NovelToon NovelToon
Kesayangan Sang CASANOVA

Kesayangan Sang CASANOVA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Romansa
Popularitas:39.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rifani

Apa jadinya ketika seorang mantan Casanova jatuh cinta pada seorang gadis yang polosnya tingkat dewa?

"Kau tahu tidak apa artinya cinta?"

"Tahu,"

"Apa?"

"Kasih sayang dari orangtua pada anak mereka."

Jleebb

Akan bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Mampukah seorang CIO MORIGAN STOLLER menaklukkan hati sang pujaan hati yang terlalu lambat menyadari perasaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~ 26

Maaf baru bisa up guys. Lagi sibuk banget di rumah. Harap maklum ya,

***

Junio memaksa Patricia untuk ikut mengintai aktifitas Cio yang sedang mengajak Elil keluar. Entah apa yang ingin dilakukan oleh Casanova ini. Mereka begitu ingin tahu.

"Kau tidak takut Cio merajuk jika kita ketahuan mengikuti mereka?" tanya Patricia sambil mengawasi pergerakan mobil milik putranya. Mendatangi salah satu restoran bintang enam, sepertinya sejoli tersebut ingin makan malam. "Ada kemajuan. Putra kita mulai menunjukkan taring."

"Itulah sebabnya aku memaksamu ikut denganku. Memangnya kau tidak penasaran apakah makan malam mereka akan berjalan lancar atau tidak?" sahut Junio. Jiwa-jiwa ingin tahu begitu kuat mendera pikiran. "Tahu sendiri Elil gadis seperti apa. Hehe,"

"Penasaran sih, tapi apa menurutmu tindakan kita ini tidak kekanakan? Kemungkinan hanya kita orang tua yang iseng mengintip kencan anak sendiri."

"Halah peduli apa dengan kekanakan. Selama bisa menjadi hiburan, mengintai Cio membucin pada beruk pun pasti akan ku lakukan,"

"Kau ini bicara apa. Dia putraku."

"Lalu menurutmu dia bukan putraku juga? Ingat, sayang. Benih kecambah itu kita berdua yang membuatnya. Jadi Cio adalah putra kita, bukan cuma putramu saja."

Dikala Junio berdebat kecil dengan Patricia, Cio yang sudah sampai di restoran, terlihat berlari kecil memutari mobil. Dia lalu membukakan pintu untuk Elil. "Silahkan keluar, tuan putri. Kita sudah sampai,"

"Tuan putri?" Elil melirik ke kanan kiri. "Mana tuan putrinya? Aku ingin lihat,"

(Haihh, kumat lagi dia. Benar-benar tak tahu momen,)

"Ini kita di mana, Cio? Tempatnya mewah sekali," tanya Elil sambil menatap kagum bangunan di hadapannya. Masih di luar saja pemandangannya sudah sebagus ini, lalu seperti apa isi di dalamnya? Elil penasaran sekali.

"Kau akan tahu sendiri setelah masuk ke dalam. Ayo,"

Cio mengulurkan tangan pada Elil. Sempat ketar-ketir gadis ini akan abai, ternyata ketakutan Cio tak menjadi nyata. Elil dengan kesadaran tinggi menyambut uluran tangan Cio lalu menautkan jari-jari tangan mereka. Tindakan ini tentu saja membuat Cio terkaget-kaget, tapi tak lama berselang senyum lebar tampak mengembang di bibir. Dia bahagia.

"Selamat malam Tuan dan Nona Stoller. Silahkan masuk. Kami telah menyiapkan ruangan khusus untuk kalian," ucap salah satu waiters menyambut tamu istimewa dengan sopan dan ramah. Tentu saja. Yang datang adalah salah satu kerabat dari keluarga Ma. Orang bodoh mana yang berani tidak menyediakan tempat terbaik untuk kedua orang ini.

"Nona, namaku Elil. Aku bukan .... "

"Jangan didengar. Dia baru saja cabut gigi. Pengaruh obat biusnya masih belum hilang," ucap Cio cepat-cepat menyela omongan Elil. Dia tak mau waiters ini sampai memandangnya rendah. Elil adalah gadisnya, semua orang harus menghargai terlepas latar belakang Elil yang hanyalah orang biasa.

Tanpa banyak kata lagi Elil dan Cio mengikuti sang waiters menuju tempat yang telah disediakan untuk mereka. Elil yang sebelumnya tak pernah mendatangi tempat mewah seperti ini, tak henti-hentinya berdecak kagum. Dan entah kenapa malam ini mulutnya seakan tak ingin mengeluarkan ucapan nyeleneh yang acap kali membuat yang mendengar sakit kepala. Dia benar-benar menikmati momen yang baru pertama kali terjadi.

"Wow, ada mawar. Hebat!"

"Reaksimu kenapa menggemaskan sekali sih," gumam Cio tak sadar. Sedetik kemudian dia segera berdehem kemudian menarikkan kursi untuk gadis yang terus saja menunjukkan ekspresi bahagia. "Duduklah. Jangan terus membuat ekspresi yang menarik perhatian orang lain. Aku tidak suka."

"Kau cemburu ya?" celetuk Elil sambil tersenyum manis.

"M-memangnya kenapa kalau aku cemburu? Salah?"

"Tidak kok. Kau jadi kelihatan lucu saat sedang cemburu begitu. Hihihi,"

Untuk sekelas Casanova seperti Cio, harusnya ucapan seperti itu tak memberikan dampak yang besar. Namun, dengan sendirinya pipinya memerah seiring Elil yang menoel lengannya. Gadis ini ... menggemaskan. Ingin rasanya dia membawanya pergi ke hotel dan berolahraga ranjang selama mungkin di sana.

Saat perasaan Cio sedang berbunga-bunga, waiters datang membawakan makanan. Tak lupa mereka membawa sebuah kotak berwarna merah menyala yang langsung diberikan pada Elil.

"Ini untukku?"

"Benar, Nona. Tuan Cio yang telah menyiapkannya untuk Anda. Kami hanya membantu menyerahkannya. Mohon diterima," jawab sang waiters dengan ramah.

"Terima kasih banyak ya. Malam ini aku banyak sekali mendapat kejutan. Tuhan begitu baik,"

"Itu semua bisa terjadi karena Anda adalah wanita yang baik pula. Jika tidak demikian, seseorang seperti Tuan Cio tidak akan mungkin mengaturkan dinner yang sedemikian istimewa khusus untuk Anda."

"Benarkah?"

Pandangan Elil segera beralih pada sosok pria yang saat ini tengah menatapnya sambil tersenyum. Reflek, dia membuat simbol hati sebagai ungkapan kebahagiaan yang tak terkira.

"Apa itu maksudnya?"

"Sarangheo,"

"Hah?"

"Ungkapan dalam bahasa Korea. Ilona yang mengajariku,"

Cio mengerutkan kening. Agak bingung. Dia lalu memutuskan untuk mencari tahu arti dari kalimat yang diucapkan Elil. Jujur, ada harapan besar dibalik tindakannya. Mungkinkah Elil menyadari kalau telah menempati relung spesial di hatinya?

(Aku mencintaimu,)

Deg

"Elil, kau serius sarangheo padaku?" tanya Cio menggebu-gebu. Jantungnya seperti mau meletus begitu tahu arti dari bahasa Korea tersebut.

"Iyalah. Memangnya kenapa sih, kok reaksimu kaget begitu. Wajarkan kalau aku berkata sarangheo pada orang yang telah begitu baik padaku?" jawab Elil sambil menatap kado di tangannya. Masih belum dibuka, terlalu sayang. Jadi dia hanya menikmati dari luar dulu.

"Wa-wajar? Jadi .... "

Tawa Junio hampir lepas menyaksikan betapa tak berdayanya Cio menghadapi Elil. Sungguh, putranya begitu kasihan. Seorang Casanova tak mempunyai arti apa-apa di mata seorang gadis, sudah pasti ini adalah pukulan yang sangat telak untuk putranya.

"Berhenti menertawai Cio. Sebagai ayahnya harusnya kau merasa iba, bukan malah menertawakannya seperti ini. Bagaimana sih!" tegur Patricia mati-mati menahan diri agar tidak tertawa.

"Sayang, kau lihat tidak seperti apa wajah Cio tadi. Seumur-umur menjadi ayahnya, baru sekarang aku melihatnya begitu tak berdaya. Aku berani bertaruh kalau bukan Elil yang bicara, wanita itu pasti sudah dijadikan manekin olehnya. Wajahnya ... astaga, hahaha. Aku benar-benar tak tahan."

Mau tidak mau Patricia akhirnya tertawa juga setelah mendengar omongan Junio. Benar juga. Elil adalah gadis pertama yang mampu membuat Cio tak berkutik. Dengan celotehan ajaibnya, gadis itu mampu menjadikan psikopat yang berkedok Casanova menderita tekanan batin yang cukup menyiksa.

"Ayo kita pulang. Sudah cukup aku mendapat hiburan malam ini. Waktunya menjemput kenikmatan," bisik Junio penuh maksud terselubung. Dia berbisik sambil tangannya sudah bergerak masuk ke balik jaket yang dipakai Patricia.

"Ujung-ujungnya masih harus aku juga yang jadi korban. Kau ini sudah tua, Junio. Kapan napsumu akan surut?" protes Patricia tanpa bisa menolak sentuhan nakal tangan suaminya. Percuma juga dicegah. Yang ada nanti malah dia kerepotan sendiri saat suaminya berulah di ranjang.

"Sampai Tuhan memisahkan kita dengan maut. Mungkin saat itu baru aku akan kehilangan hasrat untuk tidak menyentuhmu."

Ambigu, tapi terkesan manis di hati Patricia. Tak mau dinner putranya terusik, dia akhirnya setuju untuk pulang bersama Junio. Jujur, dia tak sabar menantikan permainan gila apa yang akan dilakukan oleh suaminya yang mesum ini.

***

1
Aminah
ini novel kapan up nya lagi maak, aku Sampek tiap hari bolak balik intiiip...tapi GK up2
Nelly Pasaribu
up lagi makk
Fahmi Ardiansyah
Mak kok lama banget up nya aku udah gak sabar lihat ellil n CEO senam jantung
Aminah
kangen banget sama cerita kebucinan Cio ke Eliil maak,
kapan up maaak
Neneng Sumiati
kpn up lgi mak beresin satu2 ceritanya jgn ngegantung mak
Laili Dwi Agustina
Bern Renata juga ditamatkan??
Laili Dwi Agustina
mau tanya nih cerita cio-elil apakah cukup sampai di sini atau masih lanjut??
Eko Purnomo
singa betina udag tau. jadi gak mnkin juga biarin elil dalam bahaya
Eko Purnomo
bisa2 jadi manekin beneran nie juwita
Alexandra Juliana
Jgn lupa kelanjutan kisah Bern dan Flo, Mak..
Riski Inden
up dong mak
Laili Dwi Agustina
kapankah up lagi??
Aldirasyid Mputra
elil hati hati kamu
jangan keluyuran sendiri sendiri ada
👁️👁️ yang sedang mengintai dirimu
😳
Fahmi Ardiansyah
iya novelnya Karl n Ilona gabungkan aja Ama yg di sini biar Mak tambah mudah.
Fahmi Ardiansyah
sellu mendukungmu mak.tpi lanjutannya Mak selesaikan dulu biar cepat tamat n berkumpul di novel yg ini.
Fahmi Ardiansyah
oho Juwita jgn cari masalah di keluarga yg berhubungan grup Ma ya kmu akan hbis klu sampai elil kenapa 2.
Nur Adam
lnjut
TriAileen
novel Karl d lapak apa Mak
TriAileen: d lapak apa mak
Mak Rifani: Satu Malam Bersama CEO Arogan kak
total 2 replies
Entang Sukmawati
makin seru semoga elil segera mau nikah sama cio biar hidupnya aman
Diana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!