Raka Chandra Wijaya, merasa bersalah dengan apa yang saat ini dia lakukan terhadap istrinya. Dia memiliki anak dengan wanita lain, karena kesalahan satu malam yang dilakukannya. Seharusnya, dia jujur dari awal pada Yuna Dafhina Aryadi agar wanita yang sangat dicintainya itu tidak pergi. Sayangnya, Raka terlambat mengatakan kebenarannya pada sang istri. Alhasil, Yuna pergi meninggalkan dirinya sembari meninggalkan surat perceraian mereka. Tapi, Raka tidak menyerah dia ingin kembali pada sang istri apapun yang terjadi. Apakah Raka berhasil mendapatkan cinta Yuna kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A-yen94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~13~
Yudha sudah diperbolehkan untuk pulang, dia bahagia mendengar kabar ini. Tapi sayang, dia dijemput oleh asisten pribadi ayahnya, dan tidak tahu ayahnya kemana. Aryo memberitahunya, kalau mulai hari ini Yudha tidak diperkenankan untuk memanggil ibunya Mama. Ini adalah perintah ayahnya, sehingga Yudha harus menuruti keinginan sang ayah.
" Jadi, Papa bilang kalau Yudha hanya boleh bertemu dengan Mama tiga bulan sekali saja, begitu? " tanya Yudha sembari menatap wajah asisten pribadi ayahnya tersebut.
Yudha tampak murung, tapi sedetik kemudian dia mendongak menatap wajah asisten pribadi ayahnya.
Sementara itu, Aryo mengernyit, " Ada apa Tuan Muda? "
" Yudha tidak apa-apa Kok Om Aryo, Yudha cuma senang aja akhirnya Yudha bisa bersama Papa! " katanya sembari tersenyum manis.
Aryo merasa heran dengan Tuan Mudanya itu, sebab dia merasa ada yang disembunyikan dari anak kecil di depannya ini.
" Om Aryo, Yudha mau tanya kalau Tante Yuna sekarang dimana? Yudha, mau minta maaf sama Tante Yuna. Karena, gara-gara Yudha dan Mama, Tante Yuna dan Papa jadi bertengkar. Yudha, benar-benar tidak bisa melihat Papa bersedih setiap harinya, " kata Yudha sembari menundukan wajahnya.
Aryo, mengusap puncak kepala anak majikannya itu dia berusaha untuk menenangkan hati anak kecil di depannya ini.
" Tante Yuna ya? Emmh, Om juga tidak tahu dimana Tante Yuna, tapi Om janji kalau Tuan Muda sudah baikan, dan Tante Yuna sudah ditemukan. Maka, om akan segera memberitahu Tuan Muda mengenai Tante Yuna. "
Yudha mendongak menatap wajah Aryo, dia kemudian tersenyum manis dan pada akhirnya dia memeluk tubuh asisten pribadi ayahnya tersebut. " Terima kasih ya, Om Aryo! "
Aryo mengangguk, " Sama-sama, Tuan Muda "
Setelah itu, keduanya memasuki mobil, Yudha di kursi belakang sebab dia harus tidur di sana. Sementara itu, Aryo memasuki mobil dan menduduki kursi kemudi.
Pak Raka : Aryo, setelah mengantar Yudha nanti kau ke apartemen xxx ya? Jemput aku di sana, Livia ini ada saja akalnya supaya aku bisa bersamanya. Ban mobilku tiba-tiba kempes.
" Sepertinya, Nona Livia ini punya gangguan kejiwaan. Atau mungkinkah dia terobsesi dengan Pak Raka ya? " batin Aryo.
" Ah sebaiknya aku balas dulu " ujarnya sembari membalas pesan singkat dari atasannya tersebut.
***
Yuna, berdiri di depan balkon kamarnya sembari menikmati pemandangan yang indah di siang hari ini. Kebetulan, apartemennya ini berada di tempat yang sangat strategis yang memiliki pemandangan yang indah di depannya.
" Aku kenapa sih? Mengapa rasanya aku masih merindukan Mas Raka? Padahal, seharusnya aku membencinya " batin Yuna.
Wanita itu, berbalik dan menutupi pintu balkon nya, setelahnya dia duduk di ruang keluarga sembari menyalakan televisi.
" Nyonya Muda, apa yang ingin anda makan saat ini? "
Yuna, menoleh saat ditanyai oleh asisten rumah tangganya. Dia tersenyum manis, " Aku mau makan mie saja Bi, yang banyak sayurannya ya! "
Bibi Lala mengangguk, " Baik, Bibi akan segera membuatnya "
Yuna mengangguk, " Terima kasih ya Bi! "
" Sama-sama Nyonya "
Yuna merasa bosan, akhirnya dia masuk ke dalam kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya, sembari menatap langit-langit kamarnya, " Aku akan ikut perjalanan bisnis bersama dengan sepupuku. Aku harus bisa membuktikan kalau aku bisa hidup tanpa Mas Raka. Sekalipun aku sudah bersama dengannya sejak kecil, tapi aku tidak boleh terpuruk seperti ini terus." ujarnya sembari menghela napasnya.
***
" Pak Raka, bagaimana? " tanya Aryo yang baru saja datang menjemput majikan laki-lakinya.
Raka mengerutkan keningnya, " Apanya yang bagaimana? Mobil aku bannya kempes, lalu aku berdiri di sini selama satu jam. Kamu tahu wanita bernama Livia itu benar-benar menjijikan, dia memakai pakaian tidur seksi di siang bolong begini. Dia pikir, saya ini suaminya apa? " cerocos Raka sembari mengomeli Aryo.
Aryo menghela napasnya, " Sudah Pak, jangan marah-marah begitu, tidak baik untuk kesehatan anda. Anda ini 'kan masih tiga puluh lima tahun, bisa-bisa anda akan terlihat lebih tua dari usia anda loh. "
" Hei, kamu sedang mengajari saya ya ? " tanya Raka sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
" Ya sudah, maafkan saya Pak Raka. Kalau begitu kita pulang sekarang ya, untuk mobil anda nanti akan ada orang yang datang untuk memperbaikinya "
" Baik, terima kasih ya Aryo ! "
" Ehm, sama-sama Pak Raka " jawab Aryo sembari mengikuti langkah kaki Tuannya tersebut.
Dalam perjalanan menuju kediaman Wijaya, Raka dan Aryo terlibat pembicaraan. Keduanya setuju kalau sebenarnya Livia ini hanya terobsesi dengan Raka, sebab Livia ini aneh sekali dia selalu bersikukuh agar Raka mau menceraikan Yuna dan menikahinya. Livia juga sering berkhayal untuk melayani Raka di ranjang layaknya seorang istri. Tidak heran hidup Raka beberapa bulan terakhir ini begitu tidak tenang.
" Mungkin saja, Bapak terlalu baik padanya. Sehingga, dia merasa kalau anda begitu peduli padanya. Ditambah, anda bahkan sering menghabiskan waktu bersama dengan Tuan muda sebelum Tuan muda akhirnya tinggal di kediaman keluarga Wijaya. Saya ikut prihatin dengan kejadian yang menimpa Bapak ini, sungguh saya kesal dengan wanita itu. Saya jadi merasa, kalau saya lah penyebabnya, kalau bukan karena saya yang mengantarkan dia pada Bapak, mungkin saja Bapak dan Ibu Yuna----"
" Masih bersama seperti dulu 'kan ya ? " tanya Raka penuh penyesalan.
Aryo melirik menatap majikan pria nya itu melalui kaca spion, dia menghela napasnya. " Kalau Bapak mau menangis, menangis saja. Saya harap, anda bisa bertemu dengan Ibu Yuna kembali. Dengan begitu, anda akan bahagia " katanya tulus.
" Terima kasih, Aryo "
" Sama-sama, Pak "
Setelah itu, suasana berubah menjadi sangat hening. Tidak ada lagi percakapan antara Bos dan asisten pribadinya. Yang ada, keduanya terlalut dalam pemikiran masing-masing.
" Ya Allah, jangan siksa aku seperti ini. Aku benar-benar merindukan istriku, " batin Raka.
" Kasihan Pak Raka, pasti dia merasa tidak nyaman dengan situasi saat ini. Pak Raka adalah orang yang lembut, dan baik hati. Saya penasaran, bagaimana bisa beliau mabuk enam tahun yang lalu, sehingga bisa memiliki anak dari seorang wanita tidak jelas seperti nona Livia ? " batin Aryo.
" Aku ingin tahu, apa alasan Livia begitu terobsesi padaku? Sungguh, ini tidak masuk akal dia itu sahabat istriku. Kenapa hanya kejadian satu malam dengannya membuat dia tergila-gila padaku, aku benar-benar tidak mengerti Aryo " kata Raka sembari mengganti posisi duduknya dari yang tadinya bersandar sekarang menjadi tegak.
" Saya akan menyelidikinya, Bapak tenang saja. Kebenaran itu akan terungkap. Yang jelas, kita tidak boleh berita ini berhenti di sini. Intinya, kita jangan menyerah, ya Pak . "
" Tumben kamu bijak sekali? "
Disindir begitu, Aryo tertawa terbahak-bahak.
Bersambung