NovelToon NovelToon
PACARKU OM OM

PACARKU OM OM

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia / Romansa
Popularitas:291k
Nilai: 5
Nama Author: HANA ADACHI

Dewasa🌶🌶🌶
"Apa? Pacaran sama Om? Nggak mau, ah! Aku sukanya sama anak Om, bukan bapaknya!"
—Violet Diyanara Shantika—

"Kalau kamu pacaran sama saya, kamu bakalan bisa dapetin anak saya juga, plus semua harta yang saya miliki,"
—William Alexander Grayson—
*
*
Niat hati kasih air jampi-jampi biar anaknya kepelet, eh malah bapaknya yang mepet!
Begitulah nasib Violet, mahasiswi yang jatuh cinta diam-diam pada Evander William Grayson, sang kakak tingkat ganteng nan populer. Setelah bertahun-tahun cintanya tak berbalas, Violet memutuskan mengambil jalan pintas, yaitu dengan membeli air jampi-jampi dari internet!

Sialnya, bukan Evan yang meminum air itu, melainkan malah bapaknya, William, si duda hot yang kaya raya!

Kini William tak hanya tergila-gila pada Violet, tapi juga ngotot menjadikannya pacar!

Violet pun dihadapkan dengan dua pilihan: Tetap berusaha mengejar cinta Evan, atau menyerah pada pesona sang duda hot?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Hari Pertama

Esoknya, setelah selesai kelas, Violet langsung pergi ke alamat yang diberikan William. Begitu sampai, ia terperangah. Awalnya, ia mengira William hanya tinggal di apartemen biasa, tapi yang berdiri di hadapannya sekarang adalah sebuah komplek apartemen super mewah dengan arsitektur modern dan megah.

"Gila, om-om rese itu ternyata tajir juga, ya," gumam Violet sambil berjalan melewati jalan yang berlapis marmer mengilap, menuju pos satpam.

Di sana, seorang pria bertubuh besar dengan wajah galak tengah menikmati sarapannya. Violet menarik napas, lalu mencoba tersenyum ramah.

"Pagi, Pak!" sapanya ceria.

Satpam itu mengangkat kepala. "Pagi, Neng. Ada perlu apa?"

"Saya mau ke apartemen ini," jawab Violet sambil menunjukkan alamat di ponselnya.

Satpam itu menatap layar sebentar lalu mengangguk. "Oh, Pak William?"

Violet sedikit tersentak. "Ah… iya, Pak," jawabnya kecut. Jadi, nama asli om-om nyebelin itu William? Keren juga, kayak nama bule, batinnya.

"Kamu pasti pembantu barunya Pak William, ya?" tanya satpam itu santai.

"Hah?" Violet tentu saja terbelalak. "Apa?! Pembantu?!"

"Iya. Tadi pagi sebelum berangkat kerja, Pak William bilang ke saya kalau pembantu barunya datang hari ini." Kata sang satpam dengan wajah santai.

"Asem," Violet mengepalkan tangan, menahan geram. "Awas aja kamu, om-om nyebelin! Bisa-bisanya bilang aku pembantu baru?"

"Awalnya saya kira pembantunya udah tua loh, ternyata masih muda dan cantik banget lagi," lanjut satpam itu sambil tersenyum lebar.

Violet mendengus, sudah biasa mendengar pujian seperti itu. "Jadi saya boleh masuk, Pak?" Tanyanya, mulai merasa tak nyaman dengan tatapan satpam itu padanya.

"Boleh dong. Nih, kartunya." Satpam itu menyerahkan kartu akses, tapi sebelum Violet menerimanya, ia menarik tangannya kembali. "Eits, tapi kasih nomor telepon dulu, dong." Katanya sambil mengedipkan sebelah mata pasa Violet.

Violet memutar bola mata. Semua cowok sama aja, batinnya kesal. Padahal violet yakin seratus persen satpam ini sudah punya istri, tapi masih saja menggoda gadis ting-ting seperti Violet.

"Oke deh, bentar ya, Pak." Violet menyebutkan beberapa angka dengan santai. Saat satpam itu sibuk mengetik di ponselnya, Violet dengan cekatan merebut kartu akses darinya.

"Udah, ya! Saya masuk dulu!" katanya buru-buru, lalu berjalan cepat menuju gedung.

"Eh, tunggu, Neng! Namanya siapa?"

Violet menyeringai usil. "Nurjanah!" sahutnya sebelum menghilang ke dalam gedung.

Satpam itu tampak puas. "Terima kasih ya, Neng Nurjanah!"

Violet tertawa kecil sambil memasuki lift. "Rasain lo! Alamat bakal diomelin Bu Nurjanah!" bisiknya geli. Bu Nurjanah adalah dosen killer di kampusnya yang terkenal suka mengomel. Tadi Violet sengaja memberikan nomor dosen galak itu pada sang satpam.

Setelah berhasil masuk, Violet melangkah ke dalam lift yang dindingnya terbuat dari kaca transparan, memungkinkan dirinya melihat pemandangan luar dengan jelas. Sepanjang perjalanan menuju unit apartemen William, ia tak henti-hentinya berdecak kagum, mengagumi interior bangunan yang tampak begitu mewah dan elegan.

"Woah, kapan ya aku bisa tinggal di apartemen begini?" gumamnya.

Setelah tiba di lantai yang dituju, Violet mendekati unit apartemen William. Begitu pintu terbuka, ia kembali terpana.

"Astaga… Cantik banget!" ujarnya kagum.

Ia langsung berlari ke jendela besar yang menghadap kota. Dari sana, gedung-gedung tinggi dan mobil terlihat kecil seperti miniatur. "Aku baru tahu kalau pemandangan ibu kota bisa seindah ini!"

Namun, kekaguman itu segera pudar ketika matanya menangkap tumpukan baju kotor di sofa, cangkir kopi bertebaran di meja, serta beberapa kardus bekas makanan di sudut ruangan.

Di meja, ada sebuah catatan:

Bersihkan semuanya tanpa terkecuali sebelum saya pulang.

Violet mendengus kesal. "Apartemen segede ini, gimana bersihinnya dalam sehari?!"

Meski menggerutu, ia tetap menggulung lengan baju dan mulai bekerja.

...----------------...

Di kantor, William sedang memimpin rapat ketika ponselnya bergetar. Ia bukan tipe orang yang suka menerima telepon saat bekerja, tapi nama yang tertera di layar membuatnya menghela napas panjang.

Purple.

Dengan satu gerakan, ia mengangkat tangan, memberi isyarat kepada timnya untuk jeda sebentar, lalu mengangkat telepon. "Cepat bicara. Saya sibuk."

"Ehm… Om, maaf…" terdengar suara Violet, terdengar agak panik. "Itu…"

William mengernyit. "Itu apa? Jangan buang-buang waktu!"

Di seberang sana, terdengar tarikan napas panjang. "Om… kayaknya om harus pulang sekarang, deh."

Dahi William berkerut. "Hah? Kenapa saya harus pulang? Saya lagi kerja!"

"Iya, aku tahu… Aku beneran minta maaf. Cuma, sekarang… kondisi apartemen om lagi… banjir. Jadi, please om pulang dulu, ya…"

William terdiam sejenak. "Apa?! Banjir?! Apartemen saya ada di lantai sepuluh, Purple!"

"Duh, aku nggak bisa jelasin di telepon. Pokoknya, om harus pulang!"

Telepon terputus. William menatap layar ponselnya, lalu mengumpat. "Sial! Gadis kurang ajar!"

Rekan-rekan rapatnya menatap penuh tanda tanya. Sekretarisnya akhirnya memberanikan diri bertanya. "Pak… Apa ada masalah?"

William menghela napas berat. "Katanya… apartemen saya kebanjiran."

"Hah?!"

...----------------...

Sesampainya di apartemen, William dibuat tercengang dengan kondisi apartemennya yang sudah porak poranda.

Lantai ruangannya sudah terendam air setinggi lututnya. Air meluap ke koridor, membuat penghuni lain heboh. Beberapa staf apartemen sudah berada di sana.

"ASTAGA! APA YANG TERJADI?!" William hampir histeris.

Di sudut ruangan, Violet berdiri di atas sofa dengan wajah ketakutan. "Hai, Om…" sapanya lemah sambil melambaikan tangan.

William menoleh tajam. "PURPLE! APA YANG KAMU LAKUKAN?!"

Seorang wanita berjas rapi, pengelola apartemen, mendekatinya. "Pak William, saya perlu bicara dengan Anda,"

William melipat tangan di dada. "Cepat katakan," ujarnya dengan nada tak sabar.

Wanita itu melirik ke arah Violet yang berdiri kikuk di sofa sebelum kembali menatap William. "Sepertinya pembantu baru Anda secara tidak sengaja menekan tombol pemadam kebakaran otomatis. Itu menyebabkan seluruh sistem sprinkler menyala dan menggenangi unit Anda… serta beberapa lantai di bawahnya."

William memijat pelipisnya, merasakan migrain mendadak menyerang. "Astaga… Jadi ini alasannya kenapa saya disuruh pulang buru-buru?"

Wanita itu mengangguk. "Sayangnya, bukan hanya unit Anda yang terdampak, Pak. Air sudah merembes ke beberapa apartemen lain, dan beberapa penghuni mengajukan keluhan karena furnitur mereka rusak. Kami harus segera menangani ini sebelum kerusakan semakin parah."

William menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri. "Jadi, apa yang harus saya lakukan?"

Wanita itu menyerahkan secarik kertas kepada William. "Ini adalah total perkiraan biaya perbaikan dan kompensasi untuk penghuni lain. Jumlahnya sekitar...dua ratus juta rupiah."

William sontak terbelalak. "What the f—?! Dua ratus juta?! Untuk kesalahan yang bahkan bukan saya yang buat?!"

"Saya mengerti kemarahan Anda, Pak William. Tapi kejadian ini terjadi di unit Anda, dan yang menyebabkan adalah asisten rumah tangga Anda. Dalam aturan kami, pemilik unit bertanggung jawab atas segala kejadian yang terjadi di dalam properti mereka." balas sang pengelola apartemen dengan tenang.

William mengusap wajahnya dengan frustrasi. Ia melotot ke arah Violet, tapi gadis itu hanya bisa tersenyum kikuk sambil mengangkat kedua jarinya membentuk tanda 'peace' dari atas sofa.

"Ehehe… maaf, Om…"

1
sri harini
haduhhh ngakak kak othorr
mery harwati
Willi, aq kasih kopi diminum ya, biar fresh nanti pas akad nikah yang dipercepat 💪😄
mery harwati
Kekacauan membawa berkah Willi, akhirnya dipercepat pernikahanmu Willi 😀
Ratu Lia
wkwkwk ,ank kurang dihajar y evany ,heheh
Ita rahmawati
hilang berjari² ternyata lg nyumput ya kalian 🤣🤣
D_wiwied
pantesan berhari-hari om William ma vio ga up ternyata lg ndekem di apart tp 😅😂
Azahra Rahma
semoga cepat selesai masalahnya ya om will
Azahra Rahma
ok Will dan purple gak muncul, ternyata sedang ada masalah
nd4r
eeelhhaaa pak ardiyan cepetan ndang di sah ke/Smile//Smile/
imel
tragis beneer Oom
Yenova Kudus
dtggu up nya lagi kak
Dzaky Pratama
sangat bagus
mery harwati
Indah nama yang tak seindah nasibmu, apa kabar di kampus bila dengar bahwa Evan adalah calon anak Vio 🤭🤣
mery harwati
Orang yang plagiat sepertinya ekonominya sulit, jadi berpikirnya sempit, hingga kelakuannya = jin ifrit, yang hanya menjiplak karya orang lain tanpa mau mikir berbelit belit 😡😡🔨🔨
mery harwati
Sekali waktu Evan harus ke kantor jemput Violet, penasaran aja apa reaksi William di depan karyawan & anak magang kalo Evan jemput Violet? 🤣
Yang pasti Felix yang puyeng, sebenarnya Violet calon istri bosnya atw calon istri anak bosnya, klo Evan datang ke kantor Willi 🤭🤭
mery harwati
Owh owh kamu ketauan pacaran lagi dengan si dia 🤣🤣
Felix slient !! Jangan jadi ember ya kamu, tar di PHK sama bos mu yang lagi bucin akut 😄😄
mery harwati
Felix korban balas dendam Willi 🤣
Ngebayangin Willi kira² bisa engga ya balas dendam pada Ardyan? Wkwk..
mery harwati
🤣🤣 Willi apa kabarmu? Semoga jantungmu masih sehat setelah dengar tugas dari Felix untuk Violet
Mita Kanya Dewi
bagus, luar biasa
Azahra Rahma
ini si om Will kok gak up up ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!