Hanaya, wanita cantik yang harus rela menjual tubuhnya dengan pria yang sangat ia benci. Pria yang telah melukai hatinya dengan kata-kata yang tak pantas Hana dengarkan.
Mampukah Hana hidup setelah apa yang terjadi padanya?
Atau bagaimana kah nasib pria yang telah menghina Hana saat tahu kebenaran tentang Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Ada apa dengan mu?" tanya Hana saat kini dirinya sudah berada di atas mobil. Tubuhnya di seret secara terpaksa oleh Roy.
"Kau! Kenapa suka sekali mengganggu hidupku?" tanya Hana saat melihat sosok pria yang paling ia benci kini duduk tepat di samping nya.
Elang tersenyum sinis melihat ke arah Hana.
"Masih tetap dengan pendirianmu?" Kata Elang.
"Apa maksud mu? Aku sama sekali tidak mengerti dengan dirimu." Bentak Hana, namun selang beberapa menit kemudian, Hana langsung menarik ujung bajunya kebawa agar paha mulus miliknya tidak di lihat oleh Elang.
"Tidak usah di tutup. Karna di sini hanya ada aku dan kamu. Jadi tidak usah sok polos."
"Stop menghinaku tuan yang terhormat." Teriak Hana. "Sejak awal aku tidak mengenalmu. Dan kau sudah menggangguku, aku tidak suka dengan mu tuan."
Elang memajukan sedikit tubuhnya mendekat ke arah Hana, sehingga membuat Hana mundur dan tubuhnya bersandar di pintu mobil.
"Maka aku akan membuatmu suka denganku." Kata Elang dengan tatapan yang sanga sulit Hana artikan.
"Lepaskan." Ucap Hana.
"Sekali lagi aku lihat kau bekerja di tempat itu. Maka akan ku hancurkan hidupmu." Ancam Elang
Hana memicingkan matanya. Lalu sesaat kemudian. "Hahahahahahha, Kau siapa tuan? Apa kau ayahku? Apa kau kakak ku? Atau kerabatku?"
Elang diam saja tidak menjawab pertanyaan dari Hana.
"Ingat tuan. Anda bukan keluargaku, dan aku pun tidak mengenal anda. Jadi jangan sok untuk mengaturku."
"Kau adalah mainan ku. Dan aku tidak ingin mainanku di miliki oleh orang lain." Bentak Elang sambil memengan pergelangan tangan Hana dengan sangat keras.
Hana menelan salivanya secara kasar. "Mainan?" Batin Hanya. Entah apa yang ada di pikiran pria ini, yang menganggap diri Hana hanya sebuah mainan saja untuknya.
Dan tanpa permisi Elang langsung mencium bibir Hana.
"Lepaskan." Kata Hana saat berhasil melepaskan dirinya dari Elang.
Plakkkkk.. Hana menampar pipi Elang.
"Kau pria brengsek." Teriak Hana dan langsung membuka pintu mobil dan berlari menjauh.
"Tuan apa perlu saya membawanya kembali?" Tanya Roy, saat Hana sudah berlari.
"Biarkan saja. Tapi tetap suruh pengawal untuk mengawasi semua gerakannya."
"Baik tuan."
•••••••
"Pria breng*sek." Teriak Hana meluapkan kemarahannya. Ia teriak sekencang mungkin di pinggir laut. "Aku membencimu, sangat-sangat membencimu."
"Kau pikir aku mau bekerja seperti ini? Kau pikir aku mau? Aku hanya bekerja hanya karena ingin mencari jawaban atas apa yang kakak ku alami. Hanya itu. Dan aku perempuan baik-baik. Bukan perempuan seperti yang kau duga." Teriak Hana sambil sesekali mengusap air matanya, dan sesak ia rasakan karena baru pertama kali ia bertemu dengan pria gila yang menyatakan bahwa dirinya hanya sebuah mainan.
"Kau pria kaya. Tapi sayang otak, mulut dan tingkah laku mu tidak menggambarkan seperti orang kaya. Kelakuan mu sama seperti samp*ah."
"Berisik." Kata seorang pria yang ternyata dari tadi berada di sana, yang tidak di sadari oleh Hana.
"Ma--ma-af." Ucap Hana terbata, ia tidak menyangka sama sekali ada orang yang telah mendengar apa yang ia katakan.
"Suara mu membuat kupingku sakit." Ucap seorang pria sambil mengusap kupingnya. "Ternyata ada juga yah wanita di jaman sekarang suaranya sama persis dengan tarzan."
"Apa kau bilang?"
"Kau persis tarzan." Kata Aron lalu berjalan meninggalkan Hana.
Arya tersenyum, mengingat tingkah Hana. Wanita yang baru ia temui.
"Wanita aneh. Kalau baik yah baik saja. Ngak usah puji diri sendiri."