TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DELAPAN
Snowy berada di Bali, matanya yang biru tengah menikmati keindahan pantai bersama suaminya.
Mahesa malah asyik memotret es krim yang Snowy jilat sambil duduk mengguncang kaki di kursi malas tepi pantai.
Tiket liburan bulan madu tak mereka sia-sia, sesuai kesepakatan bersama, Snowy juga akan bertemu dengan kekasihnya di sini. Esa hanya iya ok dan hooh saat Snowy izin.
Yang padahal, Mahesa sendiri punya banyak rencana untuk melumpuhkan satu persatu kekasih kekasih istrinya.
Sudah lima hari ini Mahesa memberikan obat penambah napsu makan untuk Snowy, dan sudah lima hari pula napsu makan Snowy melonjak, pagi sarapan dua kali, makan siang dua kali, dan makan malam dua kali.
Sadar atau tidak Snowy yang saat ini, sudah agak lebih berisi dari sebelumnya. Dan yah, Mahesa berharap sebentar lagi Snowy akan ditinggal kekasihnya satu persatu.
"Nyari nasi yuk."
Mahesa segera menarik tangan istrinya setelah terceletuk ajakan makan dari wanita itu. Selagi masih Snowy yang mengajak makan, Mahesa tidak pernah sia-siakan.
"Kita ke fine dining ya," ajak Snowy.
"Warteg lebih enak!" Mahesa melangkah ke atas motor sewaannya, menyalakan mesin dan lekas melaju setelah Snowy nemplok di belakang.
Warteg teramai yang Mahesa datangi. Mahesa yakin, Snowy takkan pernah bisa menolak makanan makanan berlemak yang disajikan chef asli Tegal tersebut.
Benar saja, Snowy sampai menambah makan beberapa kali. Sepertinya, usaha menaikan berat badan Snowy cukup berjalan lancar.
Bahkan, Snowy sendiri tak tahu jika napsu makannya selama beberapa hari terakhir karena vitamin dari Mahesa yang didapat dari dokter keluarga.
🏔️🏔️🏔️🏔️
^^^🏔️🏔️🏔️🏔️^^^
Snowy mengenakan rok jeans pendek di atas lututnya. Juga kaus top putih tak berlengan yang dibalut dengan jaket jeans hitam model crop dan dipadukan dengan heels boot hitam.
"Hai, My beloved!" Rick, nama pemuda itu. Rick yang menyambut kedatangan Snowy di bar elit ini.
"Hello, Rick." Yang dilakukan Snowy saat bertemu pacar-pacarnya selalu sama; tos dengan kepalan tangan. Walau akhirnya, Rick kecewa karena barusan sudah ingin mencium pipi gadis itu.
Mungkin itu juga yang membuat Snowy masih perawan meski memiliki banyak kekasih dan hidup di luar negeri dengan gaya pakaian ala barat.
Snowy mahal untuk harga diri, jangan lupa, Mahesa saja dibekuk. Maka pria pria yang Snowy pacari pun bernasib sama jika berani menyentuhnya.
"Kamu semakin gemuk, Snow?" Rick justru memandang ke arah pinggang Snowy yang sudah sedikit berisi.
"Emmh, sedikit kok."
Meski menampik, Snowy juga merasa ucapan Rick benar. Tadi saat mau datang ke sini, dia sempat berganti beberapa baju karena baju lamanya sedikit sesak.
"Aku lebih suka yg kemarin." Rick menyengir supaya Snowy tak tersinggung. "Lebih seksi."
"Oya?" Snowy manyun memberengut. Dia juga merasa gagal untuk diet sehatnya. "Aku rasa juga begitu."
Entah juga kenapa akhir akhir ini dia tak bisa menolak semua makanan. Terlebih, saat menonton film, Mahesa selalu menggodanya dengan eskrim dan snack lainnya.
"Kau diet ketat kan selama ini?"
"Tidak juga." Snowy menggeleng karena sudah sepuluh hari dia tidak menjalankan program dietnya. Ayolah, apa lagi di Bali semua jajanan terlihat menggoda.
"Tapi tenang deh, Rick. Nanti, Snowy minum mama lemon. Katanya ampuh membasmi lemak membandel."
Rick tertawa, inilah yang membuat dia jatuh cinta pada Snowy. Selain cantik, seksi, kaya, Snowy juga bisa mencairkan suasana.
Rick duduk di depan bartender, Snowy pun sama, mereka bersisian. Rick rindu karena sudah lama tak bertemu.
Pria itu maju, berusaha memangkas jarak tapi Snowy mundur untuk menyambung jarak kembali. Hal paling menyebalkan yang membuat Rick mencebik bibirnya.
"Kita sudah pacaran lima bulan, tapi kau tak pernah mau aku cium."
"Kamu minum?" sela Snowy. Tampaknya Rick sudah minum, Snowy bisa cium aroma alkohol dari mulut lelaki itu.
"Sedikit." Rick menunjukkan senyum nyengir miliknya. Manis, bergingsul, Snowy suka.
Bartender menawarkan minuman, dan Snowy meminta dengan senyum. "Jus jeruk saja!"
Segera bartender buatkan pesanan Snowy, pria itu rajin melirik ke arah Rick yang juga mencuri pandang ke arahnya. Dengan atraksi Snowy menerima suguhan jus di depannya.
"Thanks," ucap Snowy lalu meneguknya hingga separuh. Rick menyeringai lantas menatap ke arah bartender. "Thanks..."
Rick juga menyodorkan tips pada lelaki bartender tersebut. Sementara Snowy kian mengeriting dahinya dengan lambat.
Memegangi kepala yang mulai berkunang- kunang. Dalam batin berbicara, tidak mungkin dia mengalami ini karena lapar, dia bahkan sudah makan berkali- kali sebelum datang ke sini.
"Kamu kenapa, Sayang?" Snowy menerima rangkulan dari Rick. Kepalanya terjatuh begitu ringan ke lengan lelaki itu.
Snow menatap lekat wajah Rick yang tersenyum tampan padanya. Sekarang, entah kenapa Rick menjadi sangat mempesona di matanya.
"Kita ke mobil ya?" Rick berbisik di telinga begitu mesra dan Snowy mengangguk setuju karena sepertinya dia perlu berbaring.
Rick memapah Snowy hingga ke pintu keluar bar, dia bahkan menggendong wanita itu saat melangkah ke parkiran basement. Snowy sudah semakin lemah, dia lekas didudukan di jok mobil sportnya.
Rick memutar masuk ke dalam kemudi, dari joknya ia menatap gerak tubuh Snowy yang mulai tegang. "Emmh... Ah, emmh..." Snowy terus menggeliat kecil dan mulai berkeringat.
"Kamu kenapa, Yank?" Rick mendekati telinga wanita itu, menghirup aroma manis di sana.
Snow menatap bibir Rick yang tiba-tiba saja begitu menarik, sepertinya akan baik jika mereka berciuman panas di sini, tapi kembali lagi, Snowy masih waras, dia tak mau mengoplos bibirnya ke sembarang lelaki.
"Bisa antar Snowy pulang ke hotel saja, Rick? Mungkin aku sedang berhalusinasi." Snowy bahkan menganggap Rick mirip Mahesa.
"Bisa." Rick duduk tegak kembali untuk meraih setirnya. Tapi, itu sebelum ada pria yang menariknya keluar dari mobil.
Drass!!
Secepat kilat, tanpa ancang-ancang, Rick terjatuh terlentang karena tendangan bebas pria berjaket hitam. "Hei, bangsat! Siapa kau ini hah?!" teriaknya menggema.
"Hamba Tuhan!"
Sekali lagi Rick ringsek ke lantai parkiran basement. Pria itu menghujani tubuhnya dengan tendangan yang membuat dirinya berteriak-teriak kesakitan.
"Beraninya kau! Cih!" Pria yang meludah ke samping itu Mahesa. Sudah sedari awal Mahesa memiliki feeling tak bagus pada kekasih istrinya yang satu ini.
Mengajak bertemu Snowy di bar, membuat Mahesa berpikir negatif, sudah pasti pria tersebut bukan pria yang baik-baik. Rupanya dugaannya benar, Mahesa melihat bartender memasukkan sesuatu pada minuman Snowy.
Mahesa juga pemilik bar, dia tahu cara meracik minuman. Dia paham hal-hal yang boleh dan tidak boleh dimasukan ke dalam gelas customer.
"Ada apa Pak?" Seorang satpam datang bersama beberapa orang.
"Dia mau culik istri saya!"
Mahesa menendang sekali lagi. Dan dicegah oleh beberapa pria itu, untuk masalah ini biarkan pihak berwajib yang menangani.
Mahesa membuka pintu mobil sport merah milik Rick. Dia meraih tubuh Snowy yang lunglai tak bertenaga untuk dipindahkan ke dalam mobil sport rentalannya sendiri.
Mahesa mulai melaju sedang. Di jalanan, Snowy membuka kaos top juga sepatu heels boot miliknya sendiri. "Ah, Rick, kenapahh jadihh panashh beginihh?" tanyanya.
Mahesa menjadi tak bisa fokus ke jalan, perempuan di sisinya selalu saja mengusap usap pangkal pahanya sendiri, bahkan Snowy terus menggeliat tak tenang seperti cacing kepanasan. "Snow mauhh, tapihh...."
Mahesa berdecak. "Gimana cara Gue nanganin ni bocah yang lagi sange? Sial emang!" Dirinya juga ikut tegang mendengar desah demi desah istrinya.