NovelToon NovelToon
Pendekar Bangau Emas

Pendekar Bangau Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Harem / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Slyterin

Tang Xiao Tian seorang pemuda berasal dari Desa di puncak gunung Huang yang memiliki keinginan untuk melakukan tugas penting bagi seluruh dunia persilatan dari ketiga orang guru yang membesarkannya selain itu Ia juga ingin mencari tahu identitasnya yang selama 20 tahun di rahasiakan oleh para gurunya. Selamat datang dan membaca novel pertama ku di sini.. Follow, like, rate 5,komentar positif dan share ya😘terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu Hari Setelah Pemakaman Ketua Sekte Wu Tang.

Pagi hari berikutnya Xiao Tian mengadakan rapat di ruang tertutup dalam kuil Tao bagian Selatan markas besar sekte Wu Tang setelah pemakaman Ketua sekte Wu Tang dan semua tamu undangan sekte Wu Tang telah pergi meninggalkan pegunungan Wu Tang secara bertahap dan sekte Wu Tang kembali sunyi dan tenteram.

"Pagi hari ini aku mengadakan pertemuan khusus di ruang pribadiku untuk pemilihan wakil ketua sekte Wu Tang dan tugas-tugas lain sebelum aku kembali ke gunung Huang untuk menjalankan tugas utama ku kepada ketiga guruku lain namun kalian tak perlu khawatir karena aku pasti akan kembali menjalankan tugasku sebagai Ketua Sekte Wu Tang yang baru. Dimana aku juga akan menghadiri pertemuan para pendekar dunia persilatan di gunung Hua yang akan diadakan lima tahun akan datang di pertengahan musim dingin selain itu aku sudah mendengar misi lain yang belum dituntaskan oleh Kakek Zhang di kota Louyang dan terakhir aku mempunyai misi yang lebih tinggi lagi yaitu mengunjungi Ibukota negeri kita ini di masa depan setelah misi- misi lain ku dapat ku selesaikan dengan sempurna." Nada suara Xiao Tian benar-benar penuh wibawa sehingga para anggota sekte Wu Tang mematuhinya.

"Baik, Ketua. Kami akan mematuhi perintah dari Anda dengan baik! " sahut anggota sekte Wu Tang secara serentak di bawah kursinya.

"Ketua Xiao, kapan Anda akan kembali ke Wu Tang dan bagaimana dengan Nona Lan adik Anda?Apakah dia akan ikut Anda ke gunung Huang?" tanya Zhang Wan Yi yang akan merasakan rindu terhadap Xiao Lan jika gadis kecil itu ikut pergi ke gunung Huang bersama Xiao Tian.

"Aku akan kembali ke Wu Tang sekitar dua atau tiga tahun lagi dan kalau untuk Xiao Lan , aku rasa lebih baik dia tinggal disini sampai aku kembali ke Wu Tang."jawab Xiao Tian tersenyum pengertian kepada Zhang Wan Yi sahabat dekatnya.

"Ketua Xiao, lalu apakah Anda sudah memilih untuk wakil Anda disini? " tanya Pendekar Besar Chi Kong mengangkat wajah untuk menatap Xiao Tian dengan serius.

"Aku memilih Paman Zhang Bin Bin sebagai wakil ku disini, untukmu ya sebagai penasehat untuk murid- murid lainnya." jawab Xiao Tian tersenyum tipis untuk pria bertubuh kekar di bawah kursinya.

Sesudah mengadakan pertemuan tersebut. Xiao Tian mengemasi barang- barangnya di kamarnya sendiri. Ia ditemani oleh Xiao Lan yang tidak pernah berhenti untuk mengingatkannya untuk kembali ke Wu Tang secepatnya agar adiknya tak merasa kesepian dan rindu terhadapnya.

"Ya, Adik Lan, kau tenanglah. Aku sudah ingat pesan darimu." kata Xiao Tian menepuk-nepuk pundak adik angkatnya sambil tersenyum lembut dan menaruh buntalan pakaiannya di pundaknya dan pedangnya di pinggangnya.

"Kakak, aku sudah menyiapkan bekal makanan dan minuman untukmu di jalan. Ingat kau harus menjaga kesehatanmu dengan baik. Ingat aku akan selalu ada untukmu disini dengan setia menunggumu kembali ke Wu Tang." kata Xiao Lan mengikuti Xiao Tian yang telah berjalan keluar dari markas besar sekte Wu Tang dan bersiap untuk naik kuda yang disiapkan oleh pihak sekte Wu Tang untuknya.

"Iya, aku ingat, Adik Lan. Baiklah, aku berangkat dulu ya sekarang... Selamat tinggal..." kata Xiao Tian yang telah melompat ke punggung kuda lalu memacu ke luar wilayah pegunungan Wu Tang dengan ditatap sendu oleh Xiao Lan dari atas puncak gunung Wu Tang.

Di perjalanan yang telah diingatnya untuk kembali ke gunung Huang. Ia memerhatikan sejumlah orang di dermaga untuk menaiki perahu dan kapal yang telah menanti para penumpang dengan sabar. Ia turun dari kudanya lalu menuntun tali kekang kuda berjalan ke arah perahu khusus untuknya yang telah dibelinya di pedagang perahu.

Disaat Xiao Tian ingin mendayung perahunya tiba- tiba ia mendengar suara seseorang dari tepi sungai melambai-lambai ke arahnya. Ia menoleh ke arah kiri tepi sungai, lalu menemukan seorang gadis kecil usia delapan tahun bersama seorang kakek tua renta.

"Tuan muda, bisakah Anda mengizinkan saya dan kakek saya untuk menumpang perahu Anda?" pinta gadis kecil itu dengan dialek bahasa yang sedikit di pahami olehnya. Gadis kecil itu memeluk kakek tua renta dengan erat.

"Bisa, silakan." jawab Xiao Tian cepat membantu si gadis kecil melangkah ke perahu bersama kakek tua renta yang segera duduk di dalam perahunya.Ia pun memberikan sebungkus roti kering dan sebotol teh hangat untuk kedua orang penumpangnya dengan ramah.

"Terimakasih untuk kebaikanmu, Tuan Muda." kata Kakek tua renta tersenyum lembut kepada Xiao Tian yang membalas senyumannya dengan senyum tipis sambil melanjutkan mendayung perahunya ke tengah sungai lalu menghilang ke arah muara sungai ke laut lepas.

"Pian Pian, apa kau tak merasa sakit pada dadamu lagi?" tanya kakek tua renta setelah beberapa hari kemudian di perjalanan mereka di dalam perahu dan kini Xiao Tian mengenal mereka yang menyebutkan nama mereka adalah Pian Pian untuk gadis kecil dan Kakek Nurhaci bagi kakek tua renta itu.

"Sudah lebih baik, Kek." jawab Pian Pian yang telah diperhatikan oleh Xiao Tian memang sedikit pucat di wajah cantik manis gadis kecil itu.

"Memangnya kau sakit apa? Apakah aku bisa melihat apa yang sakit di tubuhmu?" tanya Xiao Tian merasa iba kepada gadis kecil yang menjadi teman baiknya di perjalanannya menuju gunung Huang.

"Tuan Muda, cucuku ini sejak kecil telah menderita sakit di dadanya sehingga aku selalu membawanya ke berbagai kota atau desa untuk mencari tabib yang bisa menyembuhkannya namun mereka semua tak bisa mengobatinya, dan sekarang kami memutuskan untuk kembali ke utara tempat tinggal kami." kata si kakek tua renta memperlihatkan dada gadis kecil itu yang membiru kepada Xiao Tian.

"Aku akan mencoba untuk menyembuhkannya." kata Xiao Tian tenang sambil menaruh telapak tangannya ke dada gadis kecil itu yang awalnya membiru kini secara perlahan- lahan menjadi kemerahan lalu putih kembali seperti kulit lainnya di tubuh gadis kecil itu.

"Coba kau menarik napas dalam-dalam lalu kau bisa menghembuskannya secara perlahan-lahan. Apakah masih sakit?" Xiao Tian menyuruh Pian Pian untuk mengikuti sarannya sesudah melakukan pengobatan yang dilakukannya untuk menyembuhkan gadis kecil itu.

"Sudah tidak sakit lagi. Aku sudah sehat.." kata Pian Pian tersenyum bahagia sambil memeluk kakeknya yang menggenggam tangan Xiao Tian untuk ucapkan terimakasih kepada anak laki-laki baik hati itu.

"Tuan Muda, sebagai rasa terimakasih atas kebaikan hatimu ini kepada cucuku maka aku akan berikan pil ginseng pegunungan utara untukmu." kata kakek tua renta itu setelah mereka tiba di daerah luar wilayah Huang kepada Xiao Tian.

Xiao Tian menggeleng kepalanya dengan sopan lalu melesat cepat meninggalkan kedua orang teman di perjalanannya menuju ke wilayah Huang.

"Pian Pian, kau harus ingat bocah tadi sebagai calon suamimu nanti karena dia akan memimpin dunia ini di masa depan. Ayo kita segera pergi dari sini untuk kita bisa secepatnya tiba di wilayah utara bertemu dengan kedua orangtuamu disana." kata Kakek tua renta itu sambil merangkul cucunya usai menatap ke arah lenyapnya Xiao Tian dari pandangan mereka.

Bersambung!!

1
Bryan Kennedy
Come on, dear friend, continue your work
Wendy Xu
mantap
Ismaeni
cerita awal yang cukup menarik. ..bahasa nya enak tidak berat. semangat update-nya yaa thor
Almah Suseno: bro..kunjungi juga novel ku ya!judulnya "Aku ingin menggapai mentari" di jamin inget waktu sekolah
total 1 replies
Bryan Kennedy
Cher ami, allez, j'ai hâte de lire votre roman, j'adore les histoires classiques
Bryan Kennedy
L'esprit Nami, L'histoire de ce roman est agréable à lire de nombreuses fois car j'ai l'impression d'entrer dans l'histoire.
anggita
iklan, like☝👍.. moga lancar novel barunya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!