NovelToon NovelToon
Dan Akhirnya Aku Pergi

Dan Akhirnya Aku Pergi

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Identitas Tersembunyi / Penyesalan Suami / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:9.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Yulianti Azis

Sofia Amara, wanita dewasa berusia 48 tahun yang hanya dipandang sebelah mata oleh suami dan anak-anaknya hanya karena dirinya seorang ibu rumah tangga.

Tepat di hari pernikahan dirinya dan Robin sang suami yang ke-22 tahun. Sofia menemukan fakta jika sang suami telah mendua selama puluhan tahun, bahkan anak-anaknya juga lebih memilih wanita selingkuhan sang ayah.

Tanpa berbalik lagi, Sofia akhirnya pergi dan membuktikan jika dirinya bisa sukses di usianya yang sudah senja.

Di saat Sofia mencoba bangkit, dirinya bertemu Riven Vex, CEO terkemuka. Seorang pria paruh baya yang merupakan masa lalu Sofia dan pertemuan itu membuka sebuah rahasia masa lalu.

Yuk silahkan baca! Yang tidak suka, tidak perlu memberikan rating buruk

INGAT! DOSA DITANGGUNG MASING-MASING JIKA MEMBERIKAN RATING BURUK TANPA ALASAN.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DAAP 11

Setelah beberapa kali mencari apartemen yang sesuai, akhirnya Sofia menemukan sebuah apartemen sederhana yang cocok untuknya.

Apartemen itu memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur kecil, dan ruang tamu yang tidak terlalu luas. Letaknya berada di pusat kota, cukup strategis, dekat dengan berbagai fasilitas umum.

Sofia berdiri di depan bangunan itu, menatapnya dengan perasaan campur aduk. Ini adalah awal baru baginya. Dia tidak akan lagi tinggal di rumah besar bersama suami, anak-anak, dan ibu mertua yang selalu mengontrol hidupnya. Mulai hari ini, dia akan hidup sendiri, bebas menentukan apa yang ingin dia lakukan.

Dengan langkah mantap, Sofia masuk ke dalam gedung dan menuju meja resepsionis. Di sana, seorang petugas apartemen menyambutnya dengan ramah.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya petugas itu.

"Saya ingin menyewa apartemen yang tadi saya lihat," jawab Sofia dengan tenang.

Petugas itu segera mengurus administrasi. Mereka membahas harga sewa, biaya tambahan, dan peraturan yang berlaku di apartemen tersebut. Setelah semuanya disepakati, Sofia menandatangani kontrak sewa.

Setelah urusan administrasi selesai, Sofia keluar dari gedung apartemen dengan perasaan lega.

"Akhirnya, ini rumah baruku," gumamnya pada diri sendiri.

Meskipun apartemen ini tidak semewah rumah lamanya, tapi Sofia merasa nyaman. Tidak ada lagi teriakan mertua, tidak ada lagi protes anak-anak yang selalu menyalahkannya, dan yang terpenting, tidak ada lagi Robin yang mengkhianatinya.

Beruntung, selama ini Sofia selalu menyisihkan sebagian uangnya. Meskipun Robin tidak pernah memberikan uang secara bebas, Sofia selalu mencari cara untuk menabung sedikit demi sedikit selama puluhan tahun. Uang itu awalnya dia niatkan untuk kedua anaknya jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan dalam keadaan darurat.

Namun, siapa sangka, uang itu justru menjadi penyelamatnya sekarang.

Dengan tabungan yang cukup, Sofia bisa membayar uang sewa beberapa bulan ke depan dan membeli beberapa perabot yang dibutuhkan. Ini adalah langkah pertama menuju kehidupannya yang baru.

Sofia menarik napas panjang dan tersenyum tipis.

"Mulai sekarang, aku akan hidup untuk diriku sendiri."

****

Siang itu, Mikaila duduk di sebuah kafe yang cukup ramai, namun memilih sudut yang agak sepi. Wajahnya terlihat tidak bersemangat, sesekali dia memainkan ponselnya, lalu menoleh ke arah pintu masuk.

Tak berapa lama, seorang wanita anggun melangkah masuk berusia 49 tahun. Dengan pakaian elegan, rambut tergerai rapi, dan senyum manis di wajahnya, wanita itu tampak menarik perhatian beberapa orang di sekitar.

Mikaila yang melihatnya langsung berdiri, berlari kecil mendekati wanita itu, lalu memberi salam dengan cipika-cipiki penuh keakraban.

"Tante Vanessa!" serunya riang.

Wanita itu tidak lain adalah Vanessa—sahabat Robin sekaligus selingkuhannya. Hanya Sofia yang mengetahui rahasia kelam ini, sementara Mikaila dan keluarganya masih menganggap Vanessa sebagai sekadar teman dekat Robin.

Mikaila menggandeng lengan Vanessa dengan manja, sesuatu yang tidak pernah dia lakukan kepada ibunya sendiri. Jika bersama Sofia, Mikaila selalu bersikap ketus dan tidak sabaran, tapi dengan Vanessa, dia berubah menjadi manja dan penuh senyum.

Keduanya kemudian berjalan ke sudut kafe dan duduk berhadapan. Seorang pelayan datang untuk mencatat pesanan mereka. Setelah memesan, mereka menunggu makanan datang sambil berbincang.

Vanessa, dengan suara lembut dan penuh perhatian, bertanya, "Ada apa, sayang? Biasanya kamu langsung ke rumah Tante, kenapa tiba-tiba ngajak ketemuan di sini?"

Wajah Mikaila langsung berubah masam. Vanessa yang memperhatikan perubahan ekspresi itu langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres.

"Mama," jawab Mikaila kesal.

Vanessa mengangkat alisnya. "Kenapa dengan ibumu?"

Mikaila menghela napas panjang, lalu mulai mengungkapkan keluh kesahnya.

"Beberapa hari ini, Ibu berubah banget! Dia jadi kekanak-kanakan dan lebay. Masa cuma sakit mioma aja dia jadi seperti itu. Padahal kan yang aku baca, penyakit itu nggak berbahaya, tapi dia bertingkah seolah-olah sekarat. Menyebalkan banget!"

Mikaila mengaduh dengan wajah kesal. Vanessa tetap memasang ekspresi tenang, tapi ada kilatan aneh di matanya yang tidak disadari oleh Mikaila.

Dengan suara lembut dan sikap penuh perhatian, Vanessa berkata, "Sabar ya, sayang. Mungkin ibumu hanya butuh perhatian. Kamu tahu sendiri, wanita seusia dia kadang jadi lebih sensitif. Mungkin dia hanya ingin diperhatikan lebih oleh keluarganya."

Mikaila mendengus, tapi senyum Vanessa yang penuh kelembutan seakan menenangkannya.

"Tante baik banget sih, selalu bisa mengerti aku," ujar Mikaila dengan mata berbinar. "Kadang aku berharap Tante yang jadi ibu aku, bukan dia."

Vanessa tersenyum penuh arti, tapi dengan cepat dia mengalihkan pembicaraan.

"Ngomong-ngomong, kenapa kamu keluar dari sekolah siang-siang begini? Tidak ada kelas?" tanyanya.

Mikaila mengibaskan tangannya dengan santai. "Jam kosong, jadi aku keluar sebentar."

Vanessa hanya mengangguk, lalu tak lama pesanan mereka datang. Selama makan, Vanessa dengan penuh perhatian menyuapi Mikaila sedikit demi sedikit, seolah memperlakukan Mikaila seperti anaknya sendiri.

Mikaila tersenyum senang. Dia merasa mendapatkan perhatian yang tidak pernah dia dapatkan dari Sofia. Tanpa sadar, dia semakin terpengaruh oleh Vanessa, tanpa menyadari ada sesuatu yang tersembunyi di balik sikap lembut wanita itu.

****

Sore itu, Robin memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah yang terlihat elegan dan mewah. Rumah itu tidak terlalu besar, tapi tertata dengan sangat rapi dan terasa nyaman. Tanpa mengetuk, Robin langsung membuka pintu dan masuk, seolah rumah itu adalah miliknya sendiri.

Begitu masuk, aroma lembut lilin aromaterapi menyambutnya, bercampur dengan harum teh hangat yang baru saja diseduh. Langkah kakinya terhenti ketika sosok wanita anggun muncul dari dalam ruangan.

Vanessa.

Dengan senyum manis, wanita berusia 49 tahun itu berjalan mendekati Robin. Meski usianya hampir setengah abad, Vanessa masih terlihat memesona dengan tubuh yang terawat dan penampilan yang selalu elegan.

Tanpa ragu, Vanessa langsung berdiri di belakang Robin dan mulai memijat punggungnya dengan lembut. "Kamu terlihat kusut sekali, sayang," ujarnya dengan suara lembut.

Robin menghela napas panjang, membiarkan dirinya menikmati pijatan Vanessa. "Sofia ... dia berubah akhir-akhir ini. Aku tidak tahu apa yang terjadi."

Mendengar nama Sofia, Vanessa yang awalnya tersenyum langsung merasa kesal, tapi dia sangat pandai menyembunyikan ekspresinya. Dia tahu, setiap kali bertemu, Robin selalu malas membahas istrinya sendiri. Biasanya, jika dia menyebut nama Sofia, Robin akan langsung mengalihkan pembicaraan.

Namun, kali ini berbeda.

"Maksudmu apa? Perubahan seperti apa?" Vanessa pura-pura bertanya dengan nada lembut, seolah peduli.

Robin menghela napas lagi. "Aku tidak tahu pasti, tapi dia jadi pendiam dan tidak lagi memperhatikan aku dan anak-anak. Dia bahkan tidak memasak untuk kami lagi. Mungkin ini efek dari penyakitnya."

Vanessa menggigit bibirnya pelan, matanya berkilat tajam sejenak sebelum dia kembali mengukir senyum manis. "Kalau begitu, biarkan dia dulu, sayang. Dia pasti hanya butuh waktu."

Vanessa melingkarkan tangannya di leher Robin, menyandarkan kepalanya di dada pria itu dengan manja. "Kamu tahu kan, aku selalu ada untukmu?" bisiknya lembut.

Robin tersenyum tipis, meraih dagu Vanessa dan menatapnya dalam. "Kamu memang selalu mengerti aku," gumamnya sebelum mendekatkan wajahnya ke wajah Vanessa.

Vanessa tersenyum penuh kemenangan. Apapun yang terjadi dengan Sofia, itu bukan urusannya. Yang terpenting, Robin tetap ada di sisinya.

1
Waty Zega
bagus ceritanya
Widia Ningsih
istri yang tidak dianggap, kasihan Sofia 🥺
Yuyun
ceritanya sangat bagus
Mom dillalva
Kasian..anak nya kok bisa segitu nya menyakiti ibu sampai makanan kesukaan aja dilarang kan mereka bisa pesan yg lain
Muna Junaidi
🧡🧡🧡🧡
Yhanie
Luar biasa
Wulan Basril
nggak ada season 2 nya thor
ᴛᴜᴋɪɴᴇᴍՇɧeeՐՏ🍻
ada kah kelanjutan Elleanor??? sama adik kecil'y yang lucu.. mulai ketagihan sama karya mu thor🥰🥰🤗🤗🤗
ᴛᴜᴋɪɴᴇᴍՇɧeeՐՏ🍻
gimana g populer thor ini bagus banget sueeeer...buat karya g mudah, dan Q yang bisa mikir ke sana ( saat Sofia hamil tanpa penyatuan ) , kadang mikir wow amazing😍🤩sukses terus dan semangat thor sehat" selalu yaaaaaa
ᴛᴜᴋɪɴᴇᴍՇɧeeՐՏ🍻
Alhamdulillah happy ending🥰🥰🥰....
karya yang luar biasa dengan waktu yang singkat namun isi cerita banyak pelajaran yang bisa di petik, karna tidak mudah menjadi seorang Sofia yang hidup'y penuh dengan kebohongan dan penghianatan dari suami'y sendiri, coba'n datang tak ada henti'y namun dengan tenang dan lapang dada bisa menjadlani semua, dan berkah dari kesabaran'y kini hidup bahagia bersama anak kandung'y dan masyah allah di saat usia yang tidak lagi muda allah kembali memberikan kepercayaan untuk memiliki anak kembar lagi bersama Riven...

semangat thor buat karya" baru dengan imajainasi yang luar biasa tetap semangat 😍😍😍
Santi Rizal
rahasia besar apakah itu?
Santi Rizal
rasakan tuh menanti kesayangan nya belagu
Marini Idris
seruuu
Wandi Fajar Ekoprasetyo
Ach jd pusing begini ya.....sama aja semuanya
Wandi Fajar Ekoprasetyo
jd selama kehamilan kembar Sofia nih tetap pingsan gitu ya
Wandi Fajar Ekoprasetyo
knp ga d bawa aja dan d nikahin riven.....knp harus ada kesepakatan yg ga masuk akal
Wandi Fajar Ekoprasetyo
ngaku dosen org kaya....nyatanya otak nya ga guna
Wandi Fajar Ekoprasetyo
mantab riven.....meskipun duduk santai pasti ada org kepercayaan nya yg selalu menjaga sofia
Wandi Fajar Ekoprasetyo
menciptakan kehancuran buat dirinya sendiri
Nora♡~
Dah... habiss... cerita nya bagusss...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!