Arga yang mendapati kekasihnya berselingkuh, akhirnya menerima perjodohan tanpa tahu siapa wanita yang dijodohkan dengannya.
Zia yang mendengar keinginan mendiang ibunya pun menerima perjodohan yang disampaikan oleh ayahnya.
Janji perjodohan yang direncanakan orang tua Arga dan Zia membuat mereka bertemu kembali. Dulu mereka bagaikan musuh, Zia yang dulu menjadi anggota osis harus siap menghadang anak-anak yang terlambat, Arga yang hobi terlambat harus berurusan dengan Zia. Tapi ternyata, dalam hati mereka menyimpan cinta. Dijadikan satu dalam ikatan pernikahan, akankah mereka saling mengungkapkan cinta lama?
Belum revisi ya🤭
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata cintaku
Setelah Arga pergi, Zia menutup pintu. Zia memegangi dadanya, degup jantungnya begitu kencang. Seharian dia menahan diri, agar terlihat tenang di depan Arga. Menutupi rasa di dalam hatinya. Dirinya tidak menyangka debaran di dadanya masih sama seperti dulu.
Tapi seketika ada sesak saat mengingat bagaimana, Arga mengatakan pernikahan ini karena orang tuanya. Zia memang tahu kenyataan akan pernikahan ini karena orang tuanya, tapi dia tidak menyangka Arga akan mengatakanya sekarang. Tapi dia sadar tak boleh berharap lebih pada Arga.
Zia langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya, dan berlalu ke kamar mandi, untuk membersihkan diri. Setelah selesai membersihkan diri. Zia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Zia melihat langit-langit kamarnya. Membayangkan apa yang akam terjadi nanti.
Saat sedang asik dengan lamunannya. Zia mendengar ponselnya berdering. Dia pun mencari ponselnya, yang masih berada di dalam tasnya. Zia langsung bangun dan mengambil ponselnya.
Setelah mendapatkan ponselnya, dia melihat layar ponselnya, dan mendapati Nia yang menghubunginya.
"Ya halo, Zi. Gimana tadi jadi cari cincin, gimana calon suami kamu, ganteng nggak? cool nggak?" Nia membrondong pertanyannya.
"Kamu tu kalau tanya satu-satu."
"Ya maaf, habis aku penasaran." Nia berucap seraya tertawa.
"Kamu tau Nia, calon suami aku adalah Arga teman sekolah kita dulu." Zia menjawab lemas.
"Hah!" pekik Nia
"Nia, kamu bisa tidak sih tidak berteriak. Tidak di telepon atau berhadapan selalu sama." Zia benar-benar heran dengan Nia yang suka berteriak, hingga membuat telinganya sakit.
"Maaf zi, aku benar benar kaget saat tahu calon suamimu adalah Arga."
"Iya aku sendiri tidak menyangka."
"Bukannya bagus zi. Kamu menikah dengan orang yang kamu cintai. Dan itu adalah impianmu." Nia tahu betul, Zia selalu bermimpi untuk menikah denga pria yang di cintainya. Dan niat tahu siapa pria yang di cintai oleh Zia.
"Iya aku mencintainya, tapi dia tidak mencintai aku." Zia mengingat bagaimana Arga menerima pernikahan karena dia orang tuanya.
"Aku yakin suatu saat dia akan mencintamu." Nia mencoba memberi semangat.
"Iya, aku harap begitu."
"Baiklah, semoga besok pesta pernikahanmu berjalan dengan lancar zi."
"Terimaksih."
Setelah berbincang sebentar, Zia mematikan sambungan teleponnya. Zia meletakkan ponselnya di nakas. Zia melihat ke langit-langit kamar, sedikit mengingat bagaimana dulu dia di sekolah bertemu dengan Arga.
"Zi kamu kebagian tugas ketertiban lagi ya. Kamu tunggu anak anak yang telat di depan gerbang." Dion ketua osis memberi perintah pada Zia.
"Oke." Zia pun melangkahkan kakinya menuju gerbanh sekolah. Saat sedang menunggu anak-anal yang terlambat. Dia melihat dari arah depan gerbang ada satu anak yang berlarian terlambat. Zia tahu betul siapa anak yang terlambat itu. Dan dia adalah Arga, anak seangkatan dengan dirinya, tapi berbeda kelas.
"Hai kamu terlambat lagi, ayo masuk ruang BP." Zia menarik lengan Arga
"Aku bisa jalan sendiri nggak usah kamu tarik - tarik," jawab Arga ketus, saat Zia menarik lengannya.
Zia hanya bisa mengalah, dan melepas pegangannya pada Arga. Dia langsung mengantar Arga ke ruang BP. Dan memastikan hukuman apa yanh akan di berikan oleh guru BP.
Arga benar- benar sebal dengan Zia. Kalau yang menjaga di gerbang anggota osis lain, dengan pesona Arga, dia akan dengan mudah lolos, dan tidak akan mendapat hukuman. Tapi saat Zia yang berjaga di depan gerbang, dan Arga harus siap-siap untuk di hukum. Seperti biasa, Arga akan di hukum, dan itu membuatnya semakin terlihat membenci Zia.
Setelah menyelesaikan tugasnya untuk menertibkan anak-anak yang terlambat. Zia kembali ke kamarnya.
"Zi...si Arga telat lagi?" tanya Nia saat Zia masuk ke kelas, dan sudah duduk di bangku sebelahnya.
"Iya."
"Kamu nggak kasihan kalau dia di hukum."
"Aku mau dia belajar atas kesalahannya, jangan seenaknya aja. Kalau dia lolos terus dia tidak akan tau salahnya apa."
"Tapi zi, kamu kan suka dia. Kenapa nggak kamu lolosin aja dia."
Zia menatap tajam Nia. "Mencintai bukan berarti membenarkan semua tindakan yang salah." Walaupun Zia mencintai Arga, dia tidak mau terbawa perasaan dan mengalahkan logikanya.
"Lagi pula kamu tahu bukan bagaimana Dita," ucap Zia. Zia sadar sebenar dia menyukai Arga sejak pertama masuk sekolah. Tapi Arga sudah punya pacar yaitu Dita, salah satu primadona sekolahnya. Sebenarnya Zia tak kalah cantik dari Dita. Banyak juga anak laki-laki di sekolahnya yang menyukai Zia. Tapi rasa cintanya tak bisa di gantikan begitu saja.
Karena Zia tak kalah cantik dari Dita. Terkadang Dita takut Arga akan menyukainya, dan meninggalkannya. Dita sebenarnya curiga Zia menyukai Arga, maka dari itu dia selalu cari masalah dengan Zia.
Dita selalu membuli Nia, karena ayah Nia bekerja di rumah Dita. Dan Dita meminta pada Nia untuk meminta Zia menjauhi Arga. Dita juga mengancam ayah Nia akan di pecat, jika Zia tidak berhenti menyukai Arga.
Karena tidak mau berurusan dengan Dita, Zia menutupi rasa sukanya dengan membuat Arga benci Zia. Zia selalu berusaha memberi hukuman-hukuman pada Arga, saat Arga terlambat. Dan membuat mereks berdua terlihat bermusuhan, di mata orang-orang.
Termasuk di mata Dita. Karena akhirnya Dita mengira hal yang sama dengan orang-orang. Diri situlah Zia tidak penah berurusan dengan Dita lagi, karena yang Dita tau Arga dan Zia saling bermusuhan.
"Maafkan aku, Zi." Nia yang merasa bersalah, karena telah membuat Zia menjadi korban ancaman Dita. Demi dirinya, Zia melupakan cintanya untuk Arga.
"Sudahlah kita kan teman, jangan di pikirkan, kalau dia jodohku suatu saat akan datang kepadaku." Zia tersenyum menenangkan Nia.
"Achh..... " Zia benar benar kesal mengingat itu semua. "Kata-kata itu." Gumam Zia.
"Apa dia datang padaku karena dia jodohku?" Zia mengingat bagaiamana dirinya mengatakan bahwa Arga akan kembali padanya, kalau Arga adalah jodohnya. Seolag takdir sedang membawa Arga kembali padanya.
Zia melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya. Dia membuka buku gambarnya di laci. Dia memandang lukisan yang dia lukis waktu sekolah. "Wajah ini, hidungnya, matanya, senyumnya. Kamu masih seperti dulu. Malah mungkin semakin tampan," ucap Zia memuji Arga.
Diam-diam dulu Zia suka melukis Arga, sebagai ungkapan rasa cintanya. Walau tak bisa memilikinya baginya ini sudah cukup mencintai dalam diam.
Setelah memasukan buku gambarnya. Zia kembali melangkah ke atas tempat tidur. Dia hanya bisa berharap besok akan baik-baik saja. Dan Zia bisa memulai semua dengan indah.
Zia pun memejamkan matanya, agar besok dia bisa bangun pagi untuk pesta pernikahan.
banyak hati yg kecewa