NovelToon NovelToon
MENIKAHI DEWI JUDI

MENIKAHI DEWI JUDI

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Balas Dendam / Romansa-Percintaan bebas
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Neti Jalia

Lensi Deva Gumilang. Seorang anak kandung yang tersisih. Anak pengusaha ternama, namun lebih bahagia hidup di dunia hitam. Siapa sangka pergaulannya di dunia itu, menjadikan dirinya dijuluki sebagai Dewi judi.

Lensi seorang gadis lulusan design. Menjadi seorang model busana muslim. Prkerjaan sampingan yang tidak seorangpun tahu, kecuali sahabat setianya. Perjodohan bisnis yang dilakukan ayahnya membuat dirinya kabur dari rumah, dan mengikuti perjudian kelas kakap. Lensi memenangkan hasil perjudian 300 milyar dan dikejar oleh bandar judi. Hingga dirinya masuk kedalam kawasan terlarang dari dunianya, dan bertemu seseorang yang mampu menggetarkan hatinya.

Akankah Lensi selamat? apakah Lensi mampu menundukkan hati pria pujaannya?


Yuk kepoin kisahnya🙈🙈🙈

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neti Jalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Licik

Lensi kembali ke ruang Vip. Saat dirinya kembali ke ruangan itu, Surya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendekati Lensi dengan cara menghadang langkah gadis itu.

"Maaf sudah menghalangi jalan nona," ujar Surya.

"Ada apa?" tanya Lensi dengan nada datar dan dingin.

"Saya melihat hoki anda bagus. Anda juga berpotensi. Apa Nona mau bergabung di perusahaanku? rencananya aku mau membuka klub judi. Kalau nona tertarik, kita bisa bekerja sama." Jawab Surya penuh harap.

Lensi tersenyum licik dibalik maskernya. Juga rasa kecewa yang teramat sangat, karena Surya sama sekali tidak mengenali suara putrinya sendiri.

"Dengan uang 300 milyar nanti, aku bisa membangun klub sendiri. Tidak perlu bekerjasama dengan siapapun dan merepotkan siapapun. Kalau anda punya seorang putri, lebih baik putri anda saja yang anda arahkan," ujar Lensi.

"Tapi putriku tidak sehebat kamu. Aku hanya punya seorang putri, itupun dia sudah bekerja di kantor kami sendiri," ucap Surya.

Lensi mengepalkan tangannya, saat mendengar ucapan Surya. Gadis itu tidak menghiraukan perkataan Surya lagi, dan berlalu pergi dari hadapan Surya.

"Tunggu!" Surya kembali menghadang.

Lensi menatap Surya dengan penuh kebencian.

"Jadi bagaimana tawaran saya tadi? saya janji akan memberikan gajih yang besar untukmu," tanya Surya.

"Maaf tapi saya tidak tertarik. Begitu banyak pengusaha lain di negara ini. Saya hanya ingin bekerja sama dengan pengusaha nomor satu di Kota ini." Jawab Lensi sembari berlalu pergi.

"Sial. Sombong sekali dia," gerutu Surya.

Sementara itu di ruang berbeda, Hirano tengah mengamuk. Dan yang menjadi sasaran tentu saja Max.

"Apa ini? kami ingin menguras uangku? kamu bisa kalah dari seorang wanita? yang benar saja," tanya Hirano.

"Dia hanya beruntung. Tunggu sampai babak terakhir, aku akan membuatnya kalah telak. Tidak ada orang hokinya sebesar itu. Aku saja sang dewa judi juga pernah kalah berkali-kali." Jawab Max.

"Bagaimana kalau sampai dia menang di babak ketiga ini?" tanya Hirano.

"Kenapa anda harus khawatir? yang menang cuma seorang wanita. Sesuai kesepakatan, kita bisa mengajaknya diskusi agar dia mau bergabung di klub. Kalau dia menolak, kita akan membuatnya setuju dengan cara lain. Kalau dia masih tidak setuju juga, kita tinggal tutup gerbang ini, dan memaksanya menyerahkan kartu ATM beserta pinnya."

Hirano menghela nafas lega. Dia sangat senang, karena solusi agar uangnya kembali telah terpecahkan.

"Aku serahkan semuanya padamu. Aku sangat berharap dibabak terakhir kamu memenangkan kompetisinya, agar pihak kita tidak kehilangan muka," ujar Hirano.

"Bos tenang saja, nanti aku akan membuat sendiri aturan permainan. Aku tidak percaya dia sehoki itu," ujar Max.

"Jangan pernah meremehkan lawan. Aku melihat sendiri kalau gadis itu bermain dengan murni dan tidak curang sama sekali. Aku sangat tertarik agar dia bisa bergabung di klub kita, dan jangan sampai kalau dia bergabung dengan klub orang lain," ujar Hirano.

"Kamu tenang saja. Semua akan berjalan sesuai keinginanmu," ucap Max.

Sementara di tempat parkiran, Riko dan Mawan dikejutkan oleh kedatangan Okta yang sedang menghampiri mereka. Namun mereka sama sekali tidak melihat keberadaan Lensi.

"Kemana Dewi?" tanya Riko yang langsung turun dari atas motor.

"Dia menyuruh kita pulang lebih dulu. Kita berkumpul saja di apartemennya, dan tunggu sampai dia kembali." Jawab Okta.

"Kenapa? ada apa? kok dia menyuruhmu begitu?" tanya Mawan tidak mengerti.

Okta kemudian mengacungkan kartu ATM kedepan dua sahabatnya sembari tersenyum lebar.

"200 milyar...200 milyar ada didalam sini bray...." ujar Okta.

"Ap-Apa?" Riko dan Mawan berteriak bersamaan.

"Ya. Dewi berhasil memenangkan 2 babak. Satu babak 100 milyar. Kalau kamu melihat aksi si Dewi, kamu akan tercengang. Dia sangat keren, sampai sekarang saja aku masih terasa panas dingin." Jawab Okta.

"Ya Tuhan...apa dia sungguh-sungguh sang Dewi. 200 milyar?" gumam Mawan sembari meraih ATM dari tangan Okta.

"Tapi kenapa dia masih disana?" tanya Riko.

"Dia ingin menyelesaikan babak terakhir. Dia tidak ingin mengambil resiko kalau aku masih berada disana. Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya, tapi dia memaksaku agar aku pergi dari sana, meskipun aku sudah menolak. Aku ingin menemaninya." Jawab Okta.

"Kalau begitu biarkan aku menemaninya," ujar Riko sembari hendak melangkah pergi.

"Tunggu!" Okta meraih tangan Riko.

"Kenapa? apa kamu tidak tahu itu sangat berbahaya? dia itu cuma seorang gadis. Sedang disana banyak laki-laki dari kalangan usia. Disana juga sarang mereka. Bagaimana kalau terjadi sesuatu sama dia?"

"Aku sudah mengatakan itu sama dia. Tapi dia tetap menyuruhku pergi lebih dulu. Sepertinya dia punya perhitungan sendiri. Dia menyuruh kita cepat pergi dari sini, sebelum terlambat. Aku tidak tahu apa maksudnya, tapi dia tetap memaksaku segera pergi dari situ." Jawab Okta.

Riko dan Mawan terdiam. Mereka jadi bimbang mengambil keputusan.

"Cepatlah. Kita tidak punya banyak waktu lagi, sebelum gerbang ditutup," ucap Okta.

"Kenapa harus ditutup?" tanya Riko.

"Aku tidak tahu. Sepertinya Dewi sudah memperkirakan semuanya." Jawab Okta.

"Kalau begitu Dewi pasti dalam bahaya. Apa mungkin kita membiarkannya dalam bahaya seorang diri?" tanya Mawan.

"Iya. Aku jadi merasa kita tidak setia kawan sama sekali," timpal Riko.

Okta jadi terdiam. Dia jadi teringat kebersamaan mereka saat susah dan senang. Terlebih Lensi sudah banyak membantu keluarganya.

"Kalau begitu kita tunggu Dewi di luar gerbang," ujar Okta.

"Nah...itu ide yang tidak buruk. Telpon Pak Karman, agar membawa senjata apapun yang bisa dijadikan untuk perlindungan diri," ucap Mawan.

Riko, Mawan, dan Okta akhirnya pergi keluar pagar tanpa hambatan. Setelah sampai di luar gerbang, Mawan kemudian membuat panggilan untuk Karman, yang ternyata sedang berada di perjalanan.

Tidak berapa lama kemudian Karmanpun datang.

"Ada apa? kenapa kalian menunggu diluar?" tanya Karman.

Oktapun menceritakan situasi yang terjadi didalam, hingga Lensi menyuruhnya pergi lebih dulu dengan membawa ATM kemenangan sebanyak 200 milyar.

"Ap-Apa? De-Dewi menang?" bibir Karman sampai bergetar.

Padahal baru beberapa menit yang lalu dia melihat ekspresi istrinya memucat, saat dia membawa satu ransel uang. Bahkan istrinya menyimpan uang itu dibawah ranjang dengan dilapisi 3 selimut. Dia tidak bisa membayangkan saat istrinya tahu, kalau mereka memenangkan uang sebanyak 200 milyar, mungkin istrinya akan pingsan atau bahkan pindah ke kuburan karena terkena serangan jantung.

"Jadi kita harus bagaimana sekarang? apa kita akan pergi begitu saja? aku merasa mereka itu orang-orang licik. Mereka pasti tidak akan menerima kekalahan begitu saja," tanya Karman.

"Itulah yang sedang kami pikirkan. Dan itulah sebabnya kami menunggu Dewi di luar gerbang. Kalau seandainya benar-benar terjadi sesuatu, bagaimana cara kita mengatasinya? kita tidak punya senjata sama sekali," ucap Riko.

Mereka tampak berpikir keras, namun sesaat kemudian Okta menoleh kearah teman-temannya dengan seringai dibibirnya.

1
Lilo Stitch
*menyaksikan
Lilo Stitch
hahaha setuju
Lilo Stitch
*sempat
Lilo Stitch
baru ingat aisyah yg pernah di tolong lensi kan waktu mobil mrk di keroyok preman trs lengan lensi terluka
Lilo Stitch
menantang
Indah Permatasari
Gila gilaa gilaa ga tau lagi mau ngucapin apa sama novel ini, keren dan banyak pembelajaran (walaupun aku nonis, tp aku juga paham dikit² ilmu islam). Nyesel baru ketemu novel ini kemarin hari senin/selasa. The best banget sih thor novel ini.
Anonymous
j
Siti S
Luar biasa
Dian Dian
/Facepalm//Facepalm/
Khoerun Nisa
knp GK bilng aja suami istri knp harus muter2 oon kmu
Khoerun Nisa
ko bisa ya GK jeda klu wanita kn klu udh keluar di gempur lagi akan sakit lh GK BS trus2an
Khoerun Nisa
serasa buang air besar klu bilng hajat
Khoerun Nisa
hkik aku bahkan tak hapal surat Al rahman klh SMA novel
Khoerun Nisa
bukn merebut kembali tp mmbelinya klu gtu oon bgt ku kira bkl ambil tnpa mengeluarkan uang
Khoerun Nisa
kebnyakn dendammerebut perusahaan hrus dgn bngkrut dulu lalu di bayar tp menurutku merebut tnpa mengeluarkan nilai dn dlm keadaan utuh itu baru kern itu bukn merebut hak milik klu gtu tp membeli
Khoerun Nisa
knp harus bgtu tingkah mu lansia knp GK jujur mlh mmbuat rumit klu bnr2 GK siap nikah
anis suranti
Luar biasa
Anonymous
n
Nurhayati Lubis
kabar org tua lensi apa cerita
Anisa Fitriani
bra itu BKN nya buat perempuan yaa🤭🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!