⛔:TYPO BERTEBARAN
Velisa adalah gadis berusia 22 tahun.Setelah lulus kuliah Velisa di jodohkan oleh ayahnya dengan anak dari sahabatnya. Dengan ikhlas Veli menerima permintaan Ayahnya. Namun selama pernikahannya Veli tidak pernah di anggap oleh suaminya sendiri.
Dewanga Raharja adalah seorang CEO dengan kepribadian yang dingin, cuek dan ketus, suami dari Velisa.
*******
"Veli....!!".Suara teriakan dari Dewa yang baru pulang dari Kantornya mengema di Ruang tamu.
"Kenapa mas?" jawab Veli dengan setengah berteriak dari Dapur berjalan terburu buru menghampiri suaminya."Mas sudah pulang.Mau makan, aku siapin sekarang ya" ucap Veli dengan suara lembutnya dan senyum manis yang menghiasi wajahnya.
"Nggak perlu!" jawab Dewa dengan ketus."Nanti malam Mama sama Papa mau kesini," lanjutnya seraya berlalu menuju kamarnya dilantai atas.
"Sebegitu sulitkah kamu menerimaku dihidupmu, sudah 7 Bulan lebih kita menikah. Tapi sikapmu selalu dingin dan acuh dengan keberadaanku." Lirih ve
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfiatus.s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Mereka berempat bangkit, dan melangkah keluar dari restaurant tersebut. Tentu saja setelah membayar pesanan mereka.
Mereka pergi dengan tujuan masing-masing. Veli dan Nessa, hendak pergi ke Mall dengan mengendarai taxi. Sedangkan Bastian dan Reza langsung balik ke kantor dengan mengendarai mobil Bastian.
Sedangkan Bima yang sejak tadi melihat ke empat orang tersebut yang berjalan meningalkan restaurant pun, terlintas ide jahil di otaknya.
"Wah lihat Wa, mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang double date. Atau jangan-jangan, mereka sebenarnya memang double date? Kasihan sekali ya, yang sebentar lagi jadi duda.hahahaha" Cerosos Bima, sambil tertawa.
Mendengar cerocosan sahabatnya itu, membuat Dewa yang sejak tadi sudah panas, makin bertambah panas.
"Awas aja kamu Veli! Dasar istri pembangkang, apa dari tadi dia tidak melihatku.Masak dia tidak bisa merasakan kehadiran suaminya sendiri!" geritu Dewa mencebik kesal.
Bima tersenyum sinis, rupanya dia berhasil membuat Dewa panas. lihat saja ini tidak seberapa. Mungkin lain kali akan ada ide gila yang akan dia rencanakan untuk menas-manasi Dewa.
*
*
Veli dan Nessa, kini mereka tengah berbelanja di sebuah Mall terkenal, mereka memborong berbagai baju, tas, dan sepatu. tidak lupa mereka juga membeli makeup serta skincare yang nantinya akan di pakai oleh Veli. Sebenarnya Veli tidak mau karena ribet menurutnya, tapi Nessa terus memaksa, ini sangat penting untuk merawat wajah Veli yang kusam, agar cerah glowing dan kinclong katanya. Karena memang selama ini Veli tidak pernah memakai Skincare.
Setelah mereka berbelanja sepuasnya, mereka juga akan melakukan perawatan di salon kecantikan.
Di salon tersebut, mereka melakukan perawatan dari ujang rambut sampai ujung kaki. yang tentunya membutuhkan waktu yang sangat lama. Sampai mereka tidak sadar, telah menghabiskan waktu berjam-jam di salon tersebut. Kini mereka dalam perjalanan pulang mengunakan taxi.
"Astaga, ini sudah malam. Aku takut Mas Dewa sudah pulang, dan aku tidak ada dirumah"Veli merasa gelisa kini waktu menunjukan pukul 18:45 WIB, dia tidak biasa pergi dan pulang malam sejak menikah.apalagi dia tadi tidak meminta izin, walau dia tau Dewa tidak akan peduli, tapi tetap saja dia takut.
"Tenang saja, kamu bilang aja tadi kamu perawatan di salon. Pasti suami kamu bakalan ngerti" ucap Nessa menenangkan sahabatnya, aduh Nessa kamu tidak tau saja bagaimana kehidupan rumah tangga sahabatmu itu.
Setelah beberapa saat perjalanan, taxi yang di tumpangi mereka kini samapi di depan rumah mewah Dewa. Tampak Veli turun dari taxi, dengan tangan yang menenteng tas belanjaan.
"Aku masuk dulu ya,kamu beneran gak mau mampir dulu?" tanya Veli, setelah turun dan hedak menutup pintu mobil.
"Engak usah, lain kali aja ya" ucap Nessa
"Ya udah, kamu hati-hati" kemudian Veli menutup pintu taxi,setelah itu taxi tersebut melesat meningal kan Veli.
Wanita itu berjalan masuk rumah dengan perasaan was-was.
"Ingat Veli, jangan takut.Apapun yang di katakan suami mu nanti jangan di ambil hati."gumam Veli, sebelum memasuki rumahnya.
Wanita itu menarik nafas panjang.Lalu memasang wajah tersenyum, dia membuka pintu dengan pelan-pelan. Dia masuk dengan langkah pelan serta mengedarkan pandanganya, di ruang tamu tampak sepi. Tapi saat hendek melewati ruang tengah. Dia menghentikan langkahnya, ketika melihat sosok tampat yang duduk, tengah menatap nya dingin serta sorot mata yang tajam.
Laki-laki itu bangkit menghampiri Veli yang berdiri. Dan berhenti tepat di depanya dengan arogan.
"Dari mana saja kamu?! Jam segini baru pulang!, Apa kamu sangat menikmati kebersamaan mu dengan laki-laki tadi?, sampai lupa watu!" Dewa bertanya dengan ketus, serta matanya yang menatap Veli tajam.
GLuKk.
Di tatap tajam seperti itu membuat nyali Veli menciut, dia sebenarnya takut sekali, tapi kerna tekadnya yang sudah bulat dia akan berusaha kuat.
"Apa maksudmu, Mas?" Veli bertanya dengan nada datarnya.
"Cih...Kamu pikir, aku tidak tau. Tadi siang aku melihatmu di restaurant dengan laki-laki lain, siapa mereka?, jangan kira aku tidak tau. Dan kenapa kamu tidak meminta izin ku?. Atau selama ini memang kamu suka keluyuran tanpa sepengetahuanku?!" Dewa sangat geram sekali saat mengingat istrinya tertawa dengan laki-laki lain. Apakah dia cemburu atau hanya perasaan suami kepada istrinya. Entah dia sendiri juga bingung.
Veli tersenyum miring mendengar perkataan suaminya, sejak kapan suaminya itu peduli denganya?
"Mereka adalah boss sekaligus rekan kerjaku. Dan aku tidak membutuhka izinmu, bukankah selama ini kamu juga tidak peduli! jadi ini bukan urusanmu!"ucap Veli sarkas, maaf kan aku Mas, batin Veli merasa bersalah kepada suaminya.
"Berani sekali kamu barkata seperti itu!.Aku ini suamimu!, sudah sepantasnya aku mengetahui urusanmu!" Bentak Dewa. Dia sangat marah sekaligus sedikit sedih di hatinya. Kenapa Veli berubah seprti ini, kemana istrinya yang lembut dan penurut itu.
Veli memejamkan matanya, dia ingin menangis rasanya, walaupun sudah terbiasah di bentak-bentak oleh suaminya. Tapi tetap saja dia rapuh.
"Sudahlah Mas, kenapa sekarang ini kamu lebay sekali? biasanya kalau aku pergi kamu juga biasa aja tuh. Sudah ya, aku mau ke kamar" ucap Veli dengan santai, dia melangkahkan kakinya menaiki tangga, tapi setelah itu tiba-tiba dia menghentikan langkahnya.
"Oh, iya. Mulai besok dan seterusnya aku sudah mulai bekerja. Kemungkinan aku tidak bisa lagi mengurus rumah. jadi kamu bisa memangil pelayan untuk bekerja lagi." Setelah mengucapkan itu, Veli melanjutkan menaiki tangga.Menuju kamarnya, dia ingin membersih kan badanya yang terasa lengket.
Sedangkan Dewa dia......
TBC.