Apa itu kekuatan ? Apa itu bakat ? Dan apa itu keistimewaan ? Jika kamu memiliki kekuatan besar atau bakat dalam dirimu, apa yang akan kamu lakukan ? Menggunakannya untuk kebaikan, atau sebaliknya ?
"Memiliki kekuatan besar maka datanglah tanggung jawab yang besar." kurang lebih seperti itu kata-kata dari Ben Parker, meskipun hanya karakter fiksi, tapi kata-katanya sangat tidak biasa. Dan sekarang, cerita ini akan menceritakan kisah orang-orang yang luar biasa.
Note : update 2 hari sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn_Frankenstein, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 : Strongestman, Chapter 11.
.
Baru saja berbalik tiba-tiba sebuah bola kristal mengenai kepalanya black master, meski tak sakit rasanya, yang jelas dia terkejut bukan main ketika melihat benda itu kini terjatuh di dekat kakinya.
"Benda sialan ini lagi...!!" ucapnya, ia pun langsung terduduk di tanah.
Tiba-tiba bola kristal itu mengeluarkan gaya tarik yang amat luar biasa, bahkan gaya tariknya membuat angin yang cukup besar sampai-sampai Brian berlindung di balik salah sat pohon yang masih utuh. Dibalik persembunyiannya, pemuda itu melihat black master tengah melayang sambil memegang dahan pohon. Benar bola kristal itu menarik tubuhnya untuk kembali masuk ke dalam penjaranya
Sangat aneh bagi Brian, dia saja tak tau jika bola kristal itu bisa membuat black master seperti itu. Padahal ia cuma menyalurkan sisa kekuatannya ke benda itu, ia bermaksud melemparnya, siapa tahu benda itu bisa meledak setelah mengenai targetnya, itulah pikiran yang muncul sekilas saat pada saat itu. Tak disangka perbuatannya ternyata mampu membuat black master tak bisa melawan.
Dan sekarang terlihat bagian bawah black master mengecil dengan bagian ujung bawahnya yang mulai terhisap oleh bola kristal itu. "Aarrrggghhhh....!! Tunggu saja nanti, jika aku bebas lagi, aku akan membuat kekacauan yang lebih hebat lagi....!!" ucap black master berteriak dan menatap marah ke arah Brian.
Suara teriakan black master pun mengecil hingga akhirnya tak terdengar lagi, bersamaan hembusan angin pun juga berhenti. Brian pun mendekat ketika sudah merasa aman, lalu ia menggenggam bola kristal itu yang kini kembali berwarna hitam, sejenak ia berdiam sambil menatap bola kristal itu.
"Kau sudah selesai ?"
Tiba-tiba terdengar suara yang tak asing di indra pendengarannya, Brian pun berbalik, rupanya Albert yang berjalan mendekatinya.
"Jadi, bagaimana kau sudah mengalahkannya ?" tanya Albert yang kini berada di dekatnya.
"Aku sudah mengalahkannya, sekarang dia kembali terkurung di dalam benda ini." jawab Brian sambil memperlihatkan bola kristalnya.
Albert mengangguk-anggukan kepalanya. "Baguslah, jadi kedepannya dunia akan damai kembali seperti dulu."
"Semoga saja." sahut Brian yang masih menatap bola kristal hitam itu.
Mendengar itu, membuat Albert mengernyit dahinya. "Semoga ? Apa maksudnya ? Jadi apa yang dia katakan disaat-saat terakhir itu akan terjadi lagi ?"
"Kau mendengarnya ?" sahut Brian bertanya dan langsung menatap Albert.
"Ya, aku mendengarnya." jawab Albert, benar dia juga mendengarnya, disaat itu dirinya juga tengah berlindung di balik batu yang cukup besar yang letaknya tak begitu jauh dari tempat black master terhisap ke dalam bola kristal.
Brian mulai bingung, bagaimana caranya untuk melenyapkan bola kristal ini, jika dihancurkan jelas-jelas black master akan kembali hadir dan membuat kekacauan lagi. Jika dibiarkan, pasti kekuatan yang menahannya akan lama-kelamaan pasti akan berkurang dan lenyap, meski itu tak tau kapan terjadinya.
"Lebih baik, kau ikut dulu denganku saja, kau butuh istirahat untuk memulihkan kekuatanmu. Kau pasti sudah lelah bukan ?" kata Albert yang mencoba menghibur Brian.
"Tenang saja, keberadaanmu akan 'ku rahasiakan, aku kenal paham denganku, karena dirimu paling tidak suka berurusan dengan pemerintahan kerajaan." tambahnya.
Tanpa diduga, Brian tersenyum dan bersedia mengikuti Albert. Mereka pun segera pergi dari tempat itu sebelum keberadaannya terutama Brian di ketahui oleh orang lain.
.....
Beberapa hari kemudian, lebih tepatnya satu minggu setelah perang besar, kejadian peperangan melawan sosok misterius yang sudah menjadi legenda benar-benar jadi perbincangan orang-orang, mau itu orang biasa atau Bangsawan. Banyak sekali pihak-pihak Kerajaan datang ke tempat pertarungan untuk mencari petunjuk untuk mendapatkan peninggalan dari hasil pertarungan antara dua orang yang dianggap ajaib.
Tentu saja, aksi Brian benar-benar dijadikan perbincangan utama, tak hanya pihak Bangsawan, bahkan pihak kerajaan ingin menemuinya. Entah apa maksud mereka, yang jelas mereka seperti berlomba-lomba menemukan keberadaan sosok pemuda berkekuatan yang hebat. Ada kemungkinan ingin memanfaatkan sosok Brian untuk keuntungan, seperti menjadikannya sebagai pengawal.
Parahnya masih saja ada pihak yang masih mencari keberadaan bola kristal itu. Yang jelas belum pasti apa tujuannya, lagi pula mereka tidak akan menemukan bola kristal itu karena keberadaannya benar-benar sulit untuk cari. Hampir satu minggu mereka benar-benar tak berhenti mencarinya meski pada akhirnya mereka menyerah juga.
Disaat sedang sibuknya para pihak, orang yang sedang dicari mereka kini tengah duduk tenang, dia sekarang berada di tengah-tengah taman belakang sambil menikmati teh hangatnya bersama selah satu kepala keluarga Bangsawan yang sudah ia percayai sedari dulu. Benar, sudah satu minggu Brian menetap di kediaman Albert, untuk istri serta anak-anaknya sepakat untuk merahasiakan keberadaan Brian.
"Jadi kau akan pergi ?" tanya Albert.
"Iya, aku ingin mengembara lagi dan ingin lebih mengenal dunia luar disana bagaimana." jawab Brian setelah meminum pelan tehnya.
"Lalu bagaimana dengan benda itu, apa akan aman jika kau pergi ?" balas Albert memastikan.
"Kau tenang saja, aku sudah memperkuat perlindungan agar dia takkan bebas." jawab Brian dengan tegas dan sangat yakin.
Sebelumnya, beberapa hari atau 3 hari sebelumnya, ketika kekuatannya pulih, Brian mencoba menyalurkan kekuatannya, baru sekali coba, itu langsung berhasil, setelahnya ia langsung menyalurkan hampir semua kekuatannya. Benar, yang dia lakukan adalah memperkuat bola kristal agar umur kurungan yang menahan black master semakin lama.
Lalu Brian mencari cara agar bola kristal ini tidak mudah ditemukan oleh siapapun. Setelah beberapa lama berfikir, ia pun teringat sesuatu, yaitu ada sebuah ruangan di ruang bawah tanah kediaman keluarga Abelard. Tentu saja Albert sangat setuju, dia sangat senang, ia senang bukan karena ia akan memiliki bola kristal itu, melainkan karena Brian telah menaruh kepercayaan kepadanya.
"Jika dihancurkan, maka dia akan bebas, jika dibiarkan lama-lama kurungannya akan menghilang, jadi solusinya adalah memperkuat kekuatan kurungannya agar dia lebih lama di penjaranya." gumam Albert sambil memegang dagunya.
"Jadi, sampai berapa lama kekuatanmu bisa menahannya ?" tanya Albert.
"Menurut prediksiku, mungkin saja bisa bertahan selama 13 atau 15 abad, itu pun jika tidak ada orang yang mencoba mendekatinya dan memakai kekuatannya." jawab Brian, karena meski black master terkurung, kekuatannya masih terpancar keluar.
Albert terkekeh mendengarnya. "Kau yakin ? Selama itu ? Dari mana rasa yakinmu itu muncul sehingga kau bisa asal menebaknya ?"
"Entahlah, tiba-tiba itu yang terlintas di pikiranku." sahut Brian.
Lalu ia menambahkan. "Lagi pula, butuh dua hari aku untuk memulihkan kekuatanku." dengan nada jengkelnya, mengingat 3 hari yang lalu ketika kekuatannya pulih, di hari itu juga dirinya menyalurkan hampir semua kekuatannya ke bola kristal itu.
"Jika sampai belasan abad, aku pastinya sudah tiada. Sedangkan kau ? Benar-benar masih hidup atau tidak itu pun tidak tahu." balas Albert.
"Maka dari itu, aku meminta bantuanmu untuk menjaga bola kristal itu hingga keturunanmu dan seterusnya, sahabatku." jawab Brian dengan menatap serius ke arah Albert dan itu membuat Albert terdiam membeku mendengarnya.
Brian percaya, jika Albert pasti akan menjaga bola kristal itu, karena jika dirinya yang membawanya, itu akan sulit. Karena ia khawatir jika dirinya tak disengaja lengah dan bola kristal itu hilang atau tertinggal disaat dirinya sedang singgah di suatu tempat.
Lalu Brian bangkit dari duduknya, dia pun langsung berpamitan kepada sahabatnya. Tanpa menunggu jawaban dari Albert, Brian langsung masuk ke mode birunya dan melompat tinggi meninggalkan kediaman Sahabatnya itu.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.....