Dunia bernama Gaia, di penuhi hewan iblis yang di sebut sebagai Enigma. Manusia harus berjuang antara hidup dan mati untuk melawan kelompok Enigma yang melakukan Genosida. Tidak ada yang tau, sampai kapan kehancuran ini akan berakhir, dan sampai kapan manusia bisa bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DenEmma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26 - Salah Orang
"Cukup Tuan Putri, kau sudah berlebihan."
"Hm.?"
Seseorang itu pun menegur Anna disana. Sosok misterius lainnya, yang sedang duduk di sebuah kursi berbentuk bulan sabit.
Kursi itu melayang di depan Anna yang juga di duduki oleh orang misterius itu.
"Marco ada di depan kita, apa kau akan melepaskannya begitu saja.? " kata Anna.
"Tidak, dia bukan Marco. Dia sekarang sedang bertarung dengan Chaspian. Aku kesini karena Tuan Putri tidak bisa di hubungi, jadi aku datang langsung kemari."
"Lalu, siapa orang itu.?" kata Anna sambil menunjuk Dion.
"Hm.?" sahut orang itu sambil melihat kearah Dion.
"Perempuan itu kan.?" sahut Dion yang melihat orang misterius itu dengan samar-samar.
"Aku tidak tau. Nanti saja mencari taunya, sekarang keadaan sedang genting. Kita harus cepat pergi kesana." kata orang itu.
"Huh." sahut Anna menghela nafas.
WUINGGG. lingkaran raksasa itu pun langsung menghilang begitu saja. Dan suasana kembali normal. Sayap malaikat yang ada di belakang Anna pun langsung menghilang.
Lalu, ia melirik Dion dengan tatapan yang tajam.
"Apa kau pergi dari pertempuran kita.?" sahut Dion.
"Aku semakin penasaran denganmu. Jika kau bukan Marco, lalu siapa dirimu sebenarnya.?" sahut Anna.
Dion pun hanya terdiam disana sambil melihat perempuan yang ada di sampingnya.
"Ini sangat jelas. Aku sangat mengenali perempuan itu." kata Dion dengan tercengang.
"Hm, aku akan kembali padamu. Entah kau menerimanya atau tidak, aku benar-benar akan menemui mu." kata Anna.
Sebuah portal pun terbentuk disana, Anna dan orang misterius itu pun masuk kedalam sana.
"Cepat Tuan Putri."
Saat portal itu akan menutup dengan seutuhnya, Dion pun berkata sesuatu. Dan itu membuat Anna benar-benar sangat tercengang. Namun, ia sudah berada di tempat lain.
....
"Hm, kau pasti akan terkejut dengan kata-kata terakhirku. Semoga aku bertemu denganmu dalam keadaan yang berbeda." kata Dion.
Ia pun melihat keatas langit dan tersenyum disana.
"Aku seperti kembali lagi. Meskipun aku tidak tau, apa yang sebenarnya terjadi kepada kalian. Tapi aku sangat senang mendengar kabar kalian."
"Mungkin aku akan mencari Marco terlebih dulu. Karena perempuan itu sangat sensitif padaku, jadi aku ingin mendengarkan penjelasan Marco. Apa Eva juga baik-baik saja.?" kata Dion.
Ia pun langsung kembali ke desa.
....
Di tempat lain, Sebuah pulau yang tidak berpenghuni. Terjadi sebuah pertempuran dahsyat disana.
Trangg, Slassssh.
"Berhentilah Marco, kenapa kau jadi seperti ini.?" sahut Chaspian.
"Kaulah yang harus berhenti. Kenapa kau selalu mencariku dan menggangguku. Padahal aku sudah tidak ingin bertarung dengan kalian." sahut Marco.
Trang Trang Trang, Swoosh.
"Kalau begitu, kembalikan artefak langka yang kau curi dari Royal Union. Apa kau tau, artefak itu adalah simbol kekuatan Dunia." kata Chaspian.
"Chik, kalian hanya akan memanfaatkan benda itu. Aku sudah tau seluk beluk maksud kalian." sahut Marco.
KLANG. Wosssh.
"Ini demi umat manusia, kami perlu benda itu untuk menghentikan Enigma." kata Chaspian.
Marco pun menendang kepala Chaspian disana. BRUOOK. "Uharrg." ia sampai terpental jauh ke belakang.
"Tutup mulutmu saat bertarung." sahut Marco.
"Cuh" sahut Chaspian yang memuntahkan darahnya.
Lalu, sebuah portal terbentuk disana. Anna dan orang misterius itu pun keluar dari sana. Tentu itu membuat Marco terpojok.
"Sialan, dia juga datang kemari."
"Hoo, kepalamu berdarah Chaspian. Apa kau kena pukulan dari Marco.?"
"Diam kau." sahut Chaspian.
Marco pun hanya menelan ludah disana. karena dia hanya seorang diri.
"Kau sudah terkepung Marco."
"Chik."
"Ternyata tidak salah, kau benar-benar Marco. Lama tidak bertemu." kata Anna.
"Ini baru Marco, orang tadi bukan."
"Kau benar Alice. Aku bisa mengamuk sesukaku disini." kata Anna.
Tubuh Anna pun bersinar, lalu dalam sekejap saja tubuh dan pakaiannya berubah. bahkan wajahnya pun berubah lebih cantik dan mempesona. Itu adalah wujud asli dari Anna.
"Ini lebih baik dari pada berakting menjadi Anna. Aku benar-benar harus menyembunyikan semuanya."
"Sialan." sahut Marco.
"Jadi, apa kau sudah siap Marco.? aku rasa kau belum memberitahu kami tentang artefak itu."
Marco pun melihat perempuan itu dengan tatapan tajam.
"Kita selesaikan saja disini. Rachel Lawrence." sahut Marco.
Swoosh.
Mereka pun bertarung habis-habisan disana. Seseorang yang hidup abadi karena kekuatan mereka sendiri, dan seseorang yang sudah hidup ribuan tahun lamanya.
Para penguasa mutlak dunia ini. Petinggi Royal Union.
....
Didesa Majaren.
Dion pun sampai disana, dan ia tidak melihat mobil Anna. Itu membuatnya semakin curiga.
"Mereka sudah pergi ya. Hm, aku rasa desa ini akan mendapatkan ancaman. Bukan hanya dari Enigma, tapi juga dari orang-orang penguasa." kata Dion.
Ia pun masuk kedalam rumah, dan untungnya Lisa dan lainnya masih baik-baik saja disana.
"Kakak."
"Apa kau baik-baik saja Lisa.?" tanya Dion.
"Kak, tubuhmu." sahut Lisa dengan panik.
Bahkan Kenta dan May yang ada di sana sampai tercengang melihat kondisi tubuh Dion.
"Apa yang sudah terjadi padamu Dion.?" tanya Kenta dengan panik.
Dion pun duduk di sebuah kursi, lalu ia merebahkan tubuhnya.
"Aku benar-benar sangat lelah." sahut Dion.
"Kakak, apa yang terjadi padamu, apa kau diserang Enigma.?" kata Lisa sambil berdiri di depan Dion.
"Kau tenang saja Lisa, aku hanya ingin istirahat sebentar." sahut Dion, lalu ia pun tertidur disana dengan lelap.
"Kakak, kakak."
....
Malam hari pun tiba. Suasana desa semakin ricuh di luar sana.
"Aku tidak yakin, karena Dion juga datang dengan luka yang sangat serius."
"Apa kita akan aman jika tetap berada disini.?"
"Bagaimana ketua.?"
Morgan hanya memejamkan matanya dengan pasrah. Karena dia sebenarnya tidak ingin pergi dari sana.
"Aku akan menjenguk Dion sebentar." kata Kenta.
"Apa dia akan baik-baik saja.? " sahut Morgan.
"Entahlah ketua." sahut Kenta yang langsung pergi kerumah Dion.
....
Didalam kamar Dion. ia pun membuka matanya secara perlahan. Tubuhnya sudah di penuhi dengan perban. Lalu ia pun mencoba berdiri dan duduk di sana.
"Ternyata nyeri juga ya."
Ia pun berdiri dan berjalan keluar kamar, disana sudah ada Lisa yang sedang menata obat-obatan di atas meja.
"Hm, ini untuk nanti malam, dan ini untuk besok pagi, yang ini untuk siang hari. dan ini....
Dion yang melihatnya pun hanya menghela nafas.
"Apa yang kau lakukan Lisa.? " sahut Dion.
"Eh.?" Lisa pun langsung terkejut disana. dan Dion pun duduk di atas kursi.
"Ini adalah obat untukmu kak, aku sedang menatanya." sahut Lisa.
"Benarkah.? apa kau sendiri yang menyiapkannya.?" tanya Dion.
"Uhm." sahut Lisa.
"Keturunan dokter memang berbeda. hahaha." kata Dion.
tiba-tiba Wunggg.
"Ha.?" sahut Lisa yang tiba-tiba terkejut bukan main.
Dion pun langsung menyadarinya, ada Enigma yang sedang menyerang kesana.
"Berapa jumlahnya Lisa.? dan ada di mana mereka.? " tanya Dion.
"3.455, arah barat. masih cukup jauh dari sini." sahut Lisa dengan ketakutan.
Dion pun berdiri dari sana dan mengelus kepala Lisa.
"Lain kali kita akan berlatih bersama Lisa. Aku akan menyelesaikannya dulu." sahut Dion.
Dep.
....