Nathan merasa dirinya tidak normal. Sudah banyak gadis yang dia pacari mulai dari lokal, sampai internasional. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa membuatnya bergairah. Sampai akhirnya, orang tua Nathan memaksanya menikah dengan wanita pilihan mereka.
Sayangnya, takdir membawa Nathan bertemu dengan Sheren, gadis malang yang dikhianati pacar dan kakak tirinya saat baru kembali dari luar negeri. Akibat jebakan ibu tiri Sheren, membuat pertemuan pertamanya dengan Nathan harus berakhir dengan cinta satu malam.
Akankah Sheren benar-benar menjadi penyembuh untuk kelainan Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HTI | Bab 12
Sheren merasa dibohongi oleh Nathan karena tidak mengelak saat ia menyimpulkan bahwa Nyonya Lita adalah pelanggannya. Wanita itu jadi kesal sendiri dengan pikirannya. Dia juga berencana untuk membalas perbuatan usil Nathan tersebut.
Lihat saja aku pasti akan membalasmu dasar giigolo sok kecakepan!
Sheren terus menatap Nathan dengan lirikan matanya yang tajam. Bahkan, saat mereka akan makan siang bersama ibu Nathan.
“Ma, menurut Mama apakah Sheren termasuk menantu idaman Mama?” tanya Nathan pada sang ibu.
Nyonya Lita kini memperhatikan penampilan Sheren. Jika dilihat secara fisik, Sheren memang sangat cantik dan layak menjadi istri Nathan. Namun, bukan itu saja yang menjadi bahan pertimbangan untuk menjadi menantu di keluarga mereka.
“Cari istri itu harus tahu bibit, bebet, dan bobotnya juga, Nathan!” jawab Nyonya Lita.
Nathan mengerutkan kening, lalu dia pun membalas, “Maksud Mama cari yang gendut?”
Sheren menahan tawa saat mendengar kata gendut yang Nathan ucapkan. Bisa-bisanya laki-laki itu membuat sesuatu yang serius menjadi sebuah lelucon.
“Kenapa kamu malah mikirnya gendut sih? Maksud mama itu bibit artinya garis keturunan, bebet artinya status sosial, sedangkan bobot artinya kepribadian dan pendidikan dari calon istri kamu. Kamu malah mikirnya gendut, memangnya kamu mau punya istri gendut?” tanya Nyonya Lita dengan kesal.
“Ya, habisnya Mama cari calon menantu pakai pertimbangan kayak gitu. Udah kayak milih calon presiden aja,” jawab Nathan.
Nathan dan ibunya sering berdebat, meributkan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan laki-laki itu. Nyonya Lita ingin Nathan mendapatkan istri yang terbaik, karena itulah Nyonya Lita selalu menjodoh-jodohkan sang putra dengan anak teman-temannya.
“Mohon maaf, Pak Nathan. Sepertinya Anda salah bicara, saya hanya sekretaris biasa, bukan calon istri Pak Nathan.” Sheren memotong pembicaraan ibu dan anak itu.
Sheren pikir, dia datang ke sini untuk menemani atasannya itu makan siang, tapi ternyata, malah dia yang dijadikan bahan perdebatan laki-laki itu dengan ibunya.
“Sheren, jodoh tidak ada yang tahu, siapa tahu saja memang kamu jodohku,” balas Nathan sembari menyeringai.
Dia pasti memanfaatkanku supaya ibunya tidak curiga bahwa anaknya bekerja sebagai laki-laki penghibur. Dia juga pasti mendapatkan kemewahan seperti rumah ini dari hasil kerjanya sebagai giigolo. Dasar menjijikan!
“Maaf, Nyonya. Saya hanya gadis dari kalangan biasa pasti tidak pantas menjadi menantu di keluarga ini. Karena itu saya tidak pernah bermimpi memiliki suami seperti Pak Nathan,” kata Sheren yang membalas dengan seringai juga.
“Lihatlah, Ma. Anakmu sedang ditolak mentah-mentah! Padahal Nathan sudah mendapatkan kehormatannya,” balas Nathan dengan santai.
Nyonya Lita menatap putranya sambil geleng-geleng kepala, tidak percaya. Apakah benar Nathan yang selama ini tidak pernah berhubungan dengan perempuan bisa mendapatkan kehormatan dari sekretarisnya sendiri?
“Kamu pasti bercanda, 'kan. Mana mungkin kamu bisa dengan wanita ini?” Nyonya Lita juga memandang Sheren dengan tatapannya yang seolah meremehkan Sheren.
“Pak Nathan jangan mengatakan hal yang tidak tidak.” Sheren melotot pada Nathan. Dia tidak menyangka bahwa Nathan akan mengatakan rahasia mereka kepada ibunya.
“Loh, Sheren. Aku hanya ingin bertanggung jawab dengan apa yang sudah aku lakukan kepadamu. kenapa kamu malah mengelak?” tanya Nathan tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Ya Tuhan, apa yang sedang laki-laki ini rencanakan? Kenapa dia membongkar Rahasianya di depan Nyonya Lita? Apa jangan-jangan dia sengaja menjebakku untuk menutupi pekerjaannya yang menjadi giigolo selama ini?
“Pak Nathan semakin mengada-ngada saja.” Sheren menginjak kaki Nathan dengan sangat keras. Akan tetapi, wanita itu masih bisa menampilkan senyum kepada Nyonya Lita seakan tidak terjadi apa-apa di bawah meja makannya.
“Sheren kamu menginjak kakiku!” kata Nathan yang malah memperjelas keadaan yang sebenarnya ditutup-tutupi oleh Sheren.
Sheren tertawa lirih. Dia merasa tidak enak dengan Nyonya Lita yang sejak tadi memandangnya dengan bingung. “Pak Nathan, sepertinya kita harus bicara!”
***
kembang Kopinya jangan lupa guys 💋💋