Hi Mommy!

" Halo Angel, gimana kabar dia?"

" Cih, ngapain kamu nanya kabar dia. Kamu udah milih hidup kamu sendiri. Kamu udah ngebuang dia. Terus, sekarang ngapain kamu nanya-nanya soal dia. Jangan pernah nyesel dengan apa yang kamu perbuat sendiri. Dan stop buat nanya-nanya tentang dia ke aku. Aku bukan informan ataupun aku gosip."

Tuuuut

Telepon dimatikan secara sepihak dari seberang sana. Itu membuat si penelpon merasa kehilangan, padahal dia masih ingin bicara lebih banyak lagi.

"Gimana, apa ada respon?"

" Nggak ada."

Cih!

Seorang pria berdecak kesal, dia kembali menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Temat tidur yang hanya satu itu tidak besar tapi cukup untuk berdua.

Sebuah apartemen kecil di pinggiran kota Surabaya dipilih oleh sepasang pria dan wanita itu untuk tinggal. Setelah uang mereka tidak lagi bisa menghasilkan apapun di luar negeri, mereka kembali ke Indonesia dan menjual semua aset yang tersisa.

Sisa uang itu mereka belikan apartemen kecil dan sebuah mobil lama. Awalnya mereka enggan, tapi mau bagaimana lagi, tidak ada lagi uang yang tersisa untuk bisa membeli kendaraan mewah.

" Datengi aja kali Yu, gimanapun juga kamu kan ibunya. Siapa tahu tuh cowok masih cinta sama kamu. Nah kamu balik lagi deh, buat kita hidup lag kayak kemarin."

" Tinggal ngomong aja gampang Bram, tapi kamu nggak tahu Gael dan keluarganya. Dia bisa aja bunuh aku kalau tiba-tiba kembali."

Ayu dan Bram, terlihat sama-sama lelah. mereka berdua adalah pasangan yang sudah lama hidup bersama. Ayu merupakan seorang model, dia merintisnya sejak sebelum kenal dengan Gael.

Memulai dari photoshoot-photoshoot, setelah menjadi istri Gael karirnya melejit dengan begitu pesat. Sedangkan Bram, dia manajer Ayu tapi sebenarnya mereka sudah mengenal sejak dulu. Bahkan sebelum Ayu mengenal dan menikah dengan Gael.

Mencoba peruntungan di Bangkok karena memang ada agency yang menawarinya, Ayu melepaskan Gael dan Ale. Sempat mengalami kenaikan karir, tapi gaya hidup hedon keduanya membuat diri mereka hancur dengan sendirinya.

Sekarang mereka kembali setelah tidak memiliki apa-apa di sana. Banyak faktor yang membuat Ayu dan Bram pulang. Dan kini, Ayu tengah mencari informasi tentang mantan suami dan anaknya. Anak yang tidak pernah ia lihat semenjak berpisah, bahkan kemarin belum lama ini dia dihubungi oleh mantan mertuanya pun jawabannya masih tak acuh.

" Kamu harus lebih usaha lagi Yu, kalau nggak kita bakalan jadi gelandangan."

" Berisik kamu Bram, terus usahamu apa hah! Bisanya nyuruh. Coba kalau kau lebih pinter ngurus keuangan, semua nggak akan kayak gini tahu. Kita nggak akan jatuh begini."

Sreek

Sraaak

Braaak

Krumpyaaang

" Sekarang kamu bisa bilang gini ke alu hah! Kamu lupa siapa yang seneng koleksi tas branded, koleksi baju keluaran baru brand ternama? Dengan alasan gengsi dan narik klien, tapi nyatanya apa nggak ada kan?"

Bram bangkit dar tidurnya, berjalan menuju meja. Ia menggebrak meja dengan keras dan menyapu semua yang ada di meja sehingga jatuh dan pecah berhamburan.

Ayu rupanya sudah tidak terkejut lagi dengan ulah Bram yang sepeti itu. Pasalnya memang sejak dulu Bram berlaku demikian jika mereka tengah bertengkar.

" Haah, terserah kau lah."

" Huh, sekarang baru bilang gitu. Sana pergi kembali ke mantan suami mu, minta uang yang banyak dan bawa kemari. Atau mungkin kamu beneran berfikir buat kembali ke dia? Ya nggak masalah sih, silakan saja."

Ayu membuang nafasnya kasar, lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa. Setelah bertengkar demikian, dia enggan tidur bersama dengan pria itu. Jadi Ayu memilih untuk berada di sofa.

" Kembali lagi ke Gael, apa bisa? Apa dia masih mencintaiku?"

Pikiran Ayu menerawang jauh, dia mencoba mengingat kembali kenangannya dengan mantan suaminya. Anehnya, Ayu malah tidak mengingat kenangannya bersama putrinya. Sungguh tidak tahu apa yang sebenarnya yang dipikirkan oleh wanita itu.

Ditempat lain di BHP, Angelica yang memang sedang menemui Gael tengah berwajah masam. Mood nya seolah buruk karena mendengar telepon dari Ayu. Bukannya dia tidak punya rasa solidaritas kepada teman lama, tapi dia juga kesal dengan ulah temannya itu.

" Itu tadi yang nelpon beneran Ayu?"

" He em, ya meskipun selama ini diem aja, tapi bukan berarti aku bakalan mihak dia. Dia beneran keterlaluan, yang ditanyain cuma kamu. Anak cantikku sama sekali nggak ditanyain sama dia. Dasar ibu gemblung."

Gael hanya menggelengkan kepalanya pelan. Dia sudah tahu, sejak awal Ayu memang sama sekali tidak menginginkan anak. Dia bahkan berusaha untuk menghilangkan anak yang bahkan belum terbentuk sama sekali.

" Gael, gimana dulu kamu bisa jatuh cinta sama dia sih? Gila, sekelas kamu gitu kok bisa ketemu cewek model dia sih. Aku juga baru tahu sifat aslinya belum lama, cuman aku heran aja Gael."

Sebenarnya Angel memang sudah mengenal Ayu lebih lama dari pada Gael. Namun dia hidup di luar negeri sebelum akhirnya memutuskan menetap di tanah air. Dia terkejut ketika mendapati Gael yang merupakan rekan bisnisnya itu adalah mantan suami dari Ayu.

Angel semakin terkejut ketika mendengar fakta bahwa Ayu lah yang meninggalkan Gael dan putrinya. Angel juga tambah sakit hati saat melihat Ale, putri Gael dan Ayu.

" Aku juga nggak tahu Ngel. Ayu dulu adalah wanita yang lembut, baik dan pekerja keras. Aku suka cara dia berjuang dengan mimpinya. Ya aku jatuh cinta dengan kesederhanaannya waktu itu. Tapi setelah menikah, sifatnya seolah berbuah, atau memang itu merupakan sifat aslinya dia."

Tidak dipungkiri, Gael dulu memang mencintai Ayu. Sifat dan sikap Ayu yang dirasakan oleh Gael begitu cocok dengannya. Sampai pada akhirnya sebuah ucapan keluar dari mulut Ayu untuk enggan memiliki anak.

Padahal cita-cita Gael adalah membangun rumah tangga dan keluarga kecil yang lengkap seperti kedua orangtuanya dan juga eyangnya.

" Mungkin dulu aku egois Ngel, karena memaksanya mengandung anak ku padahal dia nggak mau. Tapi aku nggak nyesel karena Ale ada bersamaku sekarang. Dan aku udah nglepasin dia, baik dari kehidupan maupun hatiku."

" Fyuuuh, namanya juga hidup, nggak mungkin kan lurus-lurus aja. Dan ya itu bagian dari perjalanan hidup mu Gael. Tapi perlu kamu inget, jangan hanya memikirkan kebahagiaan Ale aja, tapi kamu juga harus mulai mikirin kebahagiaan dirimu sendiri juga."

Gael hanya menunjukkan senyum simpulnya. Selama ini mengenal Angel, dia baru mengetahui sisi Angel yang bijak sekarang. Biasanya wanita itu hanya membuat rusuh saja.

Tok tok tok

" Daddy, Ale and Mommy dateng!"

Cekleek

" Mommy? Kamu udah nikah lagi Gael? Kok nggak bilang sih?"

Fyuuuuh

TBC