Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pujian Untuk Arlina Dan Kebencian Grasia.
DHUAGH
DHUAGH
BUGH
Pertarungan antara Arlina dan preman itu tak terelakkan. Semua orang yang melihat, berdiri dipinggir jalan karena takut. Mereka menatap gadis yang melawan 30 preman seorang diri. Sementara Arlina dengan begitu santai melawan preman itu akan menikmatinya.
Tendangan dan aduan pedang terus berulang kali terdengar.
PRANG
BLAASSHHH
PRANG
JLEB
BRUKK
Sepuluh pria berhasil ditumbangkan dengan luka tebasan dan tusukan dipunggung, perut, leher, bahkan kaki. Melihat itu pemimpin preman semakin gencat menyuruh anak buahnya untuk menyerang gadis di depannya membabi buta. Bukannya takut, Arlina justru semakin bersemangat. Melihat musuhnya semakin emosi, meningkatkan serangan dan semakin bruntal membuat Arlina seakan terpacu adrenalin yang membuat dia terbakar akan semangat yang membara.
Meski beberapa kali terdorong, itu hal wajar dan Arlina meningkatkan gerakan pedangnya.
TRANG! PRANG
BLAASSHHH
BRUKK
SRING
JLEB
10 anak buah pria itu kembali tumbang dengan kondisi mengenaskan. Bahkan yang terparah ada kepala lepas dari tempatnya sangking kuatnya hantaman pedang Arlina. Melihat itu pemimpin semakin marah, dia tidak bisa terima kalah dari musuhnya yang merupakan seorang wanita. Sebagai pria tentu dia dan anak buahnya merasa terhina.
Melihat itu Arlina tersenyum mengejek.
"Kenapa? Apa kau sudah lelah, atau ingin menyerah? " ejek Arlina dengan tatapan sinis.
"Jangan sombong gadis kecil! Kami akan benar-benar membunuhmu. " teriak pemimpin preman itu dengan marah.
"Kalau gitu lakukan, aku ingin lihat bagaimana cara kau membunuhku? " ejek Arlina.
Pemimpin preman itu dibuat semakin marah. Tidak tahan dan tidak terima karena merasa dihina serta direndahkan. Pria itu kembali berteriak menyuruh anak buahnya yang tersisa untuk menyerang Arlina.
"Kalian! Habisi gadis itu. Serang dan bunuh dia bagaimanapun caranya, gadis itu harus mati! " teriak pemimpin preman dengan amarah memuncak.
"HYAAAKKK! " teriak anak buah preman itu berlari menyerang Arlina.
Arlina tersenyum di sudut bibirnya, seolah-olah menyambut pria itu. Namun sebelum senjata mereka mengenai tiba-tiba..
BLAASSHHH
BRUKK
PRANG
Arlina menebas kaki pria itu membuat dan anak buahnya terduduk.
BLAASSHHH
BLAASSHHH
BRUKK
"Akhhhh! "
Melihat anak buahnya kesakitan penuh darah meski masih hidup membuat pemimpin preman itu marah. Sementara Arlina tersenyum mengejek.
Pria itu lalu berlari kearah Arlina.
SRING! PRANG
Arlina dengan sigap menahan serangan pria itu dengan pedangnya.
DHUAGH
"Akhh! "
BRUKK
Pria itu terduduk memegangi perutnya yang sakit karena tendangan dari Arlina. Dia marah, berdiri dan kembali menyerang Arlina.
PRANG!
DHUAGH..
Lagi-lagi serangan pria itu ditangkis dan pria itu kembali mendapatkan tendangan dari Arlina. Kemudian dia melihat pria itu berlari akan kembali menyerang.
TRANG
SREET
"Akhh! "
PRANG
Arlina berhasil mengores tangan pemimpin preman itu hingga pria itu menjatuhkan tangannya. Melihat itu Arlina tidak membuang waktunya dan kembali menyerang.
DHUAGH! BUGH
DHUAGH
DHUAGH
BRUKK
"Uhuk.. huk. " pria itu terduduk memuntahkan darah karena tendangan dan pukulan dari Arlina. Orang-orang yang melihat itu merasa ngeri namun di balik semua itu, pria itu menantap takjub.
Pria itu benar-benar tidak berdaya. Terkapar lemah di tanah, bahkan anak buahnya juga keadaan mengenaskan meski ada beberapa orang yang masih hidup.
Tap
Tap
Tap
Seorang pria yang bertugas penjaga berlari Ke lokasi setelah mendapatkan laporan preman yang menyerang. Namun saat datang terkejut melihat pria itu yang terkapar. Pria itu berserta 30 anak buahnya yang mengenali Arlina langsung mengenali.
"Nona, apa yang terjadi dan preman-preman ini? " tanya pemimpin penjaga itu bernama Larsen.
"Oh, kebetulan kalian datang. Aku hanya menolong gadis itu dan ibunya dari preman-preman. " jawabnya.
"Apa nona terluka? " tanya Larsen khawatir.
"Tidak, aku baik-baik saja. " jawab Arlina.
"Lebih baik kalian bawa preman itu ke istana. Sekali selidik mereka kalau perlu siapa tau mereka masih miliki komplotan. " tambahnya.
Mendengar itu Lersen dan anak buahnya mengangguk patuh.
"Baik nona. " patuhnya.
"Kalian bawa mereka yang masih hidup ke istana dan untuk preman yang sudah mati akan langsung dikebumikan. Laporan kejadian ini kepada Yang mulia! " titah Lersen.
"Baik! " anak buahnya dengan patuh langsung melaksanakan tugas dan perintah.
Orang-orang yang melihat interaksi antara gadis itu dan pemimpin penjaga bernama Larsen dibuat bingung akan hubungan ke duanya. Mereka yakin jika Larsen mengenal Arlina berarti gadis itu bukan orang sembarangan. Karena mereka tau jika Larsen diperintahkan langsung oleh menteri pertahan yang tak lain adalah Hikosi yang diturunkan langsung pihak kerajaan yang entah raja atau pangeran.
Ditambah Larsen adalah kesatria hebat di istana yang diturunkan langsung oleh kerajaan dalam pemimpin jendral Refandra dan panglima Kennedy.
Namun meski begitu mereka mengagumi Arlina karena kehebatannya meski seorang wanita sekalipun. Gadis bernama Nerima mendekat kearah Arlina sering Lersen pamit untuk melaporkan tentang preman itu.
"Kak, terimakasih sudah menolongku. Jika bukan berkat kakak mungkin pria itu sudah melakukan hal menjijikan kepadaku. " ucap Nerima dengan lembut dan sopan.
"Bibi juga mengucapkan banyak terimakasih sudah menolong putriku. Bibi berhutang budi kepada kamu nak! " ucap Ibu Nerima.
"Kami juga sangat berterimakasih, nona. preman itu memang sering menganggu kami entah itu untuk mencuri atau memalak. Tak jarang pedagang juga sering dimintai uang atau mereka tidak segan melukai. " jelas salah satu pria paruh baya sebagai pedagang sayur.
"Jika memang begitu kenapa kalian tidak melaporkan hal ini ke istana? " tanya Arlina yang sedari tadi menyimak ucapan orang-orang disekitarnya.
"Kami tidak berani nona, mereka mengancam kami dan kami takut mereka akan melakukan hal nekat. " ucap salah satu pria penjual lainnya.
"Bukankah disini ada penjaga? Kenapa tidak laporkan saja? " tanya Arlina lagi.
"Kami pernah melaporkan kepada penjaga namun tidak ada respon dan berapa kalipun kami melapor tetap tidak ada tanggapan. " jawab pria lainnya.
Mendengar itu Arlina merasa aneh. Jelas saja bagaimana mungkin penjaga mengabaikan keluhan masyarakat.
"Penjaga mana? Apa penjaga barusan? " tanya Arlina.
"Bukan nona, bukan dari penjaga Larsen atau anak buahnya. Tapi penjaga sebelum mereka. " jawab wanita patuh baya.
Mendengar itu menduga jika sebelum Larsen dan lainnya mungkin ada penjaga lainnya yang ditugaskan untuk mengamati tempat ini. Dia curiga jika itu salah satu mata-mata yang dikirim Xavier waktu itu.
"Bahkan penjaga itu juga meminta bayaran agar laporan kami diproses, namun justru hasil kerja penjaga itu tidak memuaskan. Saat kami protes, penjaga itu justru marah-marah dan bahkan mengatakan jika bayaran dari kami terlalu kecil. " jawab ibunya Nerima.
Mendengar itu Arlina dibuat terkejut dan juga bingung.
"Membayar? Bagaimana mungkin. Penjaga dilarang memungut bayaran jika ada pelapor, karena istana sendiri sudah membayar mereka. " ucap Arlina.
"Itulah yang membuat kami bingung dan terakhir kejadian itu tujuh hari yang lalu sebelum akhirnya Larsen bertugas disini. Walaupun Larsen awalnya bertugas disisi timur gerbang ibukota. " balas pria lainnya lagi.
"Jika kejadiannya tujuh hari yang lalu berarti kejadian itu baru. Dan berarti ini berbeda dengan mata-mata yang dikirim oleh Xavier. " bathin Arlina.
Lalu Arlina menatap orang-orang didepannya.
"Apa kalian masih ingat ciri-ciri penjaga itu? " tanyanya.
"Pria itu sedikit pendek sekitar 162 cm, sedikit kurus tapi tidak kurus banget, rambutnya sedikit keriting, dan punya tahi lalat didagunya sisi kanan. " jawab pria penjual buah.
Mendengar itu Arlina mengangguk mengerti. Sudah kebayang ciri-ciri pria itu dikepalanya seakan dia tahu siapa pria tersebut.
"Baiklah, untuk urusan pria itu akan aku selidiki. Sekalian akan membahas ini dengan pihak kerajaan dan bahkan menanyakan hal ini kepada beberapa penjaga untuk memastikan tidak ada tindakan korupsi. " ucap Arlina.
Mendengar itu membuat orang-orang merasa bahagia, lega dan juga penasaran dengan identitas Arlina sebenarnya.
"Maaf jika lancang nona. " ucap pedang sayur.
"Iya, " sahut Arlina.
"Kalau boleh tahu, nona ini sebenarnya siapa ya? " tanya pedagang itu penasaran.
"Melihat cara nona bertarung bahkan berinteraksi dengan Larsen dan penjaga lainnya. Bahkan saat penjaga itu begitu hormat kepala nona. Kami penasaran siapa nona sebenarnya. " ucap wanita lainnya juga.
Melihat tatapan penasaran orang-orang sekitarnya membuat Arlina menghela nafas. Tau akhirnya jika mereka akan penasaran pada akhirnya.
"Namaku adalah Arlina Himmera. Putri dari menteri pertahanan tuan Hikosi Kimendra dan nyonya Hikari Kimendra, sekaligus adik dari Jargan Duke Rapasya. Sekaligus seorang kesatria. " jawab Arlina mendengar hal itu mereka semua terkejut.
Mereka tidak percaya jika gadis didepannya adalah putri dari tuan dan nyonya dari bangsawan Kimendra. Mereka tau Hikosi adalah menteri pertahanan kerajaan sekaligus sebagai perisai utama kerajaan Minerrand. Sementara Hikari adalah sebagai kepala istana dibidang sihir.
Mereka juga tau jika Jargan adalah salah satu kesatria kerajaan yang terkenal sebagai sikilat yang mampu mengalahkan ratusan musuh dalam waktu sekejap, terutama dalam bidang senjata maupun beladiri. Dimana terkenal sebagai anti tebasan.
Sedangkan mereka juga tau siapa itu Arlina, gadis cantik yang terkenal akan kehebatannya dalam bidang peperangan. Bahkan mereka juga mendengar kabar jika Arlina pernah melawan anak buah Xavier yang menyerang dan bahkan memecahkan teka-teki.
Hingga tak heran bangsawan Kimendra terkenal akan kesempurnaan dan kehebatan, tak jarang banyak orang yang iri. Tidak menyangka jika mereka bertemu langsung dengan Arlina dan mereka akui gadis depannya lebih cantik dibandingkan yang dirumorkan.
"Terimakasih banyak nona Arlina. Kami benar-benar berhutang budi. " ucap mereka serempak.
"Aku hanya melakukan tugasku sebagai kesatria dan tidak lebih. Lain kali jika terjadi hal seperti ini laporkan saja kepada Larsen bahkan istana. Atau kalian bisa melaporkan kepadaku. " balas Arlina.
"Baik nona, saya akan mengingat pesan anda. " ucap mereka kompak.
"Kalau begitu aku permisi! " seru Arlina.
Merekapun memberikan jalan dan Arlina pun pergi untuk melanjutkan perjalanan. Sementara orang-orang terus melihat kearahnya pergi.
"Aku tidak menyangka jika bertemu langsung dengan nona Arlina. Aku pikir dia orang yang sombong dan arogan layaknya bangsawan pada umumnya. Namun nyatanya nona Arlina orang yang baik, ramah dan juga memiliki attitude yang bagus. " puji pria penjual sayur.
"Itu benar, tidak hanya cantik dan anggun. Bagaimana caranya berbicara pada kita menunjukan dia bukan gadis buruk yang seperti dikatakan orang-orang. "
"Mungkin orang-orang memang tidak menyukai nona Arlina makanya mengadu domba dengan kita. "
"Tapi apapun itu aku berhutang budi kepada nona Arlina. Jika bukan berkhat dirinya pastinya preman itu sudah membunuhku dan menyakiti putriku. " ucap Ibu Nerima.
"Begitupun kami, berkhat dirinya kita juga terbebas dari preman itu. " ucap syukur orang-orang.
Mereka mengangguk setuju, apalagi Nerima menjadi kagum bahkan mengidolakan sosok Arlina yang sudah menolongnya.
Segala pujian dilontarkan kepada Arlina, tanpa tahu ada yang menatap marah dan kebencian kepada Arlina semakin besar.
"Awas saja, aku akan membalasmu Arlina. " gumam Grasia, Rea dan Pricilla yang tidak sengaja mendengar pujian untuk gadis yang mereka benci.
"Kita harus beri dia pelajaran atau jika begini terus orang-orang akan selamanya terus melihat kearah Arlina! " ucap Grasia dengan marah.
Sementara Rea dan Pricilla mengangguk setuju. Lalu mereka pun pergi untuk menemui Arlina bertujuan melabraknya.
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺