Anaya Devaloka (21), seorang gadis muda yang terpaksa menjadi ibu susu bayi bernama Elnan Kavindra demi melunasi hutang ayah tirinya dan membiayai pengobatan mamanya.
Richard Kavindra (29), seorang CEO muda nan tampan dan terkenal playboy. Ia menyukai gadis seksi yang bertubuh langsing. Namun, ketika ia melihat Naya, semua tipe gadis idealnya seakan tak berlaku sama sekali. Ia terjebak pada pesona ibu susu baby Elnan anaknya.
Akankah Richard mampu meluluhkan hati Naya? dan bisakah Naya tetap teguh pada hatinya tanpa tergoda oleh Richard?
Follow Ig : @yoyotaa_
Dilarang keras untuk menjadikan cerita saya jadi konten!!!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 - Serangga Besar
"Aku suka wangi tubuhmu."
Richard menaruh dagunya di bahu Naya sambil mencium aroma tubuh Naya yang memabukkan baginya. Hingga tanpa sadar Richard sudah menggigit leher Naya hingga menimbulkan bekas disana. Naya mend*sah pelan karenanya.
"Ini balasan yang waktu itu. Sekarang kita impas. Tapi jika suatu saat aku ingin lagi, kau juga harus membalas. Simbiosis mutualisme bukan?"
Padahal hal tersebut sudah lama berlalu. Ternyata Richard masih mengingatnya. Naya harus lebih melindungi diri lagi.
Pelukan Richard semakin erat. Naya sampai tidak bisa menggerakkan tubuhnya, ia terkunci oleh tubuh kekar berotot Richard.
"Tu-tuan, bisakah Anda melepaskan pelukannya? Saya kedinginan ingin masuk ke dalam," ucap Naya agak terbata-bata.
Bukannya melepaskan, Richard malah membalikkan tubuh Naya untuk berhadapan dengannya lalu memeluk Naya kembali dengan eratnya.
"Masih kedinginan?" tanya Richard sambil mengelus rambut Naya.
Naya dibuat tercengang, pasalnya milik Richard yang berada di bawah terasa keras seperti kayu. Ia juga bisa merasakan debaran jantung Richard yang terus berdetak begitu cepat. Bahkan tubuh Naya menempel tepat di dada Richard. Kemungkinan Richard bisa merasakan dua buah dada kembar Naya di dadanya.
Suatu hal yang tak pernah Richard pahami, ia begitu nyaman memeluk wanita ini. Meskipun h*sratnya sudah naik, ia masih bisa mengontrolnya dengan baik.
"Tu-tuan, bisakah Anda jangan seenaknya memeluk saya seperti ini. Saya terlihat seperti tidak ada harga dirinya di mata Anda," ucap Naya yang sebenarnya ketakutan. Ia hanya berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan tuannya.
Richard langsung melepaskan pelukan saat mendengar ucapan Naya tersebut. Bukannya meminta maaf, Richard malah berjalan keluar dan mengucapkan terima kasih. Lima detik kemudian Richard berbalik dan secepat kilat langsung mencuri ciuman kedua Naya.
Naya mematung. Lagi-lagi ciumannya dicuri oleh Richard meski hanya sekedar menempel saja. Bukannya senang, Naya malah sedih dan merasa bersalah tidak bisa menjaga sesuatu yang seharusnya menjadi milik suaminya kelak.
Naya sadar jika rasa sedihnya itu takkan bisa mengembalikan semuanya. Ia berjalan ke meja rias dan duduk. Terlihat bekas merah di lehernya. Ia pun menggosok-gosok bekas tersebut dengan tangannya sambil menitikkan air mata berharap bekas itu akan hilang. Sayangnya, tidak semudah itu Naya.
***
Paginya Richard dan Helen sudah berada di meja makan. Mereka sarapan dengan menu sandwich dan roti gandum.
"Cad, mama mau kasih tau sesuatu. Kemungkinan mama akan pergi ke Paris sekitar satu bulan."
"Acara apa ma?" tanya Richard.
"Mama mau mengunjungi tante mu yang ada disana. Sekalian liburan."
"Oh begitu, ya sudah yang penting mama jaga kesehatan setelah disana. Rencananya mau berangkat kapan ma?" tanya Richard sambil mengigit roti gandum nya.
"Siang ini."
"Kok mendadak ma? Terus Icad di rumah sendirian gitu? Sarapan sendirian? Hih, berasa tidak punya keluarga saja," gerutu Richard seperti anak kecil.
"Astaga anak ini! Kau sudah besar, masa ditinggal mama sebulan merajuk gini."
Bagaimana tidak merajuk? Setelah tragedi menyakitkan di keluarga Kavindra, Richard sama sekali tidak pernah ditinggal jauh oleh mamanya. Ini sekalinya mau ditinggal hampir sebulan lamanya.
"Ma, seminggu aja di sananya, please!" mohon Richard pada mamanya.
"Tidak bisa. Soalnya udah direncanakan dari lama sama. Lagian di rumah pun kau tidak sendiri. Ada Naya, Elnan, pembantu, supir, satpam dan pekerja lainnya."
Mau sekeras apapun Richard memohon, keputusan Helen sudah tak bisa ditunda lagi. Akhirnya Richard pun merelakan mamanya untuk pergi.
"Jaga diri baik-baik di rumah. Jangan biarkan cucu mama sakit. Jaga dia seperti anakmu sendiri. Satu lagi jangan merepotkan Naya."
"Hmm," jawab Richard.
Begitulah Richard, ia selalu manja dengan orang yang disayanginya. Sifatnya akan berbeda jika sudah keluar dari rumah, kadang arogan, tegas, dingin, ramah, bijaksana, itu semua tergantung dari cara orang memperlakukannya. Richard akan memperlakukan orang dengan baik jika mereka pun baik padanya bahkan bisa lebih baik sepuluh kali lipat. Begitu pula sebaliknya.
Sebenarnya Richard terkenal playboy karena sering terlihat bergonta-ganti pasangan di bar. Padahal yang sebenarnya Richard hanya memiliki satu mantan saja. Ia hanya bersenang-senang dengan wanita di bar.
Selesai sarapan, Richard pun pamit berangkat kerja.
Tak lama kemudian Naya turun dari kamar Elnan dengan membawa Elnan di gendongannya. Ia menyapa majikannya.
"Pagi Nyonya," sapa Naya.
"Pagi Nay," sapa Helen juga.
"Uh, cucuku sudah mandi rupanya." Helen mencium pipi Elnan sambil menghirup aroma tubuh cucunya.
"Iya oma, El sudah wangi kan?" jawab Naya seolah-olah ia adalah Elnan.
"Eum, wangi sekali."
Naya memberikan Elnan pada Helen, karena majikannya ingin menggendong cucunya. Ia pun membawa Helen keluar rumah dan duduk di taman.
"Nay, selama sebulan nanti kau jaga rumah ini beserta isinya. Termasuk Elnan dan Richard. Richard meskipun usianya sudah bisa dibilang dewasa tapi terkadang ia masih manja dan kekanakan."
Nyonya andai saja anda tahu. Anak anda bukan kekanakan tapi mesum dan kurang ajar, suka menyentuh milik orang lain semaunya.
"Aku minta tolong siapkan juga semua kebutuhannya. Masalah gaji akan aku naikan."
Bukan masalah gajinya yang saya khawatirkan Nyonya. Tapi kelangsungan hidup saya. Saya takut jika hanya ada anak anda dan saya di rumah.
"Baik Nyonya. Memangnya nyonya mau kemana?"
"Ke Paris mengunjungi tantenya Richard."
Naya hanya mengangguk. Karena yang ia tahu keluarga Richard hanya Helen, Richard dan Elnan. Ternyata masih banyak atau mungkin mereka tersebar di belahan dunia yang berbeda.
Saat berbicara dengan Naya, Helen terus memperhatikan bekas merah di leher Naya.
"Nay, apa di kamar Elnan ada serangga?"
"Tidak ada Nyonya," jawab Naya jujur.
"Lalu lehermu kenapa merah-merah jika tidak ada serangga?"
Naya langsung gelagapan. Ia lupa tidak menutup bekas gigitan itu dengan foundation.
"Ah, iya saya lupa nyonya. Semalam ada serangga besar yang datang ke kamar. Dia begitu ganas lalu mengigit leher saya sampai merah," jawab Naya.
Ya, serangga ganas itu adalah Richard. Helen pun langsung panik. Ia takut jika cucunya pun akan terkena gigitan serangga.
"Ya sudah, setelah ini minta Mang Ujang membersihkan kamar Elnan, lalu disemprot dengan pembasmi serangga. Aku tidak ingin meninggalkan cucuku dalam keadaan tidak tenang."
Ada rasa bersalah dalam hati Naya membohongi majikannya. Namun, akan semakin bersalah lagi jika ia jujur bahkan ia malu dan takut akan dikira merayu anak majikannya.
"Memangnya kapan nyonya berangkat?"
"Nanti siang."
Tamatlah riwayatmu Naya.
"Ayo masuk ke dalam, sepertinya matahari sudah mulai agak meninggi. Tidak baik untuk bayi," saran Helen.
Mereka berdua pun kembali masuk ke rumah dan meminta Mang Ujang untuk membersihkan kamar Elnan secara keseluruhan.
***
Hai semuanya,
Salam hangat dariku ya.
Terima kasih sudah membaca ceritaku sampai di bab ini. Semoga kalian menyukainya.
Jangan lupa berikan like dan vote nya teman-teman.
Kalian bisa juga memberikan dukungan untuk yoyo dengan menonton iklan yang ada di kolom pemberian hadiah.
jangan lupa mampir juga di karyaku ya,🙏🏻
icad icad..