NovelToon NovelToon
Pulang / Di Jemput Bayangan

Pulang / Di Jemput Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Kutukan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Novita Ledo

para pemuda yang memasuki hutan yang salah, lantaran mereka tak akan bisa pulang dalam keadaan bernyawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novita Ledo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Kembalinya Para Arwah

Desa-desa di sekitar Giripati kembali dilanda teror, tetapi kali ini berbeda. Kabut tidak lagi membawa akar-akar yang mencengkeram tubuh manusia, melainkan arwah-arwah yang tidak tenang. Mereka adalah penduduk yang telah menjadi bagian dari pohon kegelapan, tetapi kini, roh-roh mereka bebas berkeliaran, terjebak antara dunia hidup dan mati.

Malam-malam di desa penuh dengan suara-suara ganjil: langkah kaki tanpa wujud, ketukan di pintu tanpa ada siapa pun, dan bisikan lembut yang memanggil nama penduduk satu per satu. Beberapa orang melihat bayangan samar di luar jendela—wajah-wajah yang dikenal, tetapi dengan mata hitam pekat dan senyuman yang mengerikan.

Penduduk yang mencoba mengabaikan gangguan itu mendapati arwah-arwah semakin berani. Perabotan rumah bergerak sendiri, lampu padam secara tiba-tiba, dan suara tangisan memenuhi udara. Ketika mereka memanggil dukun untuk membantu, arwah-arwah itu semakin mengamuk, mengubah malam menjadi mimpi buruk yang tak berkesudahan.

Kisah Pak Wira

Pak Wira, seorang kepala desa di wilayah tersebut, memutuskan untuk menghadapi gangguan ini dengan keberanian. Ia adalah orang yang rasional, tidak percaya pada hal-hal gaib. Namun, segalanya berubah ketika ia mendengar suara anaknya yang telah meninggal tiga tahun lalu memanggilnya di malam hari.

Malam itu, Pak Wira mendengar suara ketukan di pintu rumahnya. Ketika ia membukanya, ia melihat sosok anaknya, Andi, berdiri di sana. Tubuh Andi tampak seperti aslinya, tetapi matanya hitam, dan senyumnya terlalu lebar.

“Ayah, aku kedinginan. Boleh aku masuk?” suara Andi terdengar lembut, tetapi menggema seperti berasal dari tempat yang jauh.

Pak Wira membeku, tidak tahu harus berbuat apa. Ketika ia mencoba menutup pintu, sosok Andi telah berada di dalam rumah, berdiri di belakangnya.

“Mengapa Ayah meninggalkanku?” tanya Andi, suaranya berubah menjadi dingin. “Mengapa Ayah tidak ikut denganku?”

Sebelum Pak Wira sempat menjawab, bayangan Andi memudar menjadi kabut hitam, meninggalkan suara tawa yang memekakkan telinga. Malam itu, Pak Wira kehilangan akal sehatnya. Ia ditemukan keesokan paginya duduk di pojok rumah, menggambar wajah-wajah penduduk desa yang hilang di dinding dengan darahnya sendiri.

Teror di Desa

Para penduduk mulai percaya bahwa arwah-arwah ini tidak datang hanya untuk mengganggu, tetapi untuk membawa mereka ke dunia lain. Mereka yang mendengar bisikan arwah menjadi lemah, sering jatuh sakit, dan akhirnya meninggal tanpa sebab yang jelas. Wajah mereka kemudian muncul di pohon-pohon yang tumbuh di pinggir desa, menjadi bagian dari kegelapan yang terus meluas.

Beberapa penduduk mencoba melarikan diri, tetapi arwah-arwah itu mengejar mereka hingga ke mana pun mereka pergi. Seorang wanita bernama Lasmi, yang berhasil mencapai desa lain, mendapati bahwa ia diikuti oleh suara-suara dari masa lalunya. Di malam hari, ia melihat sosok suaminya yang telah meninggal berdiri di sudut kamarnya, dengan mata penuh kebencian.

“Kau seharusnya bersamaku,” suaminya berbisik. “Kau tidak bisa lari dari kami.”

Dalam keputusasaan, Lasmi mencoba membakar rumahnya untuk mengusir arwah tersebut, tetapi api itu justru menyebar ke seluruh desa. Sebelum ia sempat keluar, ia melihat sosok suaminya tersenyum di tengah kobaran api, menariknya ke dalam pelukan yang dingin.

Upaya Perlawanan

Dukun-dukun dari berbagai desa berkumpul untuk menghadapi fenomena ini. Mereka mencoba melakukan ritual pembersihan, tetapi kegelapan yang mereka hadapi terlalu besar. Setiap kali mereka mencoba mengusir arwah-arwah itu, ritual tersebut selalu gagal, dan para dukun menjadi korban berikutnya.

Namun, seorang dukun tua bernama Mbah Sri percaya bahwa ada cara untuk menghentikan semuanya. Ia mengungkapkan bahwa selama pohon raksasa di Giripati tetap berdiri, arwah-arwah itu akan terus kembali. Satu-satunya cara adalah menghancurkan pohon itu sepenuhnya, meskipun risikonya besar.

Mbah Sri memimpin sekelompok kecil orang pemberani ke hutan Giripati. Mereka membawa benda-benda pusaka, mantra-mantra kuno, dan doa-doa dari seluruh desa. Perjalanan mereka dipenuhi dengan gangguan dari arwah-arwah yang mencoba menggagalkan misi mereka.

Ketika mereka tiba di pohon raksasa, Mbah Sri mulai melantunkan mantra yang telah diwariskan turun-temurun. Pohon itu mulai bergetar, dan arwah-arwah yang menghuni batangnya menjerit dalam kesakitan. Namun, akar-akar pohon itu bangkit, menyerang kelompok tersebut satu per satu.

Pengorbanan Terakhir

Mbah Sri menyadari bahwa satu-satunya cara untuk menghancurkan pohon itu adalah dengan mengorbankan dirinya. Ia menusukkan keris pusaka ke dadanya sendiri, menggunakan nyawanya sebagai energi untuk membakar pohon tersebut. Cahaya terang menyelimuti hutan, membakar akar, batang, dan wajah-wajah yang menghuni pohon itu.

Jeritan terakhir terdengar, lalu segalanya menjadi sunyi.

Ketika penduduk desa kembali ke tempat itu, mereka hanya menemukan abu. Pohon raksasa itu telah lenyap, dan kabut yang menyelimuti desa perlahan menghilang. Namun, bayangan arwah-arwah itu tetap menghantui mereka. Beberapa penduduk percaya bahwa meskipun pohon itu hancur, roh-roh yang terjebak tidak akan pernah benar-benar pergi.

Kegelapan yang Tidak Pernah Mati

Masyarakat mulai membangun kembali kehidupan mereka, tetapi cerita tentang hutan Giripati menjadi legenda yang diturunkan dari generasi ke generasi. Orang-orang memperingatkan anak-anak mereka untuk tidak bermain di dekat tempat itu, karena konon, arwah-arwah yang tidak tenang masih berkeliaran, mencari tubuh baru untuk dihuni.

Dan di malam-malam tertentu, ketika angin berhembus pelan, beberapa orang mengaku mendengar suara tawa lirih dari kejauhan, seolah-olah kegelapan itu hanya menunggu saatnya untuk kembali.

***

1
Tomat _ merah
Ceritanyaa baguss thorr, mmpir balik ke ceritaku yg Terpaksa dijodohkan
そして私
numpang lewat, jangan lupa mampir di after book bang
Novita Ledo: Yups, bentar yah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!