Firman selama ini berhasil membuat Kalila, istrinya seperti orang bodoh yang mau saja dijadikan babu dan tunduk akan apapun yang diperintahkan olehnya.
Hingga suatu hari, pengkhianatan Firman terungkap dan membuat Kalila menjadi sosok yang benar-benar tak bisa Firman kenali.
Perempuan itu tak hanya mengejutkan Firman. Kalila juga membuat Firman beserta selingkuhan dan keluarganya benar-benar hancur tak bersisa.
Saat istri tak lagi menjadi bodoh, akankah Firman akhirnya sadar akan kesalahannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jendral yang mana?
"Kalila! Bangun, La! Hei, bangun!"
Firman dengan sengaja menghentikan sebentar mobilnya di bahu jalan untuk mengecek apakah Kalila benar-benar sudah tertidur atau belum.
Setelah menepuk-nepuk pipi Kalila beberapa kali, Firman pun akhirnya percaya bahwa Kalila benar-benar sudah tertidur berkat obat yang dia campurkan pada air minum istrinya itu.
"Tidur yang lelap, Sayang!" bisik Firman. "Kamu, sih! Kenapa harus jadi istri pembangkang akhir-akhir ini? Andai kamu tetap menjadi Kalila yang bodoh seperti biasanya, nggak mungkin aku tega menjual kamu seperti ini. Jadi, nikmati saja, ya! Hitung-hitung, kamu juga dapat kepuasan dari Pak Glen karena memang sudah lama aku nggak pernah menyentuh kamu lagi."
Firman mengembuskan napas panjang. Tersenyum lebar kemudian memacu kembali kendaraannya menuju ke Golden Hotel.
Sampai di tempat tujuan, Firman pun menghubungi Glen. Dia melaporkan bahwa dia dan Kalila sudah sampai ditempat tujuan.
"Langsung bawa ke atas!" titah Glen melalui sambungan telepon.
"Baik, Pak!" angguk Firman patuh.
Segera digendongnya Kalila menuju ke kamar yang sudah dipesan oleh Glen. Sepanjang jalan, Firman terus tersenyum miring sambil memperhatikan wajah Kalila yang sungguh terlihat sangat damai saat tertidur.
"Ini pelajaran untuk kamu, Sayang! Semoga saja, setelah ini kamu nggak berani lagi melakukan pemberontakan seperti kemarin-kemarin. Ingat, Sayang! Hanya aku, seorang suami yang bersedia menerima kembali istrinya meski sudah disentuh oleh lelaki lain. Sampai ke ujung dunia pun, kamu nggak akan pernah menemukan pria sebaik aku."
Setibanya di depan kamar 402, Firman langsung mengetuk pintu. Selang beberapa detik, pintu terbuka dan seorang pria mempersilakan Firman untuk masuk dan meletakkan Kalila yang tertidur diatas kasur.
"Hahahaha!!! Hebat kamu, Firman! Kamu benar-benar membawa istrimu sendiri ke atas ranjangku!" Glen bertepuk tangan dengan gembira.
"Saya sudah terima uangnya, Pak. Jadi, mana mungkin saya berani ingkar janji?" Firman tersenyum sumringah. Ingin sekali dipuji oleh Glen.
"Ya, ya, ya! Kamu memang lelaki sejati! Tidak pernah ingkar janji!"
Rasanya Firman hendak terbang sampai ke langit ke tujuh. Pujian dari Glen benar-benar membuatnya merasa sangat tinggi.
"Kalau begitu, saya permisi dulu! Semoga Kalila bisa memuaskan Pak Glen!"
"Tentu. Tentu saja. Perempuan secantik dia, pasti bisa memuaskan saya!"
Glen menatap liar perempuan yang tertidur diatas ranjangnya. Jakunnya tampak naik-turun saat meneliti setiap inci tubuh Kalila dengan tatapannya itu.
"Selamat bersenang-senang, Pak Glen!"
Firman segera pergi meninggalkan kamar itu. Sebagai seorang pria, tentu dia sangat paham bahwa saat ini Glen sudah sangat bergairah.
"Mana obat kuatku?" tanya Glen pada anak buahnya.
Seorang pria maju. Memberi sebutir pil kepada Glen dan juga segelas air minum.
Gluk!
Obat itu ditelan dalam sekali teguk bersama air minum.
"Jaga dia dulu! Saya mau mandi," titahnya pada sang anak buah. "Ingat, jangan berani untuk menyentuh Perempuanku meski hanya seujung kuku. Kalau kalian berani, maka tangan kalian yang akan ku potong."
Anak buah Glen mengangguk patuh. Apapun titah sang atasan, akan mereka jalankan dengan patuh.
"Kayaknya ada yang ngetok pintu!?" ucap salah satu anak buah Glen kepada rekannya.
"Iya. Kayaknya memang ada. Bukain, gih!"
"Ah, nggak berani saya! Kalau bos marah, bagaimana?"
"Nggak mungkin marah. Sepertinya, itu cuma layanan kamar. Mungkin, bos tadi pesan sesuatu. Sana, buka!"
Pria yang satunya pun mengangguk patuh. Gegas, ia berjalan ke depan untuk membuka pintu.
"Kok, tidak ada siapa-siapa?" ujarnya sambil melihat kanan-kiri yang tampak sepi.
Namun, tiba-tiba... seseorang langsung memukulnya dari belakang hingga dirinya jatuh tak sadarkan diri.
"Suara apa itu? Jarwo?" Pria yang satunya ikut keluar untuk mengecek situasi. Meski samar, namun dia dengan jelas mendengar suara sang rekan yang memekik kesakitan.
"Kalian siapa?" pekiknya kaget saat melihat dua orang pria merangsek masuk ke dalam kamar sang tuan.
Seorang pria dengan sorot mata tajam melirik pria disebelahnya. Dan, pria itu tampak menganggukkan kepala tanda mengerti akan instruksi.
Dan, Bruk!
Cukup satu tendangan yang mendarat telak dibagian tengkuk, anak buah Glen yang satu lagi langsung jatuh tersungkur dan tak sadarkan diri.
Kini, tersisa hanya satu pria lagi yang akan mereka berikan pelajaran. Dengan sabar, keduanya menunggu hingga akhirnya pria licik pemain wanita itu keluar dari kamar mandi.
"Kalila, sayang! Apa kamu sudah menunggu lama?" serunya dengan suara genit.
Ia tak sabar untuk menghampiri Kalila yang masih tertidur pulas diatas tempat tidur.
"Bukan Kalila yang menunggu lama. Tapi, kami..."
Degh!
Glen terkejut bukan main. Sepasang matanya tampak membulat kemudian reflek berbalik dan menatap dua orang pria asing yang tiba-tiba muncul didalam kamarnya.
Satu terlihat tampan dengan tinggi sekitar 187 cm. Sementara, yang satu lagi terlihat lebih pendek dan mengenakan masker yang menutupi wajahnya.
"Ka-kalian siapa?" tanya Glen gugup.
"Kami?" Pria tinggi itu yang menjawab. "Kami malaikat mautmu, Pria Cabul!"
"Jarwo! Gugun! Dimana kalian?" teriak Glen semakin panik.
"Jarwo!!! Gugunnnn!!' Glen berteriak semakin kencang.
"Sstttt!! Jangan teriak!" titah pria tinggi itu.
Namun, Glen yang hanya mengenakan handuk itu tetap keras kepala. Dia kembali hendak berteriak namun pria yang mengenakan masker jauh lebih dulu maju dan menodongkan sebilah pisau tepat di leher Glen.
"A-apa yang kalian lakukan?"
Glen dipaksa duduk ditepi ranjang. Kedua tangannya diikat kebelakang oleh pria dengan postur tinggi itu.
"Membawamu ke neraka!"
"Siapa yang mengirim kalian, hah?"
Kedua pria itu diam saja. Tak hanya tangan Glen yang diikat, tapi kakinya juga.
"Kami? Kami suruhan kakak kandung perempuan itu."
"Berapa dia membayar kalian, hah? Saya akan bayar dua kali lipat. Tapi, kalian harus melepaskan saya sekarang juga!"
Pria tinggi itu hanya menyeringai sinis. Ia meregangkan otot-otot tangannya sebentar kemudian meninju wajah Glen dengan sangat keras hingga hidung pria itu berdarah.
"Akhhh!! Sakit!" ringis Glen. Tinju pria tinggi itu benar-benar menyakitkan.
"Apa Anda sudah bosan bersenang-senang dengan uang korupsi Anda, sehingga Anda harus mencari gara-gara dengan orang yang tidak seharusnya Anda usik, seperti sekarang?"
"Ma-maksudnya?"
Grep!
Sekarang, rambut Glen yang dijambak oleh pria tinggi itu.
"Tuan Glen yang terhormat! Apa Anda tahu, identitas perempuan itu?"
"Di-dia... Dia istri dari salah satu kaki tanganku."
"Lalu, apa lagi yang Anda tahu tentang dia?"
Glen diam. Ia hanya sebatas tahu bahwa Kalila adalah istri dari Firman. Tak lebih.
"Kenal dengan Kalandra Putra Hardian?"
"Ke-kenal," jawab Glen terbata.
"Selamat! Anda berhasil mengusik orang itu, Tuan Glen! Anda mengusik Tuan Kalandra dengan kelancangan Anda yang ingin merusak adiknya."
"Adik?" Jantung Glen seakan hendak tercabut dari tempatnya.
"Ya, Kalila adalah adik kandung dari Kalandra Putra Hardian. Bagaimana? Masih berhasrat untuk meniduri Kalila setelah tahu identitasnya?"
"Ti-tidak mungkin," geleng Glen yang terlihat sangat syok.
"Tuan Jendral!" panggil pria yang mengenakan masker. "Tuan besar meminta Anda untuk menemuinya di bawah."
"Ck! Mau apa lagi pria tua itu?"
"Ka-kamu, Jendral yang itu?" Tanpa sadar, Glen memekik terkejut.
Pria dihadapannya kembali menyeringai sinis.
"Jendral yang mana menurut Anda, Tuan Glen? Karena saya... Memiliki tabiat dan perilaku yang berbeda-beda. Tergantung, Anda mendengar cerita versi saya dari sumber yang mana."
bhkn sbntr lgi km jdi gembel ples kena pnyakit kelamin.... krna istrimu lia & vivi itu smuanya jalang... /Facepalm//Facepalm/
trus apa fungsinya ada si lia & vivi/CoolGuy//CoolGuy/
Tak punya malu lagi masih akan minta bantuan. Gantian minta bantuan pada istri- istri yang lain