Di nikahi karena hamil anak sang majikan tidak menjamin membuat hidup Kanaya Bahagia. Ia justru semakin menderita dari sebelumnya.
Belum seberapa lama ia menikah, Kanaya harus kembali menelan pil pahit ketika suaminya dengan tega menikah lagi dengan wanita yang di cintainya.
Sakit, lahir dan batin Kanaya rasakan saat Aditya sang suami lebih mengutamakan istri mudanya di bandingkan dirinya.
Terlebih, sebuah fitnah yang datang dari ibu mertua dan madunya membuat Kanaya di usir dalam keadaan hamil muda.
Terpaksa Kanaya Harus merawat anaknya seorang diri dengan penuh ketulusan. Hingga beberapa tahun setelahnya Kanaya bertemu dengan seorang pria Duda beranak dua yang mampu menerima dirinya apa adanya.
Akankah Kanaya bahagia dengan Pria tersebut? Atau Justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
Di dalam sebuah rumah besar itu. Aline sedang duduk bersantai berdua bersama Mayang di ruang tengah sembari menonton tayangan di Tv. Di temani oleh beberapa cemilan dan jus jeruk yang membuat mereka semakin betah saja.
"Akhirnya kamu nikah juga sama Adi.. Mama seneng banget tau..."Ucap mayang sembari mengelus pipi Aline dengan begitu lembut. Karena sejak pertama kali ia mengenal Aline Mayang langsung tertarik dan ingin menjadikan model cantik itu sebagai seorang menantu.
"Tapi kalo boleh tau maa... Kenapa sih Adi mau nikahin aku harus nunggu papa keluar negeri dulu.."Tanya Aline. Ia cukup perasaan sebenarnya. Kenapa Aditya menikahi nya menunggu sang papa mertua pergi keluar negeri apa ayah mertuanya itu tidak tau jika anaknya telah menikah lagi.
"Kamu tau sendiri kan... Gimana sifat Papa Aditya. Gak tau kenapa dia itu kayak gak suka gitu ke kamu, padahal kan kamu itu cantik, Seorang model lagi dan yang pasti setara sama keluarga ini. Beda sama pelayan itu....
"Aku juga ngerasa sih ma, kalo papa itu gak suka sama aku.. tapi yang penting sekarang aku udah nikah sama Aditya...Eh tapi ma.. gimana nanti kalo papa tau kalo aku udah jadi istri Aditya? papa marah gak ya...."Aline memang cukup takut pada Tuan Wira saat pertama kali ia datang ke rumah ini, Tuan Wira memang seperti sudah menunjukkan auranya jika ia tidak menyukai Aline.
"Kamu tenang aja .. Masalah itu belakangan yang paling penting itu kamu sekarang sudah sah menjadi istri Aditya dulu ...
"Apa?! Jadi bener, Kalo Kak Adi nikah sama dia ma..."Ucapan itu membuat Kedua wanita beda generasi itu menoleh. Dilihatnya disana Shayra datang dengan memasang wajah terkejut.
"Shay.. kamu sudah pulang sayang.. Ohya.. ini Kak Aline, Mulai sekarang kamu panggil dia kakak ya.. Karena sekarang dia sudah menjadi kaka ipar kamu..."Dengan full senyum Mayang menjelaskan, Namun sepertinya reaksi Shayra justru berada.
"Terserah mama.. yang pasti aku gak setuju ya. .. kalau Kak Adi nikah sama dedemit ini.. Liat aja pakaiannya.. Masak punya suami makek yang ketat-ketat gitu. Harusnya yang sopan dikit donk.."Ucap Shayra judes, Sama seperti Tuan Wira, Shayra juga kurang setuju jika sang kakak harus menikah dengan Wanita semacam Aline.
"Shay.. kamu kok gitu sih..yang sopan donk.."Tegur Mayang.
"Ma, Jaman sekarang tuh cari mantu itu yang pateng yang rajin. Yang pintar ngaji, Yang rajin sholat, Yang berahlak baik.. Walaupun tidak berhijab, Seenggaknya bisa pakek baju yang bener ma..Jangan liat karena cantik aja..Kak Adi aja udah jauh ma, sama Tuhan. Eh malah nikah sama dia, ya.. makin jauh lah..."Setelah mengucapkan itu, Shayra pergi karena ia enggan berdebat dengan sang mama yang sangat mirip dengan nenek sihir itu.
Aline menatap kepergian Shayra dengan hati yang dongkol. Berani-beraninya itu bocah ngehinanya pikirnya.
"Ma.. Liat.. sepertinya Pelayan itu udah mulai ngehasut Shayra deh ma.. mama liat sendiri kan.. Sikap Shayra ke aku.."Aline merengek seakan wanita itu meminta perlindungan kepada sang ibu mertua.
"Kamu tenang aja.. Mama akan buat wanita pelayan itu pergi dari rumah ini..
"Bener maa...
"Iya sayang..agar kamu bisa menjadi satu-satunya istri Aditya di rumah ini..
"Ma, kayaknya aku punya ide deh.. Gimana caranya Aditya ngusir dan menceraikan si pelayan itu.."Aline tersenyum penuh arti.
"Gimana caranya..
"Kita harus buat Aditya yakin kalau anak yang di kandungan Kanaya itu bukan anaknya, Tapi anak pria lain. Dengan begitu, Aditya pasti ngusir itu perempuan...
"Tapi gimana caranya...Aditya tidak akan percaya kalau tidak ada bukti.."Aline tersenyum, Ia mendekatkan wajahnya ke wajah mayang dan berbisik disana. Mayang tampak mengangguk-anggukan kepalanya merasa setuju dengan ide menantu kesayangannya ini.
Di tempat yang terpisah Kanaya sedang berjalan mengikuti Eli dari belakang namun tiba-tiba saja..
"Adduuhhh...
Seorang Pria seperti tersandung dan hendak saja tersungkur. Namun yang membuatnya Terkejut pria itu tiba-tiba memeluk tubuh Kanaya erat...
"Maaf mbak.. maaf..saya tidak sengaja.."Ucap pria asing itu. Kanaya hanya mengagguk samar.
"Ya sudah mbak kalau begitu saya permisi.."Kanaya kembali mengangguk. Pria itu pergi, Namun mata Kanaya melihat sesuatu seperti dompet terjatuh. Pasti dompet mas itu pikirnya. Tanpa pikir panjang Kanaya kembali memanggil pria tersebut.
Alhasil pria itu kembali mendekat dengan sebuah senyuman yag begitu manis.
"Ini sepertinya dompet mas terjatuh.. "Ucap Kanaya sembari menyerahkan dompet itu pada pemiliknya.
"Oh makasih ya banyak ya mbak..."Pria itu mengulurkan tangannya hendak mengambil dompet itu, Tapi siapa sangka jika pria itu menggenggam tangan Kanaya membuat Kanaya lagi-lagi terentak kaget dengan sikap pria itu.
"Ah maaf.. Ohya? Apa mbak sedang hamil?" tanya pria asing itu sembari mengelus perut kanaya, Reflek wanita itu mundur. Dari mana pria ini tau jika dirinya tengah hamil..
"Mas tau saya hamil?
"Ah.. bukankah aura wanita hamil berbeda mbak..?",Kanaya tidak menjawab, Ia lebih memilih pergi, sepertinya orang ini sedikit tidak beres pikirnya.
"E.. mbak tunggu..Ini ucapan terima kasih saya karena tadi Nona sudah menemukan dompet saya.."Pria itu memberikan sejumlah uang yang tidak sedikit kepada Kanaya.
"E.. gak usah mas.. saya iklas kok.. bener.."Kanaya berusaha menolak uang itu namun pria tetap memaksa.
"Kanaya.. ayo pulang ini udah selesai.." Eli yang baru tiba mengernyit heran ketika melihat pria asing yang tadi masih ada disini.
"Kalau begitu saya permisi..."Pria itupun pergi dari tempat itu.
"Aneh..Yaudah... yuk kita pulang.."Ajak Eli. Keduanya pun akhirnya memilih untuk pulang. Tanpa kanaya sadari jika sejak tadi ada sebuah kamera yang sudah memotret interaksi kanaya dan pria asing tadi.
.
.
.
Malam menjelang. Semua sudah berada di ruang makan. Kanaya menata menu makanan satu persatu di atas meja.
Setelah semua datang, Kanaya hendak duduk di kursi yang biasa ia duduki namun dengan cepat Aline merebut kursi itu dan duduk disana.
"Itukan tempat duduknya Mbak Kanaya .."Protes Shayra. Ia merasa kesal dengan Aline yang tiba-tiba duduk di tempat itu. Emang pada dasarnya tukang rebut.. pikirnya.
"Yaudah gapapa.. Kanaya kan bisa duduk di kursi yang lain.."Kali ini Aditya yang berucap. Tidak ada pilihan lain Kanaya harus duduk di kursi yang lain.
"Ohya..Kanaya, Setelah ini Kau jangan tidur di kamarku ya.. kau bisa tidur di kamar lain..."Kanaya menatap sang suami dengan tatapan yang sangat sulit di artikan. Tanpa mengatakan apapun Kanaya hanya menurut saja.
"Loh kok gitu kak? Kenapa Mbak kanaya yang harus pindah.. harusnya dia lah.."Lagi-lagi Shayra tidak terima.
"Ya harus adil donk.. masak Kanaya mulu yang di kamar itu... ya gantian..."Sahut mayang mendukung keputusan putranya.
"Tapi mam...
"Udah.. gapapa.. mending kamu makan aja.."Ucap kanaya memotong ucapan Shayra. Shayra berdecak kesal kenapa juga Kakaknya menyianyiakan Wanita sebaik Kanaya.
"Mbak Kanaya tidur di kamar aku aja setelah ini.. Gak usah pindah ke kamar yang lain."
"Iya.."Hanya itu yang bisa Kanaya jawab ia sudah merasa lelah dengan semua ini..
.
.
.
TBC
........ Tinggalkan jejak setelah membaca, dan dukung terus karya Author dengan memberikan like,komen ,hadiah serta vote nya tiap minggunya....