Erina Anjani , gadis yang tengah terluka karena pengkhianatan kejam kekasihnya memutuskan untuk pergi keluar negeri. Maksud hati ingin berlibur, untuk mengobati rasa sakit atas kecewaan yang ia terima, hari-hari Erina berganti dengan berbagai hal mendebarkan saat dirinya bertemu dengan seorang pria bernama Yerkhan.
Sering terlibat dalam situasi bersama, bibit cinta secara perlahan tumbuh di antara mereka. Namun sosok Yerkhan yang ternyata menyimpan banyak rahasia membuat Erina ragu untuk melangkah maju.
Bagaimana kisah cinta keduanya? mungkinkah Erina bisa menerima Yerkhan sebagai cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chronicha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan terlalu banyak berharap
' Mantan tunangan?! yang benar saja' batin Erina mulai merasa terusik
" Lagipula mereka sudah lama tidak berhubungan lagi, aku pun bingung mengapa dia sampai datang kemari" jelas Zalima merasa heran.
Yang padahal tanpa Zalima sadari, ia telah mengunggah sebuah foto kedalam sosial media miliknya. Manajer Yvelina yang bernama Roman itu, masih termasuk dalam anggota keluarganya. Pria dengan tampilan layaknya seorang wanita tersebut langsung memberitahu Yvelina yang notabenenya masih memiliki perasaan terhadap Yerkhan.
" Maaf mengganggu, aku hanya ingin mengambil ini" tegur Erina mengambil tas tangannya di atas sofa sembari tersenyum pada seorang dokter wanita yang tengah sibuk dengan laptopnya.
Kedua netra dengan bulu mata lentik itu pun sesekali melirik ke arah sang kekasih yang tengah tenang dalam tidur lelapnya.
" Oh silahkan, kita belum sempat berkenalan ya, aku Aisha, dokter pribadi Yerkhan" ujar dokter Aisha dengan ramah menjabat tangan Erina
' Dia menggunakan bahasa inggris' batin Erina takjub
" Halo, aku Erina senang bertemu denganmu" sahut Erina membalas jabatan tangan wanita berhijab tersebut.
Merekapun berbincang sejenak sebelum Erina pergi meninggalkan rumah sakit. Pembicaraan yang cukup santai karena dokter Aisha yang merupakan seorang psikiater, mampu menghidupkan suasana dalam setiap kalimat yang diucapkannya. Hingga pada akhirnya berakhir dengan saling bertukar nomor ponsel.
Erina tentu tidak menolaknya, wanita cantik itu justru berterimakasih karena orang-orang berpengaruh yang dekat dengan Yerkhan mau berbaur dengannya. Bahkan seperti mengakui keberadaannya sebagai kekasih pria tampan tersebut. Mereka seakan menutup mata ketika mengetahui asal usul serta pekerjaannya yang hanya seorang pelayan Kafe.
" Mungkin cepat atau lambat aku akan menghubungimu" ujar dokter Aisha memberikan kembali ponsel milik kekasih Yerkhan tersebut
" Ah iya, kalau begitu aku pamit" sahut Erina menganggukkan kepala secara bergantian pada dokter Aisha dan Zalima.
...----------------...
Sudah genap 4 hari, kondisi Yerkhan tetap dalam tahap pemulihan. Erina yang memang masih berstatus menjadi kekasih, tentu selalu mengunjunginya walaupun lelah sepulang bekerja.
Entah mengapa akhir-akhir ini wanita cantik itu mulai merasa tidak nyaman atas kehadiran Yvelina yang selalu mendahuluinya tentang apapun yang berkaitan dengan Yerkhan. Jika hal itu membuat Yerkhan senang, mungkin ia akan mengabaikan apa yang dilakukan Yvelina terhadap kekasihnya.
Akan tetapi pada kenyataan yang sesungguhnya, semua yang Yvelina lakukan hanyalah sia-sia. Model cantik asal Rusia itu harus gigit jari ketika Yerkhan secara terang-terangan menolaknya. Pria tampan asal Kazakstan itu hanya ingin dibantu oleh Erina yang merupakan kekasih hatinya.
Seperti saat ini ketika dokter Aisha meminta salah seorang untuk menemani pasiennya berjalan santai di taman rumah sakit. Yvelina yang masih ingin mencuri perhatian Yerkhan, secara impulsif menggandeng lengan sang mantan tunangan, membuat pria tampan itu dengan reflek menepis kasar tangan mulus milik wanita berambut pirang yang beberapa saat sempat melingkari lengan nya.
" Jangan seenaknya" ucap Yerkhan menatap tajam Yvelina sembari menggandeng pergelangan tangan Erina, membuat raut wajah model cantik itu menjadi mendung
" Bersikaplah dengan lembut, dia juga wanita" ujar Erina mencoba bersikap netral
" Lagipula aku dan dokter Aisha sedang ada urusan, kau bisa berjalan santai dengannya" jelas Erina yang dibalas oleh anggukan dokter berhijab tersebut
" Lebih baik tidur lagi saja" tukas Yerkhan hendak menuju ranjang pasiennya
" Baiklah kalau begitu, aku akan pulang".
Bagai kalimat keramat yang sangat ampuh, pria tampan tersebut dengan terpaksa berjalan keluar ruangan, diikuti dengan Yvelina yang langsung mengekor dibelakangnya. Wanita berambut pirang itu tampak senang, ia merasa jika ini saat yang tepat untuk bisa berbicara berdua saja dengan pria yang pernah dekat dengan dirinya.
" Kau terlalu keras padanya" ujar dokter Aisha membuka obrolan
" Harus bagaimana lagi, rasanya lelah sekali" balas Erina meneguk segelas air putih dihadapannya
" Aku tidak bermaksud mencampuri urusan kalian, tapi ini menyangkut perkembangan pasien yang sedang ku tangani. Jika boleh tahu, sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?" dokter Aisha mulai memberi pertanyaan
" Mm.. beberapa bulan ini saat awal musim dingin" jawab Erina dengan raut wajah murung
" Pasti berat untukmu pribadi masuk kedalam posisi yang rumit ini, aku turut bersimpati" ujar dokter Aisha meremat pelan bahu Erina, memberikan sebuah senyuman yang menghangatkan hati
" Jika anda berkenan, aku ingin mendengar lebih banyak tentangnya, apapun itu" pinta Erina menatap dalam wanita berhijab disebelahnya
" Apa kau yakin? memang keputusan mu bisa menerima atau tidak, karena ini terlalu sensitif untuk didengar" jelas dokter Aisha kembali tersenyum hangat
" Lebih baik tahu kebenaran yang sesungguhnya, daripada hanya menerka saja" timpal Erina.
Ya benar, beberapa hari ini wanita cantik itu banyak berkomunikasi dengan dokter Aisha melalui aplikasi chat pada ponselnya. Selain akan mengurus persidangan yang beberapa hari lagi akan berlangsung, banyak pertanyaan penting yang sangat ingin ia ketahui mengenai kekasihnya.
Namun dokter Aisha memintanya untuk datang langsung padanya. Wanita berhijab itu merasa lebih nyaman jika bertatap langsung dengan Erina dibanding mendiskusikannya di ponsel.
Mengenai persidangan yang akan berlangsung beberapa hari lagi, tentu membuat semua orang menjadi sibuk. Tak terkecuali bibi Nurgul yang hampir mengurus semua pemberkasan seorang diri. Alhasil wanita paruh baya itu terpaksa pulang ke Astana untuk beberapa hari ke depan.
Begitupun dengan Zalima yang juga kembali ke Astana. Aktris cantik berhidung mancung itu tak bisa berlama-lama menemani kakak sepupunya dikarenakan pekerjaan yang mendesak.
...----------------...
Di taman rumah sakit tampak Yerkhan yang sedang duduk termenung di sebuah kursi panjang dekat kolam air mancur, ditemani Yvelina yang duduk tepat di sebelahnya.
" Kau ingat, dulu kita pernah berada di situasi damai seperti ini" tegur Yvelina membuka obrolan
" Saat itu kau menghiburku dengan lelucon payah mu" sambung Yvelina kembali berujar, berusaha membangkitkan kenangan mereka yang sudah lama terkubur.
Tak ada respon yang pasti dari Yerkhan, pria tampan itu hanya memandangi air mancur yang berwarna jingga diterpa bias cahaya mentari yang beberapa saat lagi akan terbenam.
" Huufft, mungkin saja kau lupa, tapi aku tidak akan melupakannya, karena pada hari itu hingga saat ini aku tetap menyukaimu" Yvelina kembali berujar dengan tatapan penuh harap pada pria tampan disebelahnya
" Sudah selesai berbicara?" balas Yerkhan tanpa menoleh sedikitpun, kedua netra cokelatnya tetap menatap lurus pada air mancur, membuat Yvelina kembali merasa kecewa
" Mengapa kau banyak berubah? Aku seperti kehilangan dirimu" Yvelina kembali berucap dengan kedua netra yang mulai tergenang
" Tidak ada yang berubah, kau hanya tidak memahami ku" ujar Yerkhan mulai beranjak dari posisi duduknya
" Kalau begitu yang terakhir kali, izinkan aku untuk bisa lebih memahami mu, aku akan lebih berusaha lagi hingga.." kalimat Yvelina terhenti ketika Yerkhan menatap nanar ke arahnya sembari menyunggingkan senyum yang mampu merobek relung hati wanita asal Rusia itu
" Sudah terlambat, aku sudah tidak mengharapkannya".
artis rusia itu 🤣🤣🤭