias. "Jadi, aku ke sini juga ingin menanyakan hal itu, kenapa kau sangat marah kemarin, Alexa?"