Pengkhianatan yang di lakukan oleh adiknya sendiri, dan calon suaminya, membuat Jelita patah hati. Wanita itu menangis di bawah derasnya air hujan hingga dia pingsan.
Siapa sangka di saat dia pingsan, Jelita di selamatkan oleh seorang CEO muda yang tampan ,dan kaya raya. Laki-laki itu membawa Jelita ke rumahnya , dan mengizinkan Jelita tinggal di rumahnya untuk beberapa minggu. Namun laki-laki itu berhati dingin ,dan seorang gila kebersihan. Kuatkah Jelita tinggal di rumah laki-laki itu ?
Yuk kita ikuti kisah cinta Jelita ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lebih baik cerai
Sampai di rumah Mila langsung pergi ke kamarnya dan menangis sejadi - jadinya. Dia tidak menghiraukan suara Nenek Anggi dan Mamanya yang terus memanggilnya.
" Mila sayang, ayo buka pintunya ! " panggil Riska sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar Mila berkali-kali
" Iya sayang , ayo buka pintunya ! Kamu bisa menceritakan masalahmu sama Nenek dan Mama Riska," bujuk Nenek Anggi yang terlihat khawatir.
Tak berselang lama pintu kamar Mila akhirnya terbuka. Mata gadis itu terlihat begitu bengkak, rambut acak-acakkan , dan make up yang berantakan.
Nenek Anggi lalu memeluk Mila dengan penuh cinta. Dia begitu menyayangi cucunya itu. Apapun yang di inginkan gadis itu , dia pasti menurutinya.
" Sayang , ada masalah apa ? Apa kamu sedang ada masalah dengan Mama mertuamu ? " tanya Riska seraya mengusap kepala putrinya.
" Hik...hik...hik...saat ini tidak hanya dengan Mama mertuaku, tapi juga dengan suamiku ," ucap Mila yang menangis semakin kencang.
" Suamimu ? Memangnya apa yang di lakukan oleh Dion hingga kamu menangis seperti ini ? " tanya Nenek Anggi seraya menaikkan sebelah alisnya.
" Aku mau di poligami sama suamiku ," jawab Mila yang terus menangis terisak-isak.
" Apa ? " ujar Nenek Anggi dengan wajah terkejut.
" Mama tidak menyangka kalau Dion begitu tega ingin melakukan hal itu. Apa kamu setuju di poligami ? " tanya Riska dengan wajah penasaran..
" Tidak ,Ma. Aku langsung minta cerai padanya. Mana mungkin aku mau di poligami,"
" Bagus , itu baru namanya cucu Nenek. Lebih baik kamu cerai dengannya. Kamu itu cantik , di luar sana masih banyak pria yang ingin menikah denganmu," kata Nenek Anggi memuji cucunya.
" Benar kata Nenek. Lebih baik bercerai saja dengan Dion. Kalau Papa tahu masalah ini , dia juga pasti memintamu agar bercerai. Lebih baik kamu dekati Raka. Bukankah Raka lebih tampan dari Dion ? Dia juga lebih kaya dari Dion," ucap Riska seraya menghapus air mata Mila.
" Mamamu benar. Lebih baik kamu dekati Raka. Jelita tidak pantas menikah dengan pria seperti Raka. Hanya kamu yang pantas menjadi pendamping Raka. Sebenarnya dulu Raka pernah ke sini ingin melamarmu, tapi waktu itu Papamu menyuruhnya agar datang lagi kemari saat pernikahan Jelita selesai , tetapi ternyata kamu malah menikah dengan Dion ," tutur sang Nenek
Riska dan Mila begitu terkejut mendengar ucapan Nenek Anggi.
" Kenapa aku tidak tahu masalah itu,Bu ? " tanya Riska dengan wajah bingung.
" Waktu itu kamu dan Mila sedang keluar . Kami juga tidak tahu kalau dia akan datang melamar. Andai dia memberitahu terlebih dahulu mungkin Ibu tidak mengizinkanmu pergi waktu itu," terang Nenek Anggi pada Riska.
" Kalau begitu coba kamu dekati Raka. Buat dia jatuh cinta dan membatalkan pernikahannya dengan Jelita. Karena memang seharusnya kamu yang menikah dengan Raka. Menurut Mama sepertinya kalian berjodoh,"
" Mamamu benar, jangan biarkan Kakakmu menikah dengan Raka. Dia tidak pantas menikah dengan pria seperti Raka,"
" Iya ,Nek. Aku akan coba mendekatinya," sahut Mila seraya tersenyum.
" Jangan sampai Papa tahu masalah rencanamu ini, nanti Papa tidak setuju," kata Riska
" Iya , Ma ."
" Kalau begitu ayo kita keluar untuk makan malam ," ajak Riska pada Mila
Setelah selesai makan malam , Mila langsung memberitahu Pak Andi masalah rumah tangganya.
" Apa ? Dion ingin menikah lagi ? " teriak Pak Andi dengan mata yang terbelalak lebar.
" Iya , Pa," sahut Mila menunduk.
" Papa tidak setuju kamu di poligami. Lebih baik kamu cerai dengannya. Berani - beraninya dia menyakiti hati putriku," ucap Pak Andi dengan wajah yang merah padam. Dia tidak terima putri kesayangannya di sakiti.
" Iya Pa , aku juga tidak mau di poligami, makanya aku langsung minta cerai padanya," balas Mila seraya menatap Papanya.
" Jangan keluarkan air matamu untuk pria seperti itu. Pria seperti dia tidak pantas menjadi suamimu. Biar nanti Papa sendiri yang mencarikanmu seorang pria yang lebih baik dari Dion," hibur Pak Andi seraya memeluk Mila dengan penuh kasih sayang.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sedangkan Jelita dari tadi sore hanya duduk menyendiri di pantai . Dia begitu malas pulang ke rumah. Apalagi saat ini Neneknya berada di rumah. Kalau sang Nenek berada di rumah pasti ada saja masalah yang di buat agar bisa memarahi Jelita. Dari tadi sore dia hanya melamun memikirkan kehidupannya yang tidak pernah bahagia. Tak terasa air matanya pun menetes memikirkan semuanya.
" Ya, Tuhan . Sekarang aku harus melamar pekerjaan di mana ? " gumam Jelita dengan wajah yang sangat sedih.
Dia beranjak dari tempat duduknya dan berencana ingin pulang. Saat melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, dia baru sadar kalau saat ini sudah semakin larut malam.
" Bagaimana caranya aku pulang ? Aku juga tidak membawa motor," ucap Jelita dengan wajah bingung.
Sudah setengah jam Jelita mencari taksi , namun tidak ada satupun taksi yang lewat. Sepertinya mereka sudah berhenti beroperasi karena jalanan sudah sepi.