Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Damian masih termenung dibalkon kamarnya, pikirannya menerawang.
Apa yang harus dia katakan kepada Celine nanti.
Tindakan apa yang harus dia ambil setelah semuanya tak lagi "sama".
Aarrgghhh.......
Semuanya berkecamuk bercampur aduk didalam pikirannya.
Panggilan suara maupun video dari Alisa pun, sampai Damian abaikan.
Entahlah sekarang dia hanya merasa seperti lelaki brengsek sedunia.
Pukul 16.00
Celine sudah kembali ke Rumah diantar Rayyan.
Walaupun badannya terasa lelah karena ulah sang sahabat yang selama ini selalu menjaganya bahkan cenderung posesif, tapi demi impiannya, Celine harus tetap menyelesaikan segala sesuatunya untuk rencana kuliahnya ke Paris.
Damian terbangun dari tidur siangnya, dia merasa sakit kepala dengan semua yang terjadi.
Dia melihat jam dinding sudah menunjukan pukul 4 sore.
Damian bergegas cuci muka dan menuju Rumah Celine kembali.
Tok..tok...
Ceklek...
"Damian....." gumam Celine masih terpaku didepan pintu.
"Cel, bisa kita bicara, tapi jangan di Rumah takut Cello denger." tanya Damian dengan pelan.
"I...ii...iyaaa sebentar gue siap-siap dulu, elo mau nunggu didalem apa diteras?" jawab Celine gugup.
"Gue disini
aja Cel"
Celine pun masuk ke kamarnya walaupun badannya lelah karena dia baru saja pulang, tapi dia berfikir bahwa semuanya memang harus dibicarakan, percuma menghindar, karena tidak akan menyelesaikan masalah.
"Udah siap?" tanya Damian ketika Celine keluar dari rumahnya.
"Ayo." jawab Celine sambil menganggukan kepala.
Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil Damian.
Dan disinilah mereka, pasangan sahabat itu sudah berada di sebuah Coffee shop yang cukup nyaman.
Mereka duduk di outdoor yang kebetulan keadaan cukup sepi, karena biasanya ramai ketika menjelang malam hari.
"Ehm Cel mau pesen apa?" tanya Damian mencoba mencairkan suasana.
Tiba dua sahabat ini yang biasanya mengobrol tanpa batasan,tapi kini mereka merasa canggung.
Celine menarik nafas, dia merasa seperti berada di ruangan hampa udara.
"Brown Sugar Latte sama Croissant"
"Gak pengen makan berat Cel?" Damian tahu sahabatnya ini paling doyan makan, walaupun tubuhnya tetap proposional dan cenderung langsing tapi kalau makan, Celine type yang susah kenyang.
Aahh ngomong-ngomong tubuh, Damian jadi ingat yang semalam.
"Tadi gue udah makan bareng Rayyan, sebelum balik, bisa sesak perut kalau diisi makanan berat lagi." jawab Celine sambil tersenyum.
Keduanya kembali terdiam, lebih tepatnya sibuk dengan pikiran masing-masing.
Sampai akhirnya Damian mulai bersuara.
"Cel soal semalem...... Gue gak tau apa yang terjadi sama diri gue, gue benar-benar minta maaf." ucap Damian sendu.
"Gue lagi makan di Restoran sama Alisa, tiba-tiba kepala gue pusing, badan gue gerah, dan kayak ada sesuatu yang harus gue tuntasin." jelas Damian.
Celine masih terdiam, dia membuang nafas kasar.
"Tapi kenapa harus gue, kalau elo pengen begituan kan bisa sama cewek elo?" Celine mulai meneteskan air matanya.
"Maaf Cel, semua terjadi diluar kendali," Damian meraih tangan Celine.
"Cel gue bakalan tanggung jawab, ayo kita nikah."
"Nikah?"
"Atas dasar apa Dam, rasa bersalah elo, rasa tanggung jawab elo?"
Celine menggelengkan kepalanya.
"Nggak Dam, gue mau nikah sama cowok yang cinta sama gue."
"Mungkin semalam bukan sepenuhnya kesalahan elo, harusnya gue tendang aja selangkangan elo, waktu elo mau ngapa-ngapain gue."
"Tapi Cel, nanti kalau elo hamil?"
"Kita cuma sekali Dam, gak mungkin hamil." ucap Celine yakin.
"Dam elo punya Alisa, hati elo isinya cuma dia, dan elo mau nikahin gue atas dasar rasa bersalah."
"Yang ada elo nyakitin 2 orang Dam, gue dan Alisa."
"Gue juga masih punya cita-cita jadi model, kuliah di Paris, semua akan sia-sia kalau gue menikah."
"Sekarang anggap aja semalam gak ada apa-apa, elo tetap jalanin ma Alisa dan gue tetap sama impian gue."
"Kalau suami elo nanti gak bisa nerima diri elo gimana Cel?" ucap Damian.
"Gue cari bule di Paris, yang gak mentingin virgin atau nggak." jawab Celine
Sakit sebenarnya dengan apa yang terjadi tapi Celine tidak mau dinikahi dengan alasan rasa bersalah Damian.
Mungkin ini takdir mereka, semoga ada rahasia indah dibalik semua kejadian.