Sebagai Putri Tunggal Kaya Raya,Amarta yang berusia 30 tahun terus mendapat petuah dari kedua orang tuanya untuk menikah.
Kegagalan terdahulunya dengan tunangannya yang menghamili sahabatnya,membuat Amarta sulit untuk percaya lagi dengan laki-laki.
Namun pertemuannya beberapa kali dengan lelaki berparas tampan yang bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,membuat Amarta memiliki sebuah ide gila.
Amarta terang-terangan mengajak lelaki yang bernama Adrian untuk melakukan nikah kontrak dan menjanjikan uang senilai 10 Milyar.
Namun seiring berjalannya waktu,pernikahan kontrak mereka diuji dengan kehadiran mantan dari Adrian yang masih sangat mencintainya dan melakukan segala cara untuk membuat Adrian kembali.
Sampai suatu ketika Amarta menceritakan semuanya pada Agatha(mantan kekasih Adrian)bahwa pernikahannya dengan Adrian hanyalah pernikahan kontrak.
Bagaimana Adrian menghadapi semuanya saat perasaannya lebih memilih Amarta,Apakah dia akan menyerah?
Ikutin kisahnya disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KNT-3
Amarta menatap undangan pernikahan mantan tunangan dan mantan sahabatnya dengan dada bergemuruh,bagaimana tidak,orang yang dianggap paling terdekat sekaligus paling yang dicintai kini merenggut kebahagiaannya.
Amarta membaca tempat dimana resepsi pernikahan akan dilangsungkan oleh dua manusia yang sangat Ia benci,ternyata disebuah hotel berbintang 5 yang sempat akan menjadi tempat pernikahan Amarta berlangsung, jika Febrian tidak menghianatinya.
Masih ada 1 minggu bagi Amarta untuk menyiapkan semuanya,walaupun Ia tak mengetahui bahwa itu adalah undangan palsu yang hanya dibuat untuknya.
Pekerjaan yang cukup banyak mengalihkan pikiran Amarta sejenak dari drama kehidupannya,Ia mulai menyibukkan diri dengan menandatangani dokumen yang sudah menumpuk dimeja kerjanya.
"Selamat siang Bu...",sapa sekretarisnya yang bernama Rania dengan membawa dokumen ditangannya.
"Maaf Bu,Ibu harus segera menandatangani kontrak persetujuan projek iklan untuk produk terbaru kita,karena sudah ditunggu oleh bagian Advertising".
Amarta melihat isi projek yang akan menjadi iklan terbaru produknya,Ia membuka lembaran demi lembaran konsep iklan yang akan dibuat,namun Amarta merasa kurang cocok dengan peran pria yang akan menjadi pendukung pemeran utama yang seorang wanita berparas cantik dan juga tinggi.
"Hmmmmm Rania...,bisa minta tolong bagian Advertising untuk masuk keruangan saya?karena saya kurang cocok dengan pemeran pria yang mereka ajukan,diliat sekilas pemeran yang mereka sediakan kurang cocok dipandangan saya,jadi pemeran pria akan saya coba minta opsi lain yang mereka sediakan".
Rania kembali kemeja kerjanya untuk menghubungi bagian Advertising.
Kini Amarta bersama tim Advertising sedang mencari solusi untuk pemeran pria yang ternyata tidak punya cadangan lain yang tim Advertising sediakan.
Tiba-tiba Amarta teringat dengan sosok Adrian si pelayan restoran yang memiliki wajah tampan menjulang,entah kenapa Amarta sangat ingin Ia yang menjadi pemeran pria untuk model produk terbarunya.
"Urusan pemeran pria biar menjadi urusanku,kalian boleh melanjutkan projek iklan ini",ucap Amarta dengan senyum yang terbesit sesuatu.
Sepulang kerja Amarta segera menuju restoran tempat Adrian bekerja,Amarta sangat ingin mengubah Adrian dari pelayan restoran menjadi seseorang yang bisa memanfaatkan ketampanannya untuk mendapatkan uang yang lebih banyak lagi,tentu saja dengan pekerjaan yang baik.
Namun Amarta harus menelan kekecewaan,karena Adrian telah selesai jam kerjanya,Amarta pun kembali ke tempat dimana mobilnya terparkir,Namun saat beberapa langkah lagi menuju mobilnya,Ia menangkap sosok laki-laki yang sedang Ia cari sedang duduk termenung dengan memegang selembar kertas.
Tanpa banyak berpikir,Amarta mendekat kearah Adrian yang masih pada posisinya.
"Ehem....",suara Amarta mengagetkan Adrian yang sedang melamun dan menoleh seketika,namun Adrian tetap mengabaikan kehadiran Amarta yang tiba-tiba.
Amarta merebut kertas yang sedang Adrian pegang dan membacanya sekilas,tertera dikertas itu bahwa Adrian harus membayar biaya kuliahnya jika ingin tetap mengikuti wisuda,besaran bayaran yang tertulis dikertas itu sebesar Rp 3.500.000,-,uang yang sedikit bagi Amarta namun banyak bagi Adrian yang seorang anak yatim piatu beberapa bulan lalu,itulah mengapa Adrian bekerja direstoran untuk menyambung hidup.
"Aku bisa memberimu pekerjaan,tentu saja pekerjaan yang halal,Ayo ikut aku sekarang,kita bicarakan ditempat yang lebih baik ".ajak Amarta pada Adrian.
Adrian akhirnya beranjak dari tempat duduknya dan mengikuti orang yang sempat dia cemooh.
Amarta mengajak Adrian untuk masuk kembali kedalam Mall,namun bukan ke Restoran tempat Adrian bekerja,melainkan kerestoran jepang yang terlihat begitu sepi.
Amarta memesan 2 minuman dan 2 porsi makanan untuknya dan juga Adrian,sambil menunggu makanan tiba,Amarta menjelaskan pekerjaan yang Ia tawarkan pada Adrian.
"Begini Adrian.....,Aku ada projek sebuah iklan yang membutuhkan pemeran pria sebagai pendukungnya,karena produk yang diiklankan adalah sebuah pelembab,aku ingin kamu sebagai model prianya,kamu bisa naik motor kan?",tanya Amarta yang diangguki oleh Adrian yang fokus mendengarkan apa yang Amarta bicarakan.
"Bayarannya bisa untuk membayar biaya tunggakan uang kuliahmu bahkan masih ada lebih,gimana?",tanya Amarta yang terus berbicara dan Adrian yang seperti tak ada gairah hidup.
Amarta mengetuk mejanya "Tok Tok Tok".Adrian menoleh dan menatap Amarta tajam.
"Saya sedang berpikir Nona....,karena saya perlu mengatur jadwal antara kerja dan kuliah",jawab Adrian datar namun tegas.
"Kapan waktu Shootingnya ",tanya Adrian yang berarti menyetujui kerjasama yang ditawarkan Amarta.
"Malam ini nanti aku akan urus dengan tim ku diPerusahaan,nomer ponselmu masih yang kemarin kan ?",tanya Amarta sambil menikmati makanan yang sudah datang.
Adrian mengangguk dan ikut menikmati makanan yang Amarta pesankan.
Hari yang semakin malam membuat Amarta menawarkan untuk mengantar Adrian pulang,namun Adrian menolaknya karena Ia membawa motornya.
Amarta yang tinggal sendirian diApartmentnya,langsung membersihkan dirinya dan masuk kedalam ruang kerjanya yang berukuran kecil yang biasanya Ia gunakan jika ada pekerjaan yang belum selesai dikantor dan urgent.
Ditemani buah potong yang tersedia dikulkas,Amarta membuka kembali file tentang projek iklan untuk produk baru Perusahaannya.
"Mudah-mudahan Adrian dapat memberikan pengaruh baik dalam projek ini,karena ini akan sangat bermanfaat untuk batu loncatan karirnya",gumam Amarta lirih.
Setelahnya Amarta berkirim pesan dengan tim Advertising untuk menentukan jadwal yang sudah direncakanan,sambil berkirim pesan pada Adrian juga yang ternyata jadwalnya sangat tepat,karena Adrian libur kerja dan libur kuliah.
Adrian menatap balasan pesan dari Amarta dengan senyum bahagia,kehidupannya yang tadinya Ia berpikir akan gelap setelah kepergian kedua orang tuanya secara mendadak,berangsur-angsur akan membaik berkat bertemu dengan orang-orang baik yang selalu menolongnya.
Berbeda dengan Adrian yang langsung memilih beristirahat,Amarta justru memikirkan sebuah rencana untuk menjadikan Adrian sebagai pasangan untuk menemaninya menghadiri resepsi pernikahan 2 manusia yang Ia benci.
"Aku harus berusaha membawa Adrian pergi bersamaku,dia tampan,keren,tinggi dan tak terlihat bahwa usia kita terpaut 4 tahun,pasti Febrian dan Fani takkan menyangka bahwa Adrian masih berkuliah dan hendak lulus sebentar lagi ".gumam Amarta didalam hatinya.
Amarta tersenyum bahagia akan ide berliannya,Ia akan memoles Adrian dengan segala yang Ia punya untuk menunjukkan kepada Febrian bahwa kini Ia benar-benar melupakannya.
Setelah semuanya beres,Amarta memilih untuk merebahkan tubuhnya dikasur,namun sebuah pesan yang terus masuk kedalam ponselnya membuat Amarta mau nggak mau membukanya.
"AMARTA!!DASAR PENIPU KAMU YA!!NGAPAIN KAMU KASIH CEK KOSONG,YANG TERNYATA MEMANG TAK BISA DICAIRKAN,POKOKNYA AKU NGGAK MAU TAU,BALIKIN CINCIN BERLIAN WAKTU KITA TUNANGAN".
Amarta tak berniat untuk membalasnya,justru Ia memblokir nomer Febrian dan Fani saat itu juga,Amarta memang sengaja melakukan itu kepada Febrian dan Fani,tak sudi bagi Amarta untuk memberikan uang lagi kepada mereka yang tega menghianatinya.