Alea terkejut melihat pengkhianatan Elang dan Amanda yang merupakan suami dan adik tirinya. Ketika dia ingin memberi pelajaran pada keduanya, datang Noah yang merupakan kekasih Amanda. Pria itu justru menawarkan hal yang tak terduga.
"Menikahlah denganku, Alea. Kita bisa membalas perbuatan mereka berdua," ucap Noah tersenyum dengan penuh arti.
Alea terpaku dengan ucapan Noah. Wanita itu dilema karena dihadapkan pada ajakan Noah dan pengkhianat suaminya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Noah dan Alea berdiri di depan ballroom hotel tempat Amanda dan Elang akan melangsungkan pernikahan. Alea menatap dekorasi yang sangat mewah di pernikahan adik tirinya itu. Di sampingnya, Noah menggenggam tangan Alea.
Noah sadar diri, Alea memang sekarang telah menjadi calon istrinya. Namun, wanita cantik itu pasti masih memiliki sedikit perasaan pada mantan suaminya.
"Kau baik-baik saja? Bila kamu tidak kuat, kita bisa pergi dari tempat ini," ujar Noah.
Alea menggeleng, "Tidak. Aku sudah memilikimu. Jadi, tidak ada lagi yang perlu aku takutkan."
Ingatan wanita itu sebenarnya tertuju pada peristiwa lampau ketika Alea memergoki Amanda dan Elang sedang memasuk kasih. Pada kenyataannya, Elang memang lebih memilih Amanda dibandingkan dirinya.
Alea mengeratkankan tangannya pada lengan Noah. Pria itu pun mengusap pelan tangan Alea untuk memberikan kekuatan pada wanita itu. Padahal, mereka sudah merencanakan pernikahan yang akan berlangsung dua Minggu lagi, tetapi Alea masih gundah ketika menghadiri pernikahan Elang dan Amanda.
Mereka berdua memasuki ballroom, beberapa pasang mata melihat keduanya dan berbisik-bisik. Sesuai prediksi Alea, banyak di antara mereka yang mengetahui kalau Elang lebih memilih Amanda karena dia dapat memberikan Elang keturunan. Biar bagaimana pun tidak ada yang bisa menutupi perut seseorang.
"Kasihan sekali ya, Alea. Aku yakin dia dikhianati oleh Elang dan adiknya sendiri," ujar seseorang berbisik.
"Ya, aku bisa memaklumi Elang melakukan hal tersebut. Siapa sih yang tidak ingin memiliki keturunan," balas yang lain.
Noah yang mendengar bisik-bisik di sepanjang jalan yang mereka lewati menggenggam erat tangan Alea. Dari genggaman tangan, dia mengetahui kalau sang kekasih menahan semua emosi. Terbukti dari dinginnya tangan Alea.
"Tenanglah, Love. Kita langsung menemui pengantin, kemudian pulang."
"Ya, Noah," balas Alea.
Keduanya langsung menuju pelaminan, tampak di sana Bastian dan Safira yang tentunya mendampingi Amanda. Alea menatap Bastian dengan kecewa, walau awalnya papanya itu mengatakan tidak akan merestui Amanda menikahi Elang tetapi pada kenyataannya Bastian harus melakukan sesuatu untuk menutupi aib Amanda.
"Maafkan Papa, Nak. Papa...."
"Sudahlah, biar bagaimana pun, Amanda juga anak Papa. Akan tetapi, ketika dia memutuskan untuk mengkhianatiku aku tidak akan pernah menganggapnya sebagai saudaraku lagi," balas Alea.
Safira memandang sendu Alea, sebagai seorang wanita dia setuju dengan ucapan Alea. Namun, dia menyayangkan hal itu terjadi pada Alea dan Amanda. Wanita paruh baya itu berharap Alea dapat menerima pernikahan Amanda dan Elang.
"Tante harap suatu saat hatimu melembut Alea, kemudian kamu bisa memaafkan Elang dan Amanda. Siapa pun pasti tidak ingin memutuskan tali silaturahmi antar saudara," tukas Safira.
"Anak Tante sendiri yang merebut suamiku. Kita lihat saja nanti, Tante. Semoga anak Tante mw dapatkan balasan atas setiap perbuatannya," ujar Alea kemudian beralih pada Amanda yang tersenyum menyambutnya.
Amanda menarik Alea dalam pelukannya. "Terima kasih atas kedatangannya, Kak. Terima kasih juga karena telah mempercepat perceraian kalian. Semoga kau bahagia dengan pria miskin seperti Noah," ucap Amanda dengan berbisik.
Tubuh Alea terasa kaku, emosinya memuncak mendengar ucapan wanita perebut suaminya itu. "Begitukah menurutmu, Amanda? Kita lihat saja nanti siapa yang miskin," balas Alea kemudian mendorong pelan Amanda.
Noah mendengar semua ucapan Amanda. Dia menyeringai lalu mengatakan hal yang membuat Amanda kesal. "Yah, aku juga tidak mungkin mau menikah dengan wanita yang sudah tidak suci lagi bahkan telah hamil dari pria lain."
Tiba-tiba Noah mendekat pada Amanda, kemudian berbisik. "Aku yakin kau sendiri tidak tahu siapa pria yang merupakan Ayah dari janin di perutmu itu," bisik Noah kemudian tersenyum.
Amanda mendadak pucat, dia yakin telah menutupi aibnya dengan sempurna. Tidak ada yang mengetahui kalau dirinya sering berhubungan dengan pria lain selain Elang.
"Jaga ucapanmu, Noah. Anak ini adalah anak suamiku," ucap Amanda dengan gigi bergemeletuk.
Noah tidak memedulikan ucapan Amanda, dia memandang dengan cemburu ketika Alea mendekati Elang.
"Aku tahu kamu masih mencintaiku, Lea. Padahal, aku tidak keberatan bila menceraikan Amanda ketika anak itu lahir dan kita merawat bayi yang ada dalam kandungannya. Aku yakin kamu menyukai saranku," ucap Elang masih dengan percaya diri.
"Kubur saja semua mimpimu itu, Bung. Alea adalah milikku," balas Noah kemudian menarik Alea turun dari pelaminan.
Pria itu melakukan hal tersebut karena cemburu pada kedekatan Alea dan Elang. Belum lagi, pria itu mencoba untuk melingkarkan tangan di pinggang Alea. Sedangkan, Alea hanya diam dan tidak beraksi apa pun
Keduanya melewati Dona tanpa kata apa pun. Dona tidak masalah dengan hal itu, karena mengetahui kalau Alea pasti masih kesal dengan perbuatan Amanda dan Elang yang mengkhianatinya.
Tanpa sadar Alea dibawa Noah menuju mobil. Kemudian, mereka menaiki mobil dan diam tanpa saling berbicara. Noah menatap Alea yang masih diam. Wanita itu seperti menahan air mata.
"Menangislah kalau kamu memang ingin menangis, ujar Noah.
Pria itu langsung menancap gas meninggalkan hotel, dia menahan diri untuk tidak marah pada Alea. Noah menganggap kalau wanita itu masih memiliki perasaan pada Elang hingga saat ini dia menangis.
Sesampainya di apartemen, Naoh membimbing Alea menuju unitnya. Noah yang sudah mengetahui akses di apartemen Alea dengan mudah membukanya. Wanita itu berjalan di belakang Noah dengan mata sembab. Noah menutup pintu apartemen setelah Alea masuk.
"Kau masih memiliki perasaan pada Elang?"
Alea diam tidak menjawab pertanyaan Noah. Dia bingung dengan dirinya sendiri. Menerima Noah dalam hidupnya memang sesuatu yang di luar dugaan. Belum lagi, dia baru saja bercerai dari Noah.
"Kalau kamu masih belum bisa melupakan Elang, lebih baik kita batalkan pernikahan kita," ucap Noah dingin.
Alea tersentak mendengar ucapan Noah, pria itu kemudian berbalik hendak meninggalkan Alea. Hal yang membuat Alea refleks berlari kemudian memeluk Noah dari belakang.
"Jangan pergi, apa yang kamu katakan Noah?" tanya Alea yang masih shock dengan ucapan Noah.
Noah berbalik badan, kemudian menatap Alea. "Untuk apa kita menikah bila di hatimu masih ada Elang?" jawab Noah.
"Kamu yang ada di hatiku Noah. Tadi aku hanya tidak dapat mengendalikan diri ketika Elang mengatakan hal yang membuatku kesal," tukas Alea.
"Kalau begitu buktikan! Buktikan kalau aku yang ada di hatimu, Love," balas Noah.
Alea diam, bingung bagaimana membuktikan hal tersebut. Kemudian, Noah menatap Alea putus asa dan memilih untuk pergi.
"Sudahlah, tidak perlu memaksakan dirimu. Aku aka..."
Alea kemudian melingkarkan tangan di leher pria itu. Dia mencium Noah dengan frustasi, suatu hal yang belum pernah dia lakukan. Selama ini, selalu Noah yang terlebih dahulu menggodanya. Alea adalah wanita yang menerima perlakuan romantis dari Noah.
Noah terhanyut dengan ciuman Alea, dia tidak melewatkan kesempatan ini begitu saja.
"Mulai sekarang aku milikmu, Noah... Aku..."
Noah kemudian menghentikan ucapan Alea dengan ciuman pan*s yang membuat g*irah keduanya memuncak.
***
Bersambung....
Terima kasih telah membaca. ❤️
Maaf baru bisa update ya.