CINTA TULUS EMBUN

Entah ada angin apa. Tiba-tiba afkar datang ke apartemen setelah berminggu-minggu tidak mengunjungi embun.

Pagi-pagi sekali afkar meminta di buatkan nasi goreng kemangi kepada embun.

Dengan senang hati embun membuatkan nasi goreng kemangi untuk afkar.

" Mas. Ini nasi gorengnya" Kata embun menyimpan nasi goreng di atas meja makan.

" Terimakasih.. Maaf sudah mengganggu waktu istirahat kamu. Entah kenapa mas ingin sekali makan nasi goreng kemangi buatan kamu " Ucap afkar sambil menikmati makanannya.

Embun tersenyum " Tidak apa-apa mas. Lagian aku suka ko kalo mas datang " Kata embun.

Sebisa mungkin embun harus bisa menyadari posisinya, embun tidak ingin memperkeruh keadaan yang pada akhirnya mereka berpisah.

" Mas "

" Ya "

" Aku hamil " Ucap embun.

Kolenteng... .

Suara sendok jatuh ke bawah. Afkar masih tidak bisa mencerna dengan apa yang di katakan oleh embun.

" Apa maksudmu? Hamil? Hamil anak siapa? " Tanya afkar kaget.

Deg..

Kedua mata embun sudah mulai menghangat, embun tidak menyangka jika suaminya bisa bertanya seperti itu.

" Apa mas tidak ingin mengakui anak ini juga? " Tanya embun.

Afkar menggelengkan kepalanya pelan " Bu..kan begitu, kita hanya melakukan nya satu malam tidak mungkin kan.. " Kata afkar " Apa jangan-jangan selama ini kamu telah main gila di belakangku? "

Tes..

Air mata embun sudah tidak bisa di bendung lagi, ternyata bukan hanya dirinya saja yang tak di anggap sebagai seorang istri ternyata anaknya pun tidak di akui oleh afkar.

" Jika mas berfikir anak ini bukan anak mas, maka ceraikan aku! Biarkan aku dan anak ini hidup berdua tanpa kehadiran mas, toh selama ini mas juga tidak pernah hadir dalam hidupku " Ucap Embun pada akhirnya " Maaf jika aku terlalu menginginkan sesuatu yang tidak semestinya mas berikan kepada aku dan anakku " Kata embun yang langsung berdiri dan pergi kedalam kamar.

Embun memang ingin berbakti kepada suaminya, tapi embun juga memiliki harga diri. Mau sampai kapan embun hanya bisa diam dan sabar apa lagi afkar menuduh dirinya telah mengandung anak dari pria lain.

Embun keluar dari kamar dengan menyeret koper " Ini mas, ini kartu kredit yang mas berikan kepadaku. Isinya masih sama karena aku tidak pernah menggunakannya. Dan ini kunci apartemen ini, mulai sekarang aku akan keluar dari sini " Kata embun memberikan kartu kredit dan juga kunci apartemen kepada afkar.

" Apa maksudmu? " Tanya afkar

" Aku hanya istri siri, dengan mas menjatuhkan talak kepadaku maka aku sudah bukan istri mas lagi "

" Apa karena pria itu yang membuat kamu menginginkan perceraian dariku? Agar kau bisa menikah dengan pria itu?! jangan mimpi! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah membiarkan kau keluar dari apartemen ini apa lagi hidup bahagia dengan laki-laki lain " Ucap afkar yang langsung meninggalkan apartemen.

" Mas.. Mas... " Panggil embun

Namun teriakan embun di abaikan oleh afkar, afkar seolah tuli dengan semua itu.

Embun duduk di atas lantai, selama menikah dengan afkar baru kali ini embun menangis seperti ini.

" Ya Allah.. Kenapa semuanya jadi seperti ini hiks.. Tolong hamba ya Allah " Gumam embun.

Di tempat lain afkar masuk kedalam rumah dengan wajah yang kesal, afkar melewati istri tercintanya yang sedang menonton tv di ruang keluarga.

Brak..

Afkar membanting pintu ruang kerja dengan keras.

" Aaahh.. Sialan. Kenapa bisa dia mengandung sedangkan kita hanya main satu malam "

Tok.. Tok.. Tok..

" Afkar.. Ada apa denganmu? " Tanya Karin di balik pintu.

" Pergilah sebelum aku sendiri yang mengusir kamu! " Kata afkar dengan marah.

" Sialan! Dia kenapa lagi sih " Keluh Karin " Kalo bukan karena harganya mana mau gue nikah sama pria yang tidak jantan " Sebal Karin yang langsung meninggalkan ruang kerja afkar.

Ya. Selama ini afkar dan Karin tidak pernah lagi berhubungan badan. bukan karena afkar tidak nafsu kepada Karin hanya saja adiknya yang tidak ingin hidup.

Setiap Karin memakai pakaian tipis, jiwa laki-laki afkar bergejolak namun adik afkar yang tidak bisa di ajak kompromi.

Karin yang memang wanita pecinta sex pun tidak tahan jika hanya menggunakan jari milik afkar. Karin selalu bermain-main dengan mainan yang ia beli sendiri agar bisa memuaskan nafsunya.

Karin masih bertahan karena ia membutuhkan harta afkar untuk ia nikmati, dengan harga Karin bisa membeli semuanya termasuk kenikmatan.

Di ruang kerja afkar. Afkar meminta anak buahnya untuk menyelidiki embun. afkar memang bodoh tapi afkar tidak ingin terjadi sesuatu kepada embun.

" Bilal. apa kau percaya jika anak yang sedang di kandung embun itu adalah anakku? " Tanya afkar kepada Bilal

Bilal yang di tanya langsung menelan air ludahnya. Baru kali ini boss nya bertanya yang sensitif.

" Jika Tuan melakukan lebih dari satu kali maka anak itu akan tumbuh, tapi jika tuan hanya melakukan satu kali maka anak itu tidak akan tumbuh. Yang jadi pertanyaan nya. Tuan bermain berapa kali, dan apa tuan menumpahkan susu kental asin kedalam rahim nona embun? " Tanya Bilal hati-hati.

Afkar menatap Bilal dengan tatapan tajam " Jadi maksudmu anak itu adalah anakku? " Tanya afkar

" Bisa jadi "

" Tapi aku tidak yakin jika itu adalah anakku, secara adikku tidak pernah mau hidup jika di mainkan oleh Karin. kamu tau betul bagaimana Karin " Kata Afkar melirik kearah Bilal.

" Kenapa tuan gak coba lagi dengan nona embun? siapa tau jika main dengan nona embun adik tuan mau kembali hidup " Usul Bilal " Nyatanya waktu itu tuan bisa main berkali-kali bahkan sampai hamil lagi "

Bilal langsung menutup mulutnya agar tidak kena semprot oleh afkar.

" Kalo gagal? "

" Itu tandanya adik Tuan sedang mati suri ' Jawab bilal lagi.

Afkar memijat kepalanya yang pusing " Ngomong sama kamu, aku malah semakin pusing! Yang aku tanyakan kan tentang anak itu bukan soal hubungan sex " Keluh afkar.

" Kalo tidak. Tuan bisa melakukan Tes DNA setelah anak itu lahir "

" Dia ingin pergi sekarang dan aku mengurung nya di apartemen "

" Astaga tuan.. Anda sungguh keterlaluan "

" Aku bingung Bilal. Di satu sisi aku tidak bisa mengakui anak itu adalah anakku apa lagi kondisi adikku yang entah kenapa mendadak mati suri. Tapi di sisi lain, aku tidak ingin kehilangan embun " Jujur afkar .

Bilal tersenyum" Itu tandanya tuan sudah mulai ada rasa kepada nona embun. Menurutku lebih baik tuan ngomong baik-baik kepada nona embun tentang kondisi tuan saat ini " Usul Bilal

" Jika dia marah dan tidak mau mendengarkan penjelasan dariku? "

" Aku yakin. nona embun pasti mau memaafkan tuan, apa tuan lupa jika nona embun memiliki hati yang baik "