Mikayla adalah Perawat Gigi. Ia telah dikhianati oleh pacarnya sendiri yang berselingkuh dengan teman seangkatan perawat. Pacarnya adalah seorang anggota Polri. Namun cintanya kandas menjelang 2 tahun sebelum pernikahannya. Namun ia mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang bernama Zaki. Namun disamping itu ia ternyata telah dijodohkan oleh sepupunya yang juga menjadi anggota Polri. Apakah ia akan terus memperjuangkan cintanya dan kembali kepada Zaki, atau lebih memilih menikah dengan sepupunya?
ikuti kisah selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perlindungan Yang Nyaman
"Zakiiii!!!" Teriak Ali yang langsung mendorong tubuh Zaki yang masih menindih tubuh Mika hingga tersungkur.
Melihat kondisi tubuh Mika bagian atas tampak acak-acakan membuat Ali semakin geram dan marah kepada Zaki.
"Hei Bro, santai..." Ucap Zaki yang kemudian membalikkan tubuhnya untuk berusaha berdiri.
Mika langsung berdiri dan memeluk tubuh Ali.
Dengan cepat tangan Zaki langsung mencegahnya.
"Apa-apaan kamu, Mika? Buat apa kamu peluk-peluk dia. Kamu pacar aku!" Ucap Zaki emosi tingkat tinggi karena melihat Mika memeluk Ali.
"Kenapa memang? Mika sepupu Gue!!" Ali menimpalinya.
"Hahahahaa sepupu doang kan? Gue pacarnya!!" Zaki berteriak didekat telinga Ali.
"Kita sudah putus, aku nggak mau pacaran sama kamu lagi." Sambung Mika yang tampak ketakutan dan menangis.
"Sekarang Lo dengar sendiri kan?" Ali tampak marah. Matanya memerah dan ingin sekali menghajar orang yang telah merusak Mika seperti itu.
"Ban*sat!!!" Zaki mendekat dan segera menonjok wajah Ali, namun Ali dengan sigap. Justru Zaki yang terkena tonjokan tangan besar milik Ali.
Berkali-kali Ali melayangkan pukulan ke wajah Zaki dengan masih menggunakan seragam cokelatnya.
"Stop bang, Stop!! Teriak Mika gemetaran melihat kejadian didepan matanya, ia menarik lengan Ali untuk menyudahinya.
Ali yang merasa lengannya ditarik oleh Mika langsung menghentikan aksinya. Padahal ia masih sangat ingin menghajar Zaki.
Beberapa titik wajah Zaki ada yang terlihat berdarah dan mungkin akan sedikit memar.
"Pergi Lo dari sini!!!!" Teriak Ali pada Zaki yang masih lemas terhuyung akibat serangannya.
Zaki mendekati Mika, lalu Mika menyembunyikan dirinya dibalik tubuh Ali.
"Sayang! Aku nggak mau putus, sayang. Aku minta maaf!" Ujar Zaki memohon kepada Mika. Namun Mika untuk saat ini tidak memberikan responnya.
"Gue bilang pergi!!" Bentak Ali sekali lagi.
Zaki langsung berjalan kearah luar dan dengan sigap Ali menutup pintunya.
Ketika Ali membalikkan tubuhnya, Mika langsung menubruknya dengan pelukan hangatnya walau kondisi tubuh atasnya hanya tampak bra saja.
"Bang Ali, aku nggak tahu lagi kalau bang Ali nggak datang tepat waktu. Mungkin tubuhku sudah dirusak habis-habisan sama Zaki. Huaaaaaa.....!!!!" Tangis Mika menjadi dengan rengekan yang membuat ia susah berbicara.
Ali langsung memeluk erat tubuh Mika.
"Sstttt... Nggak boleh ngomong begitu." Ali mencoba menenangkan Mika dengan mengusap kepalanya dengan sesekali mencium pucuk kepala Mika dengan lembut.
"Aku sudah nggak tahu lagi harus apa bang. Aku takut." Mika masih saja sesenggukan, Ali mencoba mengusapkan air matanya.
Ali segera mengajak Mika untuk ke kamarnya. Untuk beristirahat supaya Mika lebih tenang karena kejadian tadi.
Sesampai di kamar, Ali memakaikan kembali baju ke tubuh Mika. Karena kemeja yang Mika kenakan tadi sudah rusak dirobek oleh Zaki.
"Bang Al, jangan pergi!" Mika menarik tangan Ali yang hendak pergi dari kamarnya.
"Kamu butuh istirahat Mika."
"Tapi aku butuh kamu bang." Pinta Mika dengan wajah memohon.
"Aku mandi dulu dan ganti pakaian dulu ya." Ali mendekatkan wajahnya ke wajah Mika dengan sedikit memberikan satu kecupan pada pipi gembul milik Mika.
Mika mengangguk dan Ali segera meninggalkan Mika didalam kamarnya.
Hanya Ali lah yang dapat membuat hati Mika tenang. Dengan sentuhan Ali mampu membuat Mika nyaman dan tidak merasakan ketakutan kembali.
*
Ali masuk kedalam kamar Mika dan menutup pintunya dengan rapat.
Kini ia telah mandi dan berganti pakaian menjadi pakaian lebih santai.
Ia mendekati ranjang kasur Mika. Mika tertidur miring dengan menghadap ke tembok.
Ali duduk di bibir kasur dan mengusap lengan tangan kanan Mika. Namun saat itu juga Mika tersentak dan ketakutan dengan sentuhan itu. Lalu ia membalikkan badannya untuk melihat siapa yang telah menyentuhnya.
Rupanya ada sedikit trauma pada diri Mika.
Ali yang melihatnya langsung mengernyitkan dahinya.
"Ini aku." Ucap Ali dengan lirih dan lembut.
Memastikan bahwa itu benar Ali, Mika langsung memeluk Ali dan membawa Ali hingga jatuh ke pelukan Mika dan menjadi posisi menindih tubuh Mika.
"Aku takut bang." Ucap Mika yang semakin mengeratkan pelukannya.
"Ada aku, sayang." Jawab Ali, berbisik disamping telinga Mika.
"Kamu tidur temani aku ya!" Perintah Mika pada Ali yang sudah membenarkan posisinya agar lebih nyaman.
Kini Mika memeluk Ali dengan berhadapan, membuat Ali menjadi salah tingkah dan serba salah bahkan ada sesuatu yang menonjol keras dibawah sana.
"Bang."
"Iya." Sahut Ali, yang sangat tidak konsen, karena dada Mika menempel pada dadanya.
"Memangnya benar kamu melamar Kak Janice lagi?" Tanya Mika dengan menyelidiki.
Ali yang mendapat pertanyaan itu menjadi bingung ingin menjawabnya.
"Iya, waktu di Rumah Sakit tempo hari."
Jawab Ali dengan apa adanya.
Mika membisu dan menunduk. Hatinya sangat sakit mendengar pernyataan dari Ali. Bahwa benar Ali telah melamar kembali Janice untuk menjadi calon isterinya.
Entah apa yang sedang ia rasakan. Sepertinya Mika cemburu dengan Ali dan Janice.
"Mika???" Ali memanggil Mika dengan suara lembut dan lirih.
"Kamu sayang sama kak Janice?" Tanya Mika masih dalam keadaan menunduk dan tidak berani menatap mata Ali.
"Iya, kalau dibilang sayang ya, sayang." Jawab Ali kembali. Kali ini benar- benar membuat hati Mika terasa teriris dan meneteskan air matanya.
Mika kembali membisu, tidak mengerluarkan suaranya kembali. Hanya air matanya yang terus menetes membasahi bantal.
Ali merasakan bahwa Mika terisak lirih.
Kemudian Ali meraih dagu Mika untuk sedikit mendongakkan wajah Mika supaya terlihat jelas. Benar saja, wajah Mika sudah banjir air mata.
"Tapi, aku lebih sayang sama kamu, sayang." Sambung Ali dengan menatap lekat mata Mika yang sudah sembab lantaran menangis untuk kesekian kalinya.
Mika kembali menatap Ali dan mendengar ucapan Ali yang sangat tidak terduga, betapa senang tapi bercampur dengan sedih kalau-kalau Ali hanya sedang menggombalinya.
Mika mendongak ke wajah Ali dengan mulut sedikit terbuka karena kaget dengan ucapan Ali.
Keduanya saling berpandangan, iris matanya mampu menjelaskan isi hati mereka.
Tanpa banyak kata, Ali langsung mel*mat b*bir ranum Mika yang tengah sedikit terbuka membuat ia dapat melancarkan aksi lum*tannya semakin dalam.
Tidak ada penolakan dari Mika. Ia memejamkan matanya, tampak ia juga menikmati serangan dari Ali.
Tangan Ali langsung menyusuri tubuh Mika masuk kebagian dalam dan semakin dalam dari balik baju yang Mika kenakan.
Lagi-lagi Mika tidak ada penolakan. Kali ini sentuhan Ali mampu membuat ia tenang, tidak seperti Zaki yang membabi buta dengan kasar.
Mika sangat menyukai dengan sentuhan yang lembut.
Tempo lum*tannya kini menjadi semakin panas dan liar, bahkan Mika merespon dengan sangat pandai hingga saliva keduanya bertemu didalam sana.
Lagi-lagi Mika terhanyut oleh permainan Ali.
Mika membusungkan dadanya agar Ali dapat menikmati dengan leluasa.
Mendapat reaksi dari Mika seperti membuat Ali semakin berani dan tertantang.
Ali kembali mel*mat b*bir Mika hingga mengarah kebawah pada bagian leher lalu turun kembali sampai pada dada Mika.
"Aahhhhhh" Desah Mika.
"Enak, sayang?" Ali bertanya.
Mika mengangguk dengan desahan-desahan maut yang membuat Ali semakin tertantang.
Keduanya menghabiskan kebersamaan dengan panas hingga menjelang pagi, tanpa harus merusak aset Mika.
Karena Ali sangat menjaga tubuh Mika.