Kehilangan putri kecil yang sangat di sayangi nya membuat Hana tidak bisa berpikir jernih, rasa sakit nya yang mendalam membuat dia menyalahkan semua kemalangan di kehidupan nya pada mantan suami nya.
Hana benar-benar membenci Angga, apalagi setelah dia melihat Angga yang hidup bahagia bersama anak istrinya membuat Hana semakin bertambah membenci Angga.
Berbagai cara Hana lakukan untuk bisa mendekati Angga, dan ya dia kembali berhasil meluluhkan sikap dingin Angga padanya sampai akhirnya Angga masuk ke perangkap nya.
Tapi sayangnya malam yang seharusnya dia lewatkan bersama Angga malah menjadi salah alamat, dimana Hana yang terlalu mabuk malah masuk ke kamar seorang pria Buta.
"Siapa kamu!" teriak Hana kaget karena dia melihat sosok lain di kamar nya.
"Siapa aku? yang harus nya bertanya itu aku, siapa kau! berani nya kau masuk ke kamar ku tanpa sepengetahuan anak buah ku!" suara itu terdengar menakutkan.
Tapi yang membuat Hana aneh adalah kenapa pria itu tidak melihat ke arah nya, dan malah membelakangi nya.
Jangan lupa jejak ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melihat mu
^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Hana memejamkan matanya saat melihat Gibran yang sedang di buka perban nya itu, jantung nya berdegup dengan kencang takut Gibran tidak akan menyukai nya setelah melihat wajahnya.
"Hana.." panggil Gibran.
"Iya.." sahut Hana pelan.
Gibran mencoba membuka matanya perlahan setelah dokter memberikan aba-aba nya.
sampai akhirnya mata Gibran terbuka dan samar-samar dia melihat sosok yang menutup matanya.
"Bagiamana tuan, apa anda bisa melihat saya?." tanya Dokter sambil melambai kan tangan nya.
Tapi Gibran malah menepis pelan tangan si dokter yang menghalangi pandangan nya, yang tentu nya tertuju pada sosok yang masih betah menutup wajahnya.
Gibran memberikan kode pada dokter untuk pergi dulu dari ruangan nya, dan setelah kepergian dokter Gibran langsung berjalan perlahan mendekati Hana yang masih betah menutup matanya itu.
"Hana.."
"Heum.."
"Buka matamu." kata Gibran.
Perlahan Hana membuka matanya, dan di saat bersamaan mata Hana langsung melihat Gibran, dan begitupun sebaliknya.
Untuk yang pertama kalinya Gibran bisa menatap Hana dengan jelas, dan bukan khayalan nya ataupun mimpi.
Tatapan yang hangat dan mendalam itu berhasil membuat Hana mematung dengan ekspresi tak terbaca.
"Kamu.." ucap Hana terhenti karena Gibran menaruh jari nya di depan bibir Hana.
"Terimakasih.." ucap Gibran sambil tersenyum.
Senyuman yang manis sangat manis..
membuat jantung Hana semakin berdegup dengan kencang.
"Sama-sama." sahut Hana pelan.
"Kamu cantik." kata Gibran sambil membelai wajah Hana.
Membuat pipi Hana seketika memerah bak kepiting rebus, dan Gibran yang melihat nya tersenyum lalu mengusap bibir Hana dengan jari nya.
"Haruskah aku mencium mu sekarang?." tanya Gibran merasa gemas dengan pipi memerah Hana.
Hah?
Hana menatap Gibran malu, membuat Gibran mengerutkan keningnya aneh.
apa kah dia Hana istrinya yang bar-bar dan panas? kenapa dia melihat hal lain dari Hana?.
"Apa kamu malu?." tanya Gibran lagi, karena dari tadi Hana hanya diam tapi terus mantap nya.
"Tidak." sahut Hana pelan.
"Lalu kenapa kamu dari tadi diam?." tanya Gibran lagi.
"Karena kamu tidak memeluk ku." sahut Hana singkat tapi berhasil membuat Gibran kaget.
Dia melupakan pelukan bahagia nya untuk istri nya, dan tanpa menunda waktu lagi Gibran langsung menarik tubuh ramping istrinya ke dekapan nya.
Hana tersenyum di dalam pelukan suaminya, dia bahagia karena akhirnya Gibran bisa melihat lagi setelah melewati dua bulan lebih pernikahan nya.
"Aku senang karena kamu akhirnya bisa melihat kembali, aku benar-benar bahagia." ucap Hana sambil menatap wajah Gibran saat pelukan nya terlepas.
"Sama seperti kamu, aku juga senang karena akhirnya aku bisa melihat istri ku." sahut Gibran.
Keduanya kembali saling bertatapan sampai akhirnya Gibran menundukkan wajahnya dan langsung memberikan kecupan singkat di bibir Hana.
Cup..
"Hanya kecupan?." Hana menaikan sebelah alisnya.
Tidak ada rasa canggung di antara keduanya meski Gibran baru pertama kalinya bisa melihat wajah istrinya.
keduanya seolah sudah saling mengenal lama bahkan sampai tak dasar jika sekarang Gibran sudah kembali menarik Hana untuk semakin merapat ke tubuhnya.
"Jangan sekarang." kata Hana sambil menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?." tanya Gibran tidak jadi memberikan ciuman nya.
"Kita akan melakukan nya, bahkan lebih dari ciuman tapi setelah kita pulang nanti." lanjut Hana sambil tersenyum.
Membuat Gibran langsung memberikan kecupan kilat di bibir Hana lagi, dan itu membuat Hana melotot.
"Depe dulu." kata Gibran sambil tersenyum, lalu berjalan pelan ke arah brankar tempat tidur nya.
Hana menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Gibran yang ternyata aslinya sangat humoris, jauh dari awal pertama keduanya bertemu yang galak dan kasar.
Apa perubahan ini karena cinta? atau mungkin Gibran hanya merasa berhutang budi padanya?, Hana tidak tau, tapi melihat Gibran yang bisa tersenyum seperti itu membuat Hana lebih bahagia.
"Awal yang baik, semoga kedepannya lebih baik lagi, dan aku harap keluarga kecilku akan selamanya bahagia meski banyak godaan yang mendekat." batin Hana.
Tiba-tiba Hana teringat dengan sosok mertuanya, Hana yakin mungkin mertuanya sedang menahan kesal karena rencana nya untuk menyingkirkan Hana telah gagal di tangan putra nya sendiri.
"Terimakasih Bagas, aku harap dia menemukan kebahagiaan nya sendiri." gumam Hana pelan.
Tapi Gibran yang pendengaran nya sensitif dan tajam tentu saja mendengar ucapan istrinya yang menyebutkan nama pria lain, meski itu adalah adiknya.
"Bagas?." Gibran yang baru merebahkan tubuhnya di brankar langsung melirik Hana.
"Iya, adik kamu." sahut Hana.
"Kenapa kamu dekat dengan dia, aku kan sudah bilang kalau kamu tidak boleh dekat-dekat dengan berandalan itu." kata Gibran.
Hana berjalan mendekati suaminya, lalu memegang tangan suaminya.
"Jangan menilai seseorang dari cangkang nya, aku dulu juga sama seperti adik kamu, aku punya masa lalu gelap, dan satu hal lagi Gibran adik kandung kamu, terlepas dari sikap nya dia dan kamu terlahir dari rahim seorang ibu yang sama." jelas Hana.
"Tapi kamu berbeda." sahut Gibran lagi.
"Dia juga baik sayang." kata Hana akhirnya mengeluarkan panggilan sayang nya.
Melihat wajah Gibran yang tidak senang Hana akhirnya tau kalau suaminya mungkin cemburu, dengan santai Hana menarik tangan Gibran lalu dia simpan di dadanya.
"Dengarkan ini jantung aku berdetak kencang masih sama seperti beberapa hari yang lalu, dan itu hanya saat bersama kamu." kata Hana sambil tersenyum.
Membuat Gibran menarik tangan nya, lalu turun dari brnakar yang di tiduri nya.
Gibran berjalan ke arah pintu membuat Hana menaikan sebelah alisnya bingung dengan apa yang akan di lakukan suaminya.
Dan saat pintu terbuka Gibran kembali dengan dokter dan perawat, membuat Hana penasaran apa yang akan di lakukan suaminya.
"Dokter tolong periksa mata saya." kata Gibran.
Dokter langsung melakukan nya, memeriksa Gibran sampai akhir nya dokter mengatakan jika operasi nya berjalan lancar dan Gibran bisa melihat kembali.
"Setalah satu Minggu mungkin tuan bisa periksa kan kembali ke rumah sakit." jelas Dokter.
Gibran dan Hana mengangguk.
"Terimakasih dok." kata Hana dan Gibran bersamaan.
Dan setelah itu ruangan itu hanya tersisa dua orang saja, yaitu Hana dan Gibran yang saling bertatapan.
"Kamu mau ikut aku?" tanya Gibran.
"Kemana?." sahut Hana balik bertanya.
"Ke tempat indah, dan dimana ngak akan ada yang bisa memisahkan kita." kata Gibran lagi.
Hana tersenyum kecil lalu mengangguk.
"Aku mau, tapi di tempat manapun memang ngak akan ada yang bisa memisahkan kita." sahut Hana lagi.
Di luar Arr yang sedang mengintip meremas rok nya, untuk yang pertama kalinya dia menjadi preminim dan dia harus kehilangan harapan terakhir nya untuk bisa di tatap seperti wanita oleh Gibran.
"Bodoh kamu Arr, seharusnya kamu melupakan nya dari sejak lama, bukan malah ingin bersaing dengan wanita secantik nona Hana." ucap Arr tanpa sadar memukul tas mahal yang baru dia beli.
Dengan perasaan sedih nya Arr keluar dari area rumah sakit, wajahnya yang biasanya dia buat natural kini nampak lebih indah dengan bantuan make up, tapi lagi-lagi itu semua tidak berarti karena pria yang dia suka sudah memilih dan tidak akan mungkin bisa menatap nya.
"Andai aku bisa berani apa anda juga akan melakukan hal yang sama tuan?, mencintai ku tuan?."
Gibran Raka Prastyo.
Hana Anggraeni.
________
🌹🌹🌹🌹🌹
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️
TINGGAL BAGAS & FREYA, JENN & JUAN...