NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Kesayangan Mafia Dingin

Gadis Kecil Kesayangan Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / One Night Stand / Roman-Angst Mafia
Popularitas:149.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Meyda

Aluna, gadis berusia delapan belas tahun dengan trauma masa lalu. Dia bahkan dijual oleh pamannya sendiri ke sebuah klub malam.

Hingga suatu ketika tempat dimana Aluna tinggal, diserang oleh sekelompok mafia. Menyebabkan tempat itu hancur tak bersisa.

Aluna terpaksa meminta tolong agar diizinkan tinggal di mansion mewah milik pimpinan mafia tersebut yang tak lain adalah Noah Federick. Tentu saja tanpa sepengetahuan pria dingin dan anti wanita itu.

Bagaimana kehidupan Aluna selanjutnya setelah tinggal bersama Noah?

Langsung baca aja kak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meyda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 24

“Maafkan saya, Tuan. Saya akan segera pergi dari sini.” Aluna meletakkan jas Noah di atas ranjang dengan hati-hati, berusaha menahan air mata yang hampir pecah.

Noah, yang sedang dalam keadaan emosi tinggi, mengambil jas itu dan melemparkannya ke lantai. “Dasar keras kepala!” Ia berteriak, suaranya menggelegar di seluruh mansion.

Keributan itu menarik perhatian para penghuni mansion lainnya. Mereka berlarian menuju ruang utama, saling menatap dengan bingung dan cemas. Apa yang terjadi dengan tuan mereka?

“Kenapa masih di sini? Apa kamu ingin melihatku melepaskan handuk ini, hah?!” Noah berteriak lagi, kali ini dengan nada yang lebih mengancam.

“T—tidak, Tuan. Saya tidak bermaksud.”

“Oh, aku lupa. Bukankah kamu terbiasa melayani pria hidung be lang di sana? Jadi sekarang kamu berniat merayuku dan membuatku bertekuk lutut di hadapanmu, begitu?” Noah tersenyum sinis. Kata-kata itu menghantam Aluna seperti pukulan keras, membuat hatinya perih.

Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya, menahan tangis. Rasa sakit menjalar di hatinya setiap kali Noah berbicara. “Tatap mataku saat aku sedang berbicara padamu! Apa kedua orang tuamu tidak pernah mengajarkan sopan santun?”

Aluna mendongak, menatap Noah dengan mata berkaca-kaca. Ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terlihat lemah di hadapan pria yang jelas-jelas membencinya itu.

“Mata ini…” gumam Noah, hatinya berdebar. Sorot mata Aluna mengingatkannya pada seseorang dari masa lalunya, seorang gadis kecil yang selama ini dia cari.

Namun, Noah menepis pikiran itu jauh-jauh. Tidak mungkin gadis di depannya ini adalah Queen.

“Maafkan saya, Tuan. Maaf...” Aluna berucap dengan bibir bergetar. “Saya tahu kalau saya itu kotor dan menjijikkan. Tapi bisakah Anda tidak memperjelas semuanya? Terima kasih karena sudah mengizinkan saya untuk tinggal di sini. Saya akan pergi dan tidak akan pernah kembali lagi.”

Aluna berjalan melewati Noah, memaksakan dirinya untuk tidak menoleh ke belakang.

Noah merasa ada sesuatu yang menusuk hatinya saat mendengar kata-kata itu. Ia teringat pada ucapan yang pernah ia lontarkan pada seseorang di masa lalu.

‘Kalau begitu pergilah, dan jangan pernah kembali kemari ataupun menemui ku.’

“Setelah kamu pergi, jangan pernah sekalipun menoleh ke belakang!” ucap Noah dingin.

Aluna menghentikan langkahnya, mencoba mencerna kalimat terakhir Noah. “Ya, saya tidak akan pernah menoleh ke belakang dan melihat anda.” Dengan air mata yang berderai, ia berlari pergi.

Noah membanting kuat pintu kamarnya. “Argh! Gara-gara gadis tadi aku jadi mengingatnya!”

Di balkon, ia mengusap wajahnya dengan kasar. “Aku sangat merindukanmu. Kamu membuatku menutup hatiku untuk semua wanita di dunia ini. Apa begitu berartinya kamu dalam hidupku?”

Air mata Noah akhirnya jatuh. Di balik sikap kerasnya, ia sebenarnya lemah dan rapuh.

***

Di rumah belakang, Aluna sedang mengemasi pakaian yang pernah diberikan Vincent kepadanya. Hanya beberapa lembar pakaian yang dimilikinya sekarang.

“Luna, apa kamu yakin mau pergi dari sini? Kamu akan kemana, Nak?” tanya Yasmin, penuh kekhawatiran.

“Entahlah, Bibi. Aku hanya ingin keluar dari rumah ini dan pergi sejauh mungkin.” Aluna menjatuhkan dirinya di sisi tempat tidur.

“Pikirkanlah sekali lagi. Tuan membentak mu mungkin karena sedang ada masalah dengan pekerjaannya. Besok pasti dia akan kembali seperti biasa.” Yasmin mencoba menenangkan Aluna, berharap gadis itu tetap tinggal.

Bagi Yasmin, Aluna sudah seperti putrinya sendiri.

“Maaf, Bibi. Tuan Noah sudah terlalu baik padaku. Aku tidak enak hati terlalu lama di sini. Mungkin, aku akan segera mencari pekerjaan untuk membiayai hidupku sendiri.”

Yasmin menghela nafas. Bagaimanapun dia memaksa, Aluna tetap keras kepala.

“Baiklah jika itu keputusanmu.” Yasmin merogoh saku celananya dan memberikan beberapa lembar uang pada Aluna. “Pakai uang ini, sampai kamu mendapatkan pekerjaan. Dan jangan lupa berikan kabar padaku. Aku pasti akan dengan senang hati mengunjungimu.” Yasmin tersenyum dan memeluk Aluna erat.

Aluna terharu atas perhatian Yasmin dan membalas pelukannya. “Terima kasih, Bibi. Kamu sudah seperti ibu bagiku. Aku pergi ya.”

“Jaga dirimu, Aluna.” Yasmin menghapus air mata Aluna. “Jika kamu membutuhkan sesuatu datanglah kemari.”

“Tentu saja, Bibi,” jawab Aluna dengan senyum tipis. Meraih tas kecil berisi pakaiannya, ia pergi.

Dari atas balkon, dua orang pria melihat kepergian Aluna.

“Apa anda yakin akan membiarkan dia pergi, Tuan?” tanya Vincent yang berdiri di samping Noah.

“Menurutmu?”

“Sepertinya Tuan lupa dengan surat warisan itu.” Vincent berusaha mengingatkan.

“Entahlah, melihatnya membuatku teringat lagi pada Queen. Apalagi sorot matanya itu sangat mirip dan—”

“Sampai kapan anda akan terus mengingatnya?” Vincent memotong kalimat Noah, menatap pria itu dengan serius. “Seseorang yang tidak akan pernah kembali dan berlari ke pelukan anda.”

Noah masih memperhatikan Aluna yang semakin menjauh. “Aku yakin, dia pasti akan kembali!”

“Terserah anda saja.” Vincent menoleh sesaat sebelum meninggalkan Noah. “Andai saja gadis itu adalah Queen, mungkin kamu akan menyesal seumur hidup karena sudah membiarkannya pergi untuk kedua kalinya,” gumamnya lirih.

Sementara Aluna, gadis itu merasa gugup, seolah ada yang mengawasinya dari belakang. ‘Tetaplah berjalan dan jangan pernah menoleh ke belakang sedikitpun, Luna!’ ucapnya dalam hati.

Tidak tahu mau akan pergi kemana, Aluna membiarkan langkah kakinya membawanya pergi. Menelusuri jalanan sepi seorang diri.

1
Eva Karmita
makanya jgn sok jual mahal tuan Noah yg terhormat jdi sakit sendiri kan 🤪🤣
Eva Karmita
❤️
Febriana Merryanti
rasain kamu noah
kyo
makanya jgn terlalu kasar klo ngomong, kalo suka yaa bilang /Joyful/
h🌚al
padahal kamu pelakunya 😒
h🌚al
akhirnya 😭
kyo
thor jgn lama² dong upnya, ceritanya seru
̶̶𝓜𝓮𝓶𝓮𝔂™: Besok pagi kak😙
total 1 replies
Widia Ibukya Faruq
sangat bagus banget dan menghibur semoga sampai tamat ya biar GK penasaran
Widia Ibukya Faruq
aduh lagi seru banget ni lanjut lagi dong plisss
̶̶𝓜𝓮𝓶𝓮𝔂™: Besok pagi kak pantengin yaa
total 1 replies
Wulan
jangan kelamaan up nya LG seru nich
Wulan
ganteng banget,mau yg lainnya juga,please...
merry jen
moga Luna adlhh queen yy
merry jen
bolhh GK si klo Luna tuu saudrau vinn
jaran goyang
np lho haaaa... mulai eror🤣
jaran goyang
hoooh mntp
Eva Karmita
makin seru 🔥🔥🔥 semangat otor 🥰
̶̶𝓜𝓮𝓶𝓮𝔂™: siap mak
total 1 replies
Dhee
ditunggu upnya
̶̶𝓜𝓮𝓶𝓮𝔂™: Siap kak
total 1 replies
h🌚al
kiss? 😍
h🌚al: al menghalu cendili 😗
̶̶𝓜𝓮𝓶𝓮𝔂™: G ada wkwk
total 2 replies
kyo
semngat thor, ditunggu upnya lagi
̶̶𝓜𝓮𝓶𝓮𝔂™: Makasih kak
total 1 replies
Dessy Putri
cukup bagus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!