NovelToon NovelToon
Sugar Dating!

Sugar Dating!

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Sugar daddy
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

Mencari Daddy Sugar? Oh no!

Vina Rijayani, mahasiswi 21 tahun, diperhadapkan pada ekonomi sulit, serba berkekurangan ini dan itu. Selain dirinya, ia harus menafkahi dua adiknya yang masih sangat tanggung.

Bimo, presdir kaya dan tampan, menawarkan segala kenyamanan hidup, asal bersedia menjadi seorang sugar baby baginya.

Akankah Vina menerima tawaran Bimo? Yuk, ikuti kisahnya di SUGAR DATING!

Kisah ini hanya fantasi author semata😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Jadilah Sugar Baby-ku

"Melihat penampilanmu," pria itu mengitariku, memperhatikan diriku dengan cermat, tidak sejengkal-pun dari penampilanku terlewatkan olehnya.

"Kamu hanya cocok jadi sugar baby-ku, tidak lebih," imbuhnya menatapku, lalu mendaratkan bokongnya ditepi meja kerjanya.

"Saya kesini bukan mau menjual diri, tapi melamar pekerjaan tuan," sarkasku mengepalkan tangan disamping tubuhku menahan emosi. Aku berusaha menahan diri karena ini kantornya.

Pria itu terkekeh pelan mendengar ucapanku. Ya, dia sedang menertawaiku.

"Jual mahal," gumamnya, tapi masih bisa kudengar dengan jelas.

"Kamu hanya perlu membuatku senang, aku akan membiayai semua kebutuhanmu, dan kamu tidak perlu bersusah payah berkerja. Kamu cukup mengatakan apa saja yang kamu inginkan," lanjutnya, memaparkan banyak penawaran, tidak memperdulikan raut wajahku yang sudah memerah menahan rasa jengkelku.

"Seorang mahasiswi sepertimu pasti sudah piawai menjadi seorang sugar baby bukan? Pekerjaannya hanya ngangkang saja, mudah bukan? Dan saat ini, hanya itu yang bisa aku tawarkan padamu. Kalau tidak mau, kamu boleh pergi," usirnya dengan gerakan tangannya yang melambai.

Aku gegas bangkit dengan perasaan terhina. Tanganku merebut map merah milikku dari tangannya.

"Dasar tuan mesum! Otak dan mulut sama-sama kotor!" umpatku.

Aku berbalik, sengaja mengibaskan rambut panjangku untuk mencambuk wajah durjananya, sengajaku menyentak-sentakan langkah sepatuku saking jengkelnya, lalu membanting pintu dengan sekuat tenaga.

BAAMMM!!!

BOOMMM!!! KRAAAAAAAK!!!

Dentuman keras itu bersahut-sahutan hingga menciptakan debu berkabut naik keudara.

"Oh! Astaga! Bagaimana ini?" aku panik, membekap mulutku saking kaget dan takutnya.

"Nona, anda telah merusak pintunya," ucap sekretaris Tania, mendekatiku dengan raut tak kalah panik dan kagetnya seperti diriku.

Aku memandangi daun pintu yang berbahan kayu besi itu dengan tatapan nanar, ubin keramik yang mahal itu pecah berkeping-keping tertimpa olehnya, tidak terkecuali barang-barang yang ada disekitarnya.

Didalam ruangan sana, pria mesum bermulut kotor itu masih menyandarkan bokongnya ditepi meja, menatap kearahku dengan raut datarnya.

"Apa yang terjadi?" dua security yang baru keluar dari lift gegas mendekati kami, tentu mereka mendengar dentuman keras tadi jadi langsung datang, batinku.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" ucap keduanya lagi, kaget melihat pintu sang presdir mereka ambruk dan merusak lantai juga beberapa barang yang ada disekitarnya.

"Pergilah, panggil tukang untuk segera memperbaikinya, kamu juga Tania," perintah pria itu pada dua security dan sekretarisnya.

"Baik tuan," gegas ketiganya meninggalkan tempat itu.

Merasa sesuatu yang buruk bakal terjadi, aku buru-buru berlari mengejar ketiganya menuju lift.

"Hei kamu! Siapa yang menyuruhmu pergi juga?!" pekiknya dibelakangku.

Aku terlambat, lift sudah tertutup rapat. Jariku menekan rusuh tombol-tombol lift agar pintu besi itu bisa terbuka, tapi nihil. Lututku gemetar dahsyat, mendengar langkah sepatu pantofel kian mendekat dibelakangku.

"Setelah apa yang kamu rusak? Jangan harap kamu pergi dengan selamat!"

Aku berbalik, dan spontan memundurkan tubuhku hingga mentok pada pintu lift dibelakangku.

"Mau lari dari tanggung jawab? Tidak semudah itu!" pria itu mengunci tubuhku, seketika napasku terasa sesak karenanya.

"T-tolong... Maafkan saya tuan. S-saya tidak sengaja membuat pintu tuan roboh. Saya akan menggantinya," aku terbata, suaraku gemetar menahan rasa takut campur rasa bersalah.

"Tidak sengaja? Kamu membanting pintu ruanganku sampai roboh, merusak lantai dan barang-barang dalam ruang kerjaku, apa itu yang kamu katakan tidak sengaja?"

Aku menahan napasku, saat pria jangkung itu menurunkan wajahnya, mendekat kewajahku.

"Dan seperti katamu, kamu memang harus membayarnya," ucapnya setengah berbisik, napasnya yang panas menyapu wajahku.

"Brengsek! Aku akan melaporkan tuan pada polisi atas tindakan pelecehan!" ancamku marah, menangkap tangan nakalnya yang mencoba menelusup dicelah-celah kancing kemejaku.

"Coba saja," pria itu menyeringai.

"Kita lihat saja, perkataan siapa yang akan didengar. Aku akan melaporkanmu balik. Daun pintuku yang roboh ini adalah bukti kalau kamu melakukan kejahatan dikantorku," pria itu balik mengancamku.

Ting!

Aku tersentak, tubuhku limbung kebelakang, spontan tanganku menarik dasi dan kemeja pria didepanku agar tidak terjatuh kebelakang.

Diluar dugaanku, pria tegap itu malah jatuh bersamaku kedalam lift yang pintunya sudah terbuka lebar.

"Akh!" aku mengerang kaget, tapi tubuhku tidak terasa sakit, ternyata tangan pria itu sudah menahan kepala dan tubuhku agar tidak terbentur lantai.

Pandangan kami saling mengunci.

Sorot mata legam itu menatapku tajam. Rahang tegasnya terlihat bersih, sepertinya baru habis dicukur. Bulu-bulu halus seakan malu-malu, bersembunyi didalam lubang hidungnya dengan puncaknya yang mencuat tinggi. Alis tebal itu selaras dengan bulu matanya yang tebal dan panjang.

Bibir itu... terlihat segar, dan lumayan tebal, seakan terbelah pada bagian belahan bibir bawahnya. Wajahnya tidak buruk, bahkan bisa dikategorikan pria yang nyaris sempurna dalam penilaianku.

"Aku suka dada besarmu, sesuai size yang aku inginkan."

Aku terbelalak.

"Oh my God! Enyahlah pria brengsek!" Aku menepis kasar tapak tangan besar itu yang sudah namplok disalah satu gunung kembarku yang menjulang.

"Hahahaaa," seringai pria itu puas, lalu menjilat bibirnya sendiri.

"Tepisan tanganmu, dan bagaimana kamu bisa merobohkan pintu ruang kerjaku, membuatku semakin penasaran dengan permainan ranjangmu, kamulah sugar baby yang aku cari."

Aku meronta dari kungkungan pria berumur itu, memberi perlawanan. Walau aku tahu tenagaku tidak mampu melumpuhkannya.

Bersambung...✍️

✍️Pesan moral :

Harus sabar dan tetap tenang dalam menghadapi masalah, jangan main banting pintu yaaaa 🤭🤭🤭

✍️Hai...

Ketemu lagi dengan author Dewi Payang. Senang bisa meluncurkan satu novel lagi untuk para readers sebagai bacaan hiburan.

Tanpa dukungan para readers, author bukanlah siapa-siapa. Jadi, mohon dukungan like dan komentarnya pada setiap bab yang telah dibaca, sebagai penyemangat author untuk rajin up setiap hari.

Salam sehat, semangat menjalani hari. CHAYOOOOOOOOO💪💪💪💪💪💪

1
Tenth_Soldier
"Bagus, ada sisi komedinya punya karakter Bibi Anggi.. /Joyful/
F.T Zira
ikan buntal muka tebal.. ehhh🤧🤧
Dewi Payang: hadeh.... ampun dijay....
total 1 replies
F.T Zira
perlu sesekali di tendang si buntal... ehhh🤭🤭✌️✌️✌️
Dewi Payang: Si buntal bikin esmosis jiwa😅
total 1 replies
F.T Zira
cieee cieee🤭🤭
Dewi Payang: Ehemm....😅
total 1 replies
F.T Zira
sudah mulai peduli yaa Vin🤭
Dewi Payang: Vina : penasaran😅
total 1 replies
F.T Zira
dihhh.... udah salah.. masih aja ngegas🤧🤧
Dewi Payang: putus urat malunya😅
total 1 replies
F.T Zira
membungkam dengan cara manis🤭🤭
Dewi Payang: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Teteh Lia
kebanyakan songong kemaren, sekarang tau rasa, kan ..
Dewi Payang: Nikmati prosesnya ya😅
total 1 replies
Teteh Lia
malah Vina yang suruh bayar....jangan mau, Vin..
🤣
Dewi Payang: Vina : kagak mau😅
total 1 replies
Teteh Lia
kedepannya, Bimo bakal bekerja keras untukmu... eh...🤭
Dewi Payang: /Joyful/
total 1 replies
Teteh Lia
kalo harus bayar pake nikah sama Daddy Bimo mah... aq setuju.
Dewi Payang: 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
Rosy
Ampuuuun.../Grin/
Dewi Payang: /Joyful/
total 1 replies
Ikan
Eh, durhaka bener lu bocah
Dewi Payang: Semoga saja didunia nyata gak ada kaya Riska😭
total 1 replies
Ikan
Ya rasain, dikasih hidup enak malah sukanya cari gara-gara sih
Dewi Payang: Waktunya menuaiiiii penderitaaan klo gak mau berproses berubah.....
total 1 replies
Ikan
Idihhhh
Dewi Payang: Gak ada malu2nya memang😅😅😅
total 1 replies
Ikan
Kalau iya, bilang aku, biar kugebuk si Bimo
Dewi Payang: Bimo : Wkwk😂😂 ampun dah sama kak IKAN
total 1 replies
neng ade
baguslah .. sebagai kepala keluarga memang harus tegas sm istri dan anak nya yang tingkah nya udah keterlaluan ..masa orang tua satu2 nya yang udah renta gitu malah di buang ke panti jompo.. mulai sekarang harus bisa merawat ayah nya itu ya pak .. keputusan bapak udah benar
neng ade: terimakasih othor cantik ku 🙏😍
Dewi Payang: Gunawan : Siap kak💪
Author : aku suka sama komenan kakak ini🤗🤗😍
total 2 replies
Zea Rahmat
kaga sadar tuh gajah bengkak... jgn kasih keenakan lg dong Bimo ke anggi... kasih pelajaran lah skrg... jgn maen kasih uang... tegas dong sekarang... buat riska puass bgtt dah keadaan sekarangg
Dewi Payang: Wkwk😅 ngakak baca komenan kak Zea😅 gajah bengkak, buat Riska masih berlanjut tabur tuainya kak😅
total 1 replies
neng ade
orang seperti bibi Anggi harus di Attar lagi tuh bikin malu aja tapi dia tak merasa bersalah sama sekali
neng ade: Iya juga ya .. 😁
Dewi Payang: Udah kebal kaya kulit badak kak😅
total 2 replies
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞IntanArmy°𝐒𝐒⃟: ✿࿐
hidup lah Dengan sesuai kemampuan... tak Perlu Terlalu melihat ke atas karna di atas belum tentu nyaman untuk kita
Dewi Payang: Nah, setuju banget kak👍🏿
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!