Kehamilan merupakan sebuah impian besar bagi semua wanita yang sudah berumah tangga. Begitu pun dengan Arumi. Wanita cantik yang berprofesi sebagai dokter bedah di salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta. Ia memiliki impian agar bisa hamil. Namun, apa daya selama 5 tahun pernikahan, Tuhan belum juga memberikan amanah padanya.
Hanya karena belum hamil, Mahesa dan kedua mertua Arumi mendukung sang anak untuk berselingkuh.
Di saat kisruh rumah tangga semakin memanas, Arumi harus menerima perlakuan kasar dari rekan sejawatnya, bernama Rayyan. Akibat sering bertemu, tumbuh cinta di antara mereka.
Akankah Arumi mempertahankan rumah tangganya bersama Mahesa atau malah memilih Rayyan untuk dijadikan pelabuhan terakhir?
Kisah ini menguras emosi tetapi juga mengandung kebucinan yang hakiki. Ikuti terus kisahnya di dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Sahabat
Rayyan baru saja masuk ke dalam kamar. Dia kemudian menuju sofa yang menghadap ke taman belakang. Didudukannya bokong pria itu dengan kasar sambil meraih telepon genggam yang tergeletak di atas meja kopi.
[Rio, ini aku. Kamu di mana sekarang? Ketemuan yuk! Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu. Sekalian ajak istrimu! Sejak kalian menikah, aku belum pernah berkenalan dengannya.]
Tak berselang lama, sebuah pesan singkat muncul di layar atas benda pipih itu.
[Aku sedang berada di café What's Up Bro. Kalau kamu mau, datanglah ke sini! Kebetulan, saat ini aku sedang bersama istriku.]
Setelah mendapatkan balasan dari Rio, Rayyan bergegas mengganti pakaian kerja yang belum sempat diganti olehnya dengan pakaian casual. Namun, sebelum itu dia menyempatkan diri dulu untuk membersihkan diri. Mengguyur tubuhnya di bawah air shower yang dingin guna mengembalikan lagi moodnya yang sempat hilang akibat perkelahian dengan Raihan.
Lima belas menit berlalu, tetapi pria itu belum juga beranjak dari tempat. Dia masih sibuk memperhatikan pantulan diri di depan cermin.
"Anak brengsek itu berani sekali dia menghajarku. Awas saja, lain kali akan kubalas!" Rayyan menggerutu sambil mengoleskan salep agar luka lebam itu tidak bertambah parah dan menimbulkan infeksi sebab sudut bibirnya sempat mengeluarkan darah akibat terkena bogeman mentah dari Raihan.
Melihat Rayyan turun dari tangga dengan penampilan sangat menarik meski ada luka lebam di wajah namun aura ketampanan pria itu tidak pudar. Bi Elis menyapa majikannya itu. "Den Rayyan mau pergi ke mana? Baru saja pulang kenapa tidak istirahat di kamar saja." Terlihat raut khawatir dalam tatapan Bi Elis.
Wanita yang sedang menyiram tanaman menghentikan sejenak aktivitasnya ketika melihat putra tunggal dari pasangan Firdaus dengan Mei Ling melangkah menuruni anak tangan teras depan rumah menuju mobil yang terparkir di depan garasi.
"Aku mau bertemu teman lama, Bi." Rayyan memberikan senyuman ramah pada Bi Elis. "Malam hari aku akan pulang. Tidak perlu menghangatkan makanan sebab aku akan makan di luar bersama temanku." Kemudian dia melambaikan tangan dan masuk ke dalam mobil.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah keramaian jalan. Rayyan mengendarai mobil yang memang diperuntukan khusus untuknya. Dengan diiringi sebuah lagu berjudul A Thousand Years dari Christina Perri, dia melajukan kendaraan roda empat itu menuju sebuah café. Tangan pria itu diketuk-ketukan di atas stir, kepalanya pun ikut bergerak ke sana dan ke mari sesuai irama musik.
Dari sekian banyak lagu yang dinyanyikan oleh wanita kelahiran Amerika Serikat, tiga puluh enam lalu, Rayyan sangat menyukai judul lagu itu sebab menurutnya lagu A Thousand Years begitu enak didengar dengan lirik lagu, instrumen dan terkesan romantis.
Tergila-gila oleh lirik lagu itu membuatnya Rayyan berencana menjadikan lagu A Thousand Years sebagai lagu yang akan diputar ketika Rayyan menikahi sang pujaan hati. Namun, sayang, hingga saat ini belum juga ada wanita yang mampu menggetarkan hatinya.
Tiga puluh menit berlalu, kini mobil warna silver itu sudah tiba di depan parkiran sebuah café. Dia melepaskan sabuk pengaman yang melingkar di tubuh lalu berjalan masuk ke dalam.
Dia mengedarkan pandangan ke segala penjuru, mencari keberadaan Rio dan istrinya. "Itu dia," gumam Rayyan ketika melihat sepasang suami istri yang sedang duduk santai dengan dua gelas kopi dan beberapa cemilan di atas meja.
Dia menghampiri meja yang berada di dekat jendela besar, menghadap sebuah kolam ikan. "Hai!" sapa Rayyan saat pertama kali melihat Rio dan istrinya.
Dengan wajah berbinar bahagia, Rio memeluk tubuh sahabatnya. "Halo, Ray. Akhirnya kita bisa bertemu lagi. Sudah lama sekali kita tak bersua." Pria itu menepuk-nepuk punggung Rayyan.
"Benar sekali. Sudah delapan tahun tidak bertemu."
Rio mengurai pelukan. Kini posisi mereka saling berhadapan.
"Terakhir kali bertemu saat aku mengurus kepindahanku ke Jepang," ujar Rayyan dengan sorot mata penuh kesedihan.
"Ya, saat ini aku begitu kaget mendengar kabar bahwa kamu memutuskan pindah kuliah di Jepang dan malah mengambil jurusan kedokteran. Padahal saat itu kamu sudah menjadi salah satu mahasiswa hukum."
Seketika Rayyan dan Rio terdiam. Melihat raut wajah sahabatnya itu berubah, pria yang berprofesi sebagai pengacara di salah firma ternama di Indonesia mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Sudahlah. Itu 'kan masa lalu. Walaupun kamu tidak menjadi pengacara, tetapi setidaknya kini kariermu sebagai seorang dokter bersinar di negeri sakura sana," puji Rio.
Rayyan tersenyum manis seraya menganggukan kepala.
Terlalu asyik mengobrol dengan sahabat lama, Rio melupakan kehadiran istri tercinta yang sedang duduk di sampingnya.
"Oh ya, kenalkan. Ini istriku namanya ...."
Bersambung
.
.
.
Hayo, kira-kira siapa tuch? 🤭 Penasaran? Stay terus ya dikarya terbaru otor.
Jangan lupa likenya ya kak karena like itu gratis loh. Siapa tahu bernilai ibadah. Kan lagi bulan puasa. 😁