Memiliki anak yang memiliki kelainan jantung membuat Diana harus berjuang sendirian karena suami dan semua keluarga tidak mau menerima sang anak yang bagi mereka menyusahkan dan membuat malu.
kerinduan seorang anak pada sang ayah yang di bawa hingga nafas terakhirnya.
Di saat kesedihan Diana di tinggal anak nya ia mendapati bukti perselingkuhan sang suami dengan sekertarisnya.
Karena lelah dan tidak memiliki harapan lagi membuat Diana mengakhiri hidup nya di depan sang suami.
Ingin tau nasib Diana selanjutnya ayo ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Tidak lama kemudian mereka pun sampai di rumah sakit, setelah mereka turun para suster pun langsung membawa mereka ke ruang UGD.
Wina langsung di tangani dokter yang ada disana, sedangkan Dimas duduk di luar dengan perasaan campur aduk, kesal, marah, benci dan penyesalan serta rasa takut, semua jadi satu hingga membuatnya ingin mati.
Iya sudah berusaha untuk tenang tapi tidak bisa, belum selesai masalah dengan Diana sudah datang lagi masalah baru, bagaimana caranya ia untuk memberi tau ibu dan ayahnya.
Setelah menunggu satu jam akhirnya dokter pun keluar dari sana, Dimas yang melihat itupun mendekati dokter.
"Dok bagaimana keadaan wanita itu?" tanya Dimas
"Maaf jika boleh tau pa anda suami pasien atau bagaimana?" tanya dokter
"Dia sepupu saya suaminya sedang di luar negri dok, jadi saya yang membantunya" jawab Dimas cepat yang tidak mau mengakui siapa Wina.
"Baiklah jika begitu, begini tuan... Pasien saat ini mengalami pendarahan dan sempat kritis, tapi untungnya anak dalam kandungan nona selamat tapi saat ini nona belum sadarkan diri, kita lihat perkembangan nya sampai besok karena jika besok ia tidak sadar akan berakibat koma dan itu tidak tau sampai kapan" jawab sang Dokter.
Dimas terdiam kaku saat mendengar ucapan sang dokter, ia tidak tau harus berbuat apa, bagaimana ia harus menghadapi kedepannya.
"Baik terima kasih Dokter" ucap Dimas.
"Baik tuan, kami akan menempatkan nona di kamar pasien tapi kami masih harus terus memantau perkembangan nya" jawab sang dokter
"Iya terima kasih" ucap Dimas seadanya.
Sedangkan di posisi Diana saat ini ia akan pergi menemui pemilik lukisan sedangkan Jane tidak bisa mengantarkan Diana karena ia ada di luar kota.
Sebenarnya Diana sudah menyelesaikan lukisannya dua minggu lalu, tapi sayang pemilik lukisan itu sedang berada di luar negeri dan kemarin baru pulang jadi hari inilah baru bisa Diana antar.
"Dek ku mau kemana?" tanya Bastian.
"Mas mas mau kemana?" tanya balik Diana
"Dek kamu ini ya, mas yang tanya kok balik tanya bukanya jawab" kesal Bastian
"Hehehe... Jadi mas mau kemana ada waktu gak, pasti ada dong, ayo dari ada menganggur ikut Diana kerja, nanti Diana gaji dengan bakso semangkuk dan es jeruk" ucap Diana
"Dih kerja apa... jangan neh aneh ya dan masak kerja di gaji pakai bakso?" kesal Bastian
"Untung di gaji, dari pada di bayar pakai iklas... Ayo dari pada mas keluyuran gak penting, pacar juga gak punya jomblonya expired. Lebih baik ikut Diana, tapi mas punya tenaga kuat kan gak mau Diana yang loyo" tanya Diana
Mendengar itu Bastian terkejut dan terbelalak,
" Dek... sebenarnya mau kerja apa sampai harus strong gak boleh loyo, kok jadi takut ya, kamu lagi gak ada niat jual mas kan?" tanya Bastian dengan curiga dan pandangan menyelidik
"Mas... Mas sepertinya memberi ide brilian, Diana ingin kaya dengan instan sekarang Diana tau apa yang bisa buat Diana kaya, kenapa Diana gak kepikiran." jawab Diana
"Maksudnya ba... Bagaimana?" tanya Bastian gugup dia adalah pria yang dingin dan tidak pernah dalam berbicara pada siapa pun tapi jika dengan Diana dia akan kalah karena Diana memiliki seribu alasan dan jawaban yang tidak masuk akal.
"Diana baru Ingat jika punya empat Kakak yang tampan dan incaran banyak wanita dan tante tante serta wanita perkasa, jika Diana jual bukanya akan laku keras dan Diana akan kaya" jawab Diana sembari tersenyum, tapi bagi Bastian itu senyum mengerikan.
"Dek kamu tega sekali mau jual saudara sendiri" ucap Bastian
"Gak apa kita sama sama enak bukan Diana dapat uang mas dapat jodoh, kita sama sana untung" ucap Diana
'Kamu butuh uang berapa biaya mas yang kasih kamu setiap hari, uang mas banyak kok jadi gak perlu jual mas dulu" ucap Bastian
Sedangkan Diana sudah tertawa lepas, dan itu membuat Bastian bingung.
"Dek kenapa apa ada yang lucu?" tanya Bastian
"Hahaha... Hahaha..., udah mas diam aja, ikut Diana, bawa mobil mas ke halaman paviliun"ucap Diana lalu pergi menuju paviliun, Bastian masih berdiri kebingungan.
"Mas cepetan, jangan buat pelanggan menunggu lama" ucap Diana
Walau masih bingung dan tidak mengerti Bastian tetap menuruti kemauan adik dadakannya yang ajaib ini.
Sesampainya mereka di paviliun Diana mengajak Bastian untuk masuk ke dalam.
"Dek kamu gak salah, hanya ingin ke paviliun kita naik mobil?" tanya Bastian
"Ya gak gitu juga dong mas kita kesini karena mau ambil sesuatu, udah cepat dari tadi protes terus, gak Diana gaji Lo nanti" ucap Diana lalu masuk
"Gayanya mau gaji, gaji bakso semangkuk sama es jeruk saja pakai di ancam ini anak emang gak ada lawan" ucap Bastian sembari jalan mengikuti Diana.
Begitu Bastian masuk paviliun itu tercium aroma harum dan sejuk, ia pun memperhatikan segala ruangan yang ada disana, selama ini dia jarang masuk paviliun dan apa lagi semenjak ini jadi tempat kerja Diana dia justru b pernah masuk dan saat ia melihat tempat ini sudah banyak berubah.
"Mas Diana di kamar depan cepat bantu Diana" panggil Diana pada Bastian
"Iya bentar" jawaban Bastian lalu masuk kamar itu, saat itulah ia sangat kaget dengan suasana kamar itu, dan juga melihat lukisan sebesar itu.
"Dek ini... Ini lukisan, tempat ini jadi tempat lukis, siapa yang melukis?" tanya Bastian kaget
"Ini kan tempat kerja Diana mas, jadi tentu saja Diana yang lukis, ini lah proyek Diana" jawab Diana
"Kamu pelukis?" tanya Bastian
"Bukan mas tukang cat" jawab Diana
"Is kamu ini di tanya serius juga" kesal Bastian
"Lagian sudah di bilang Diana yang lukis masih tanya, ayo mas Diana sudah di tunggu orang nya ni " ucap Diana
"Ini gak berat kok, cuma Krena besar jadi Diana gak bisa bawa sendiri takut patah" ucap Diana
"Ah iya, sini ms bawa sendiri saja" jawab Bastian
"Yakin mas, awas ya kalau gak kuat dan buat ini rusak" ucap Diana
"Iya coba dulu sini" ucap Bastian lalu mengambil lukisan itu
Saat ia mengangkatnya, ia hampir terjatuh,
"Dek kamu kerjain mas ya, ini berat banget" ucap Bastian
"Apaan sih mas, kandari tadi Diana sudah bilang ini gak bisa di bawa sendirian dan mas bilang bisa" jawab Diana
"Sini kita bawa sama sama saja nanti patah" ucap Dian. Lalu membantu Bastian membawanya, setelah sampai di mobil semua kursi belakang di lipat agar bisa memasukan lukisan itu.
Setelah itu mereka pun pergi menuju rumah pemilik lukisan, karena mereka meminta bawa kerumah saja.
Bersambung.
haduh sabar ya mas bastian punya adek nemu malah bikin spot jantung terus/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
bukan diana