Naina Nurannisa seorang wanita cantik dan pekerja keras
Naina berasal dari keluarga sederhana,dia dinikahi oleh seorang Pria tampan dan mapan dari keluarga berada benama Al-Bara Adhitama Rahardian di Rahardian group
Naina dan Al-Bara saat Naina baru berusia 19 Tahun dan Bara berusia 22 tahun saat Naina bekerja sebagai seorang office girl atau cleaning service di perusahaan Papi Bara
awalnya mami Bara tidak setuju karena Naina tidak sederajat dengan mereka namun Bara tetap pada pendiriannya mau menikahi Naina karena sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis cantik nan polos itu
awal pernikahan mereka Naina sangat bahagia karena Bara memperlakukannya sangat manis ditambah saat Naina melahirkan putra pertamanya
Azka Adithama Rahardian mereka terlihat sangat menyayangi Azka
Tuan Abraham Papi Bara sangat menyayangi cucu pertamanya itu namun berbeda dengan Nyonya Dianra Mami Bara tidak begitu antusias dengan cucunya dan masih tidak menyukai Naina
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Baby Athena Dewi Pratiwi
sepulang Sofia dari tempat Naina, Sofia segera menemui Damar dan menyerahkan kue titipan dari naina untuk Damar dan Juga Bos besar mereka
Sofia tidak sempat menceritakan apa yang dilihatnya karena Sofia berfikir pasti Bosnya tau jika Istrinya sedang hamil
Damar juga tidak sempat bertanya pada sekretarisnya itu karena Bara sudah memanggilnya
Damar segera masuk keruangan Bos-nya itu dengan membawa paper bag dan amplop dari pengadilan dan sudah ditandatangani oleh naina
tok tok tok
"masuk "Ucap bara
Setelah mendengar suara dari bosnya itu Damar segera masuk keruang kerja Bara
"ada apa bos!?"tanya Damar
"Bagaimana apakah kamu sudah ketempat Naina !?"tanya Bara penuh selidik
"sudah Bos dan ini ada titipan dari Bu Naina "Sahut damar dan menyerahkan paper bag dan juga Amplop coklat itu pada Bara
"apa ini!?"tanya Bara
"saya juga tidak tau Bos !"jawab Damar
"oke baiklah,kamu bisa keluar " ucap Bara
"baik bos"jawab Damar
"apa tidak ada lagi yang bos butuhkan "tanya Damar
"tidak terima kasih "jawab Bara
damar pun keluar dari dalam ruangan kerja Bara
setelah Damar keluar dari ruangannya dan pintu ruangannya dikunci menggunakan remote control serta menutup tirai nya agar tidak ada yang bisa melihat dan mendengarkannya
jantung Bara berdetak dengan kencang saat membuka amplop coklat yang diberikan oleh Damar
air matanya luruh saat melihat disana sudah ada tanda tangan Naina
kini bara beralih ke paper bag, Bara membukanya perlahan, matanya melotot setelah melihat apa yang Naina berikan untuknya
Air mata Bara semakin deras mengalir melihat apa yang telah diberikan Naina padanya
"Nai, setelah saya menyakiti hatimu sedemikian rupa tapi mengapa kamu
masih saja mengingat apa yang Kusuka"ucap Bara sesegukan
Bara mengambil kue brownies kukus coklat keju parut kesukaannya lalu menggigitnya
"Nai Rasanya masih sama, sangat enak hiks hiks hiks " ucap bara semakin sesegukan
"maaf kan mas nai, yang terlalu takut memperjuangkanmu"ucap bara airmata
nya tidak mau berhenti
Bara menyimpan kue dari naina karena dia tidak ingin ada yang memakan kue buatan sang mantan
namun tanpa sepengetahuan Bara Damar juga mendapatkan kue brownies kukus tapi bukan brownies seperti yang bara dapat dan dinikmatinnya dengan secangkir kopi hangat yang dibuatnya dipantri
Semenjak hari itu juga Bara yang sudah tau alamat tempat tinggal Naina dan anak-anaknya Bara sering datang kesana walaupun Hanya memperhatikan dari jarak jauh
Bara sering melihat ke empat putranya bermain dihalaman rumah mereka,ya rumah itu sudah menjadi milik naina karena Naina membeli rumah itu setelah masa kontraknya selesai
Bude Yanthi memberikan harga murah pada Naina karena Bude yana yang meminta pada kakaknya itu karena katanya dia sudah tidak bisa jauh dari Naina dan anak-anaknya
usaha jual sarapan dan kuenya Naina juga sudah banyak dikenal orang dan akhirnya hati Bude Yanti luluh oleh bujuk rayu adiknya
Bara tidak pernah melihat Niana diluar toko, bara hanya melihat Naina yang sedang berdiri dibalik etalase kue sehingga bara tidak pernah tau jika Naina sedang hamil
bara hanya melihat pipi naina terlihat tembem dan berisi, begitu pun dengan anak-anaknya yang kini Tubuh mereka terlihat lebih berisi tidak seperti saat mereka tinggal bersama tubuh mereka sangat kurus
Sebulan sudah setelah kedatangan Sofia sekretaris Damar untuk menyerahkan surat dari pengadilan agama untuk Naina dan hari itupun naina langsung menanda tanganinya
Naina tidak pernah menghadiri penggilan sidang Naina hanya melimpahkan sepenuhnya pada Ghani sebagai pengacaranya karena Naina tidak ingin memperlihatkan perut buncitnya pada Mantan suami dan keluarganya
Naina Awalnya meminta saran pada Bude yana dan pakde Rojak dan pasangan paruh baya itu menyarankan menggunakan jasa Ghani untuk menjadi pengacaranya
Ghani dengan senang hati membantu Naina dan mulai saat itu mereka berdua menjadi akrab bahkan Ghani sangat dekat dengan anak-anak Naina
Ghani selalu meluangkan waktunya untuk datang menemui Naina seperti hari ini Ghani datang berkunjung tapi Naina seperti biasanya selalu sibuk dengan pekerjaannya
Bude yana selalu saja menggoda ponakanya itu jika melihat Ghani mencuri pandang pada Niana
"jangan terlalu sering ditatap le, nanti kamu jatuh cinta loh"Ucap Bude yana menggoda Ghani
"ish apaan sih Bude "ucap Ghani dengan wajah merona
"kok telinga kamu merah sih le !?"ucap Bude yana
Ghani repleks memegang telinganya dan itu membuat Bude yana tergelak
"sudah bu jangan diganggu terus nanti nangis loh ,kan belum ada pawangnya "sahut pakde Rojak ikut menggoda ponakan istrinya itu dan mereka tergelak bersama
saat mereka sedang Asyik saling goda satu sama lain Naina menghampiri mereka yang sedang duduk menikmati kopi dan kue brownies diteras toko
"loh kok muka kamu pucat Nai!?" tanya Bude yana
"perut Naina sakit Bude "jawab Naina
"astaghfirullah Nai, jangan-jangan kamu sudah mau melahirkan Nai" Bude yana Sangat khawatir
"iya Bude,ini bukan kontraksi palsu lagi ini sakitnya sudah sering "jawab Naina
"ya sudah ayo kita kerumah sakit "Ghani ikut khawatir
"iya kita kerumah sakit aja ya Nai"sahut pakde Rojak
"iya Nai mending kita langsung kerumah sakit aja ya " ucap Bude yana dan Naina hanya mengangguk karena perutnya semakin sakit
Ghani bergegas menuju mobilnya untuk menyalakan mesinnya
sedangkan bude yana berlari menuju rumah Naina
"abang,mas"panggil bude yana setelah sampai didepan rumah Naina
"iya Uti "sahut semua anak Naina dan berlari keluar menemui bude Yana
"iya Uti ada apa!?"tanya mereka
"bang, ambilkan pakaian mama kalian yang sudah di siapkannya"ucap Bude yana dengan suara paniknya
"iya Uti "jawab akza lalu berlari kedalam kamar mamanya mengambil koper yang berisi pakaian mama dan calon adik bayinya
"ini Uti tasnya "ucap Akza menyodorkan koper pakaian pada bude yana
"bang Uti antar mamamu kerumah sakit ya"ucap Bude yana
"memangnya mama kenapa Uti!?" tanya Attar
"mamamu sudah mau melahirkan Mas"jawab Bude yana
"apakah kami bisa ikut Uti!?"tanya Abimanyu dengan mata berkaca-kaca
"kalian dirumah saja ya sama Akung, nanti jika mama kalian sudah lahiran uti akan kasi kabar "ucap Bude yana
"tapi uti kami mau liat mama"ucap Abimanyu lagi kini sudah menangis
"ayo kalian temuin mama dulu mungkin sudah di mobil om Ghani "ajak Bude yana
ke empat Anak Naina pun berlari ke arah mobil Ghani yang terparkir didepan toko Naina
mata mereka berempat berkaca-kaca melihat mamanya menahan rasa sakit
"mama sabar ya,dek jangan ausahkan mama ya dek kasihan mama hiks hiks hiks "ucap Abimanyu mengusap perut buncit mamanya dengan linangan air mata
sang adik yang masih dalam perut mamanya repleks bergerak seolah-olah mengiyakan apa yang dikatakan oleh kakaknya namu namun Naina semakin meringis kesakitan
"kalian dirumah saja ya sayang sama Akung,mama kerumah sakit ya,doakan mama dan ade'
Bang jagain Adik-adikmu ya sayang "ucap naina pada Putranya
"iya ma"jawab Akza sesegukan
"kalian jangan nakal ya dengar apa kata abang"ucap Naina lagi
"iya ma"ucap anak-anaknya bersamaan
"pakde Naina titip anak-anak ya" ucap Naina pada pakde Rojak
",oh iya bang tolong bilangin sama kak sari tidak usah terima pesanan dulu selesaikan dulu pesanan yang terlanjur masuk "ucap Naina sesekali meringis menahan sakit
"iya ma"jawab akza
Setelah berpamitan pada anak-anaknya Ghani menjalankan mobilnya menuju rumah sakit diamana Bidan wayan bekerja karena Naina rutin periksa disana
tak membutuhkan waktu lama Mereka sampai dirumah sakit itu
sepanjang perjalanan naina menahan rasa sakitnya
Naina sudah menghubungi bidan Wayan sehingga begitu mereka sampai ke rumah sakit bida Wayan beserta dua orang perawat
bidan wayan mendudukkan Naina dikurai roda dan mendorongnya menuju ruangan persalinan
bidan Wayan langsung memeriksa Niana dan ternyata naina sudah bukaan sepuluh hingga hanya membutuhkan beberapa menit naiana melahirkan anak perempuan.
"selamat ya bu Naina putri ibu terlahir dengan sehat dan sempurna "ucap bidan Wayan
"terima kasih ya bu bidan "ucap Naina
"sama-sama bu,ibu dibersihkan dulu ya nanti setelah itu ibu dipindahkan ke kamar "Ucap bidan wayan
"iya bu bidan sekali lagi terimakasih "ucap Naina
oh iya bu anaknya belum diazani"ucap Bidan wayan
"Nai izinkan saya mengazaninya "ucap Ghani tiba-tiba masuk
"iya mas "jawab Naina
Naina kini di pindahkan kekamar perawatan Bude yana selalu setia menemani bersama Ghani
Bayi Naina pun sudah diantar kan dan disusuinya
"Nai, bayi kamu namanya siapa ?! tanya Ghani
"belum ada mas" jawab Naina
"bisakah saya memberikannya nama!?"Tanya Ghani
"silahkan mas"jawab Naina
"Namanya Athena Dewi Pratiwi
yang artinya wanita anggun dan cantik serta bijaksana "Ucap Ghani
"namanya bagus sekali mas makasih ya"jawab Naina
Ghani tersenyum dan mengangguk bahagia karena Naina mengizinkan anaknya diberi nama olehnya