NovelToon NovelToon
Mr. D

Mr. D

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat
Popularitas:986
Nilai: 5
Nama Author: Nedl's

Menikah dengan pria yang bahkan belum pernah ia temui? Gila!

Ceira Putri Anggraini tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis dalam semalam. Dari seorang gadis yatim piatu yang berjuang di tengah kemiskinan, kini ia menjadi istri dari Daniel Dartanto, pria berusia 30 tahun yang kaya, dingin, dan penuh misteri.

Pernikahan ini terjadi karena utang budi. Tapi bagi Daniel, Ceira hanyalah kewajiban.

Satu atap dengan pria yang nyaris tak tersentuh emosi, Ceira harus bertahan dari tatapan tajam, sikap dingin, dan rahasia besar yang disembunyikan seorang Daniel.

Namun, semakin lama ia mengenal Daniel, semakin banyak pertanyaan muncul.

Siapa sosok yang diam-diam Daniel kunjungi di rumah sakit?
Kenapa hatinya mulai berdebar di dekat pria yang awalnya ia benci?

Dan yang paling penting—sampai kapan ia bisa bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nedl's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 Pisang Tanduk Super Jumbo

Setelah selesai berenang dan mandi, Ceira kini sudah berpakaian santai—kaos coklat longgar dengan celana pendek berbahan lembut. Rambutnya masih sedikit basah, tapi ia merasa segar setelah kejadian hampir tenggelam tadi. Sekarang, perutnya mulai menuntut haknya. Waktunya sarapan.

Di ruang makan, Maira sudah duduk lebih dulu. Gadis itu tampak asyik mengoleskan selai stroberi ke roti panggangnya sambil tertawa-tawa sendiri menonton acara komedi di HP-nya.

"Duh kocak banget dah," ucap Maira.

Saat Ceira menarik kursi dan duduk di hadapannya, Maira langsung mendongak dengan senyum usil.

"Cieee yang pagi-pagi udah romantisan, gimana rasanya?" goda Maira dengan nada penuh arti.

Ceira hanya mendengus kecil sambil menuangkan susu ke gelasnya.

"Biasa aja. Dingin tau. Lain kali aku nggak mau renang lagi kalo pagi-pagi."

Maira menyeringai. "Padahal bisa loh bikin kolam renang jadi panas, Ra."

Ceira menoleh dengan alis terangkat. "Caranya? Tambahin air panas? Mana bisa Mai, harus butuh air panas 10000 ember kalo itu mah."

Maira tertawa lalu menggeleng. "Enggak lah. Tapi ... ya sudahlah, lupain aja, Ra. Nanti kapan-kapan juga kamu ngerti sendiri."

Ceira mengangguk, tidak terlalu ambil pusing dengan ucapan Maira. Namun, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Matanya berbinar, seperti baru mendapatkan sesuatu untuk ditanyakan ke Maira.

"Oh iya, Mai! Tadi pas di kolam kan Daniel meluk aku pas aku hampir tenggelam. Trus setelah itu ada keras-keras yang nempel di paha aku. Itu apa sih, Mai? Kayak keras gitu."

Maira yang awalnya masih menikmati rotinya langsung berhenti mengunyah. Matanya berkedip beberapa kali, lalu menatap Ceira dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Otaknya tampak sedang memproses kalimat barusan.

Kemudian, tanpa bisa ditahan, senyum penuh kemenangan merekah di bibir Maira.

"Kaya ada yang keras tapi bukan batu, ada yang tegak tapi bukan keadilan. Kaya gitu gak sih."

"Hah?!" Jujur Ceira tidak mengerti ucapan Maira barusan.

"Ah, lupain lupain kamu nggak akan ngerti heheh."

"Jadi ... itu pisang tanduk super jumbo namanya, Ra," lanjut Maira santai, berusaha menahan tawa.

Ceira mengerutkan kening, tampak benar-benar berpikir keras. "Sejak kapan di kolam renang ada tanaman pisang tanduk super jumbo? Perasaan Mama Gina nggak pernah nanam pisang di sekitar kolam. Apalagi di dalam kolam."

Maira langsung menutup mulutnya untuk menahan tawa yang hampir meledak. Ia menghela napas, mencoba tetap tenang. "Aunty mana tau, coba tanya ke Bang Daniel aja, noh. Dia pasti lebih paham soal itu."

Tepat saat itu, Daniel baru saja masuk ke ruang makan, mengenakan kaos hitam polos dan celana santai. Rambutnya masih sedikit basah setelah mandi, membuat auranya semakin dingin dan berwibawa seperti biasanya.

Ceira, tanpa ragu-ragu, langsung bertanya dengan polosnya.

"Daniel, tadi pas di kolam renang, aku ngerasa ada benda keras nempel di paha aku. Maira bilang itu pisang tanduk super jumbo. Maksudnya apa, sih?"

Daniel, yang baru saja menyesap kopi, langsung tersedak hebat. Ia batuk-batuk sementara Ceira menatapnya dengan wajah penuh rasa ingin tahu.

Maira, di sisi lain, sudah menutup mulutnya dengan tangan, menahan tawanya yang hampir meledak.

Daniel menatap Ceira dengan ekspresi horor dan frustasi sekaligus.

"Kamu ... denger omongan apalagi dari Maira?" tanyanya dengan nada lelah.

Ceira menggeleng polos. "Enggak denger omongan apa-apa. Aku cuma tanya aja, soalnya tadi aku ngerasa gitu, penasaran kenapa ada benda aneh itu nempel di paha aku. Kok kamu malah kaget gitu sih?"

Daniel mengusap wajahnya. Sementara itu, Maira akhirnya meledak dalam tawa yang sangat puas.

"Wah, wah, wah! Bang Daniel, jawab dong! Masa sih istri sendiri tanya, eh malah nggak dijawab. Kasihan, lho," ucap Maira sambil mengedipkan sebelah mata.

Daniel mengembuskan napas panjang, menatap Maira dengan tatapan tajam. "Kamu yang ngajarin Ceira hal aneh-aneh lagi, ya?"

Maira mengangkat kedua tangannya seolah tak bersalah. "Aku? Nggak, kok! Aku cuma bantu kasih pencerahan aja, menjawab rasa penasarannya. Kan kasihan kalo Ceira penasaran terus sama ....." Maira memilih untuk tidak melanjutkan ucapannya melihat tatapan horor Daniel.

Daniel memijat pelipisnya, sementara Ceira masih menunggu jawaban dengan ekspresi penuh harapan.

"Jadi, itu apa, Daniel? Apa itu pisang tanduk super jumbo? Aku belum pernah ngeliat bentuk pisang kaya gitu, atau nanti aku ke kolam aja ya biar liat bentuk nya," ulang Ceira.

"Percuma Ceira, nggak ada di sana," jawab Maira seadanya.

"Hah?"

Daniel menatap Ceira beberapa detik, lalu akhirnya menjawab dengan nada tenang, "Itu ... sesuatu yang nggak perlu kamu pikirkan sekarang, Ceira. Ayo sekarang habiskan sarapan kamu."

Ceira mengerutkan kening. "Tapi aku penasaran—"

"Ceira," potong Daniel cepat, suaranya sedikit lebih dalam. "Percaya aja sama aku, itu bukan sesuatu yang perlu kamu pikirkan pagi-pagi begini. Nggak penting. Nanti juga kamu tau sendiri."

Ceira masih ingin membalas, tapi Maira langsung memotong nya. "Udah, Ra. Percaya sama Bang Daniel aja. Nanti juga kamu ngerti sendiri."

Daniel melirik Maira tajam. "Dan kamu, Maira, lebih baik jangan berusaha 'meracuni' Ceira dengan hal-hal yang belum perlu dia tahu."

Maira hanya tersenyum manis. "Siap, Bang! Tapi bukannya ini ngebantu banget ya. Yaudah deh iya iya, aku bakal diam .... untuk sementara waktu."

Daniel mendesah, tahu betul bahwa ‘diam’ versi Maira biasanya tidak bertahan lama.

Sementara itu, Ceira masih tampak sedikit kecewa karena tidak mendapat jawaban yang jelas. Namun, ia memilih untuk mengalihkan perhatian ke sarapannya.

Saat suasana mulai kembali normal, tiba-tiba Maira kembali membuka mulutnya.

"Oh iya, Ra, aku udah bikin list nama bayi buat kalian nanti."

Ceira hampir tersedak. "Ha? Kok udah mikirin nama bayi? Aku kan belum ... punya bayi."

Maira menyeringai. "Iya sih, tapi melihat progres kalian pagi ini, aku rasa aku harus mulai siap-siap dari sekarang. Kalo kata pepatah mah 'Sediakan payung sebelum hujan', begitupun 'Sediakan nama sebelum punya bayi' gitu Ra. Nama dulu, bayi nya belakangan. Otw, dalam proses, iya kan Bang."

Daniel meletakkan sendoknya dengan sedikit lebih keras di atas meja. "Maira."

Maira langsung tertawa. "Oke, oke! Aku cuma bercanda! Nggak usah serius banget gitu kali, Bang!"

Ceira, yang masih merah wajahnya, hanya bisa menggelengkan kepala.

Sepertinya, sejak Maira datang ke rumah ini, ketenangan memang sudah jadi sesuatu yang langka bagi mereka.

Sedangkan Maira malah semakin senang, dia punya target baru untuk diisengin setiap saat. Mengisengi Daniel dan Ceira ternyata seseru ini ya, apalagi dia juga dapat dukungan dari tantenya—Gina. Tidak salah memang Gina menyuruh nya untuk liburan ke Indonesia agar bisa mendekatkan pasangan beda usia ini. Mereka sangat lucu di mata Maira. Dia tidak akan kapok terus iseng ke Ceira dan Daniel. Ini akan jadi liburan terserunya tahun ini.

BERSAMBUNG.....

1
seftiningseh@gmail.com
menurut aku novel nya bagus bgt aju aika bgt sama prolog nya bikin penasaran dan dari Simpsons nya juga bikin penasaran bgt
maka nya aku baru baca prolog nya

oh ya kak jangan lupa baca novel aju judul nya Istri kecil tuan mafia
Lalaluna: terimakasih kak, okaiii siap kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!