Bagi Lea Richard pria paling brengsek dan menyebalkan di dunia adalah Bara Klopper. Tapi kenapa hatinya justru mencintai pria itu? Pria yang sudah memiliki seorang istri yang sangat cantik bernama Arneta.
Sedangkan bagi Bara Klopper wanita yang selalu membuat hati dan tubuhnya panas hanyalah Lea Richard, bagi Bara wanita yang bernama Lea Richard adalah miliknya! Tidak ada yang boleh memiliki Lea selain dirinya.
"Kau harus mau menjadi istriku!" Bara Klopper.
"Aku tidak sudih menjadi istri keduamu!" Lea Richard.
Akankah hubungan keduanya yang sempat menjauh selama beberapa bulan itu akan kembali terjalin? Ataukah akan berpisah untuk ke-dua kalinya dan untuk selamanya?
Follow Ig ~ mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
"Em.. itu nanti saja, karena ada satu syarat yang belum aku katakan." Lea mengalihkan pembicaraan mereka. "Setelah kita menikah aku akan tinggal di Jakarta."
"What?" kali ini Bara yang terkejut. "Tidak bisa sayang, bagaimana dengan ku kalau kau tinggal di Jakarta?"
"Ya tidak bagaimana-bagaimana. Kau di sini dan aku di Jakarta, karena jika dekat denganmu aku takut lupa diri." Lea berkata jujur karena didekat Bara ia selalu merasakan kepanasan, dan selalu menginginkan lebih dari sekedar ciuman dan pelukan. "Jika urusanmu sudah selesai dengan Arneta aku pasti akan kembali."
"No Lea, kau tidak boleh pergi kemanapun! Kau harus ada di sisiku bersamaku!" ucap Bara tak ingin dibantah.
"Bersamamu dan tinggal di mansion yang sama dengan Arneta? Yang benar saja!" Lea terkekeh geli, membayangkannya dirinya tinggal satu atap dengan wanita licik itu.
"Ya sayang, kau harus tinggal di mansionku! Kalau tidak aku akan mengikutimu kemanapun kau pergi." Ucap Bara dengan tegas. Untuk apa mereka menikah jika wanita itu memilih tinggal di Jakarta, sama juga bohong bukan? Sedangkan tujuan Bara mempercepat menikahi Lea yang awalnya menunggu setelah Arneta melahirkan, adalah agar wanita itu berada disisinya. Menjauhkan Lea dari seorang pria yang sudah sangat lama ia pantau gerak-geriknya yang selalu memaksa dan mendekati wanitanya.
"Em.. baiklah, tapi ingat kita tidak tinggal satu kamar."
Bara menganggukkan kepalanya dengan senyum penuh arti. "Apa ada lagi?"
"Sementara itu dulu, kalau ada lagi aku akan mengatakannya nanti." Lea memberanikan diri memeluk Bara dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang pria itu.
Bara pun membalas pelukan Lea dengan sangat posesif, ia bahagia karena Lea mau menunjukkan rasa cintanya meski hanya sebatas pelukan.
Dan tidak jauh dari tempat Lea dan Bara, tampak seorang wanita bersama seorang pria tengah menatap mereka dengan tatapan tidak suka.
"Kau lihat bukan? Mereka sudah bersama dan besok yang aku dengar mereka akan menikah." Ucap Arneta pada pria yang berdiri di sampingnya, pria yang dulu pernah membantunya saat ia berada di Bordeaux. Lebih tepatnya saat Arneta melakukan pemotretan di Place de Quinconces, pria itu yang memberitahunya rencana Bara dan Lea yang ingin memergoki perselingkuhannya. "Sebenarnya apa saja yang kau lakukan di Jakarta? Kenapa tidak bisa memikat wanita ****** itu." Ketus Arneta.
"Hei jaga bicaramu." Sentak Damian, karena ia tidak suka wanita yang sangat dicintainya di panggil ******.
"Kenapa? Kau tersinggung aku menyebutnya ******? Lalu aku harus panggil apa wanita yang bersedia menikah dengan pria yang sudah beristri?" ejek Arneta.
"Sudahlah kau membuat aku semakin pusing." Damian memilih pergi dari tempat tersebut, karena tidak tahan melihat kemesraan Lea dan Bara.
"Damian tunggu!" Arneta berjalan menyusul pria itu. "Jadi bagaimana? Apa kau akan diam saja melihat mereka menikah?"
"Tentu saja tidak, aku akan melakukan apa pun untuk menggagalkan pernikahan mereka." Ucap Damian dengan sangat yakin. Ia tidak mau usahanya selama beberapa bulan ini mendekati Lea gagal begitu saja, hanya karena kehadiran Bara di dalam hubungan mereka.
"Bagus aku tunggu kabar baik darimu, dan ingat harus berhasil!" Arneta mengulurkan tangannya untuk membuat kesepakatan.
Namun Damian tidak menerima uluran tangan tersebut dan memilih pergi, karena ia harus secepatnya bertindak untuk menggagalkan pernikahan Bara dan Lea.
Sementara itu Arneta yang ditinggal begitu saja oleh Damian, tersenyum penuh arti menatap punggung pria itu. "Untung aku masih punya Damian untuk menggagalkan rencana pernikahan Bara, setelah Tuan Klopper tidak bisa diandalkan." Gumam Arneta dan segera pergi dari tempat tersebut karena tidak ingin ketahuan oleh Lea dan Bara.