novel ini karya Mei Indriyani
bercerita tentang Hasan dan wati. menikah karena dijodohkan oleh orang tua mereka. ketika pernikahan mereka berusia 10 tahun, mereka diuji. hasan jatuh cinta kepada seorang gadis yang berkenalan dengannya di bus pada usia pernikahan mereka 1 tahun. dan bertemu kembali pada usia pernikahan mereka sudah 10 tahun. hati sudah tidak memperhatikan penampilan nya yang membuat Hasan jadi ilfeel. sehingga ketika bertemu dengan angel dia jatuh cinta. Hasan dan angel berbeda agama. tetapi cinta yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei Indriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil Anak Pertama
Sudah 1 tahun 3 bulan kami menikah, tetapi belum memiliki keturunan. Di tahun kedua ini kami beriktiar dan berusaha semoga mendapatkan kabar bahagia yang sudah lama kami semua nantikan.
Sudah seminggu ini aku belum datang bulan. Tidak biasanya aku telat datang bulan. Akhirnya sudah sebulan aku belum datang bulan juga. Tapi untuk mengecek hasilnya masih ragu takut kecewa lagi. Orang tuaku dan mertuaku menyuruh untuk mengecek ke bidan desa. Tapi aku belum mau. Di suruh test pack pun aku tidak mau. Berkat bujukan suamiku akhirnya aku mau. Dia segera membeli test pack. Dan dengan ragu-ragu aku membawa test pack ke dalam kamar mandi.
Setelah 15 menit di dalam kamar mandi aku belum keluar juga, suamiku sudah sangat khawatir. Tiba-tiba pintu aku buka dari dalam. Aku perlihatkan sama suami kalau aku masih menangis. Suami langsung mendekat dan berkata "tidak usah sedih, kalau tetap belum hamil, mungkin Allah punya rencana yang lebih baik lagi untuk keluarga kecil kita. " tetapi aku tetap menangis.
"Ayo sarapan bersama, kak tidak memaksa dek untuk cepat hamil" Kata pak suami lagi. Kemudian aku menatap mata suamiku dan berkata "Surprise, Dek menangis karena bahagia. Akhirnya doa kita semua terkabul kak" Ucap ku sambil menunjukkan hasil tast pack yang sudah garis dua. Akhirnya aku bisa hamil juga setelah penantian panjang. Kami berdua sangat bahagia dan menantikan sangat menantikan kelahiran anak kami.
Kami pun segera memberi tahu kabar bahagia ini kepada orang tuaku dan mertuaku. Setelah mendengar kabar bahagia tersebut mereka langsung datang ke rumah kami. Rumah kami pun jadi ramai. Yang pertama datang orang tuaku. Kemudian mertuaku.
"Assalamu'alaikum" ucap ayah dan bundaku.
"Wa'alaikumussalam" jawab kami berdua.
"Mari masuk. " ucapku
"Iyah, Terima kasih. " ucap mereka.
"Apa kabar ayah dan bunda? " tanya suamiku.
"Alhamdulillah, baik. Dan tambah senang atas kabar kebahagiaan kalian. " ucap bundaku.
"Kami juga sangat senang. Akhirnya sudah di berikan kepercayaan oleh Allah SWT. " ucapku
"Iya, syukur alhamdulillah. Semoga kamu sehat-sehat sampai lahiran. " ucap ayahku.
"Nak, apakah kamu tidak merasakan mual atau apalah begitu? " tanya bundaku.
"Alhamdulillah tidak bunda. " jawab ku. Datang lah kedua mertuaku. Sambil ngos-ngosan.
"Assalamu'alaikum." Ucap mereka.
"Wa'alaikumussalam" jawab kami semua.
"A-pa benar kabar yang kami dengar? " tanya bapak mertuaku.
"Benar pak. " ucapku.
"Kalau begitu yuk kita periksa pada bidan desa dulu. " ucapa ibu mertua ku.
"Besok saja buk, ini hari minggu. " ucap suamiku.
"Owh Iyah, ibu lupa kalau hari ini hari minggu. " ucapnya.
"Nak, apakah ada yang kamu suka makan? " tanya ibu mertuaku.
"Tidak ada bu. " ucapku.
"Kamu juga tidak merasakan mual? " tanya bapak mertuaku.
"Alhamdulillah tidak pak. Hanya aku sudah telat haid 1 bulan. " ucapku.
"Tapi aku yang akhir-akhir ini pengen muntah, tapi tak ada yang keluar. " ucap suamiku.
"Kenapa kak tidak bilang sama dek? " tanyaku pada suamiku.
"Kak pikir hanya masuk angin. " ucapnya.
"Kamu sama dengan bapak kamu. Ibu waktu hamil kamu, bapakmu yang mengidam. " ucap ibu mertuaku.
"Emang ada begitu bu? " tanyaku.
"Ada nak. Tapi jarang terjadi juga. " ucapnya.
Selama kehamilan, aku tidak merasakan mual atau sebagainya. Tetapi hanya pengen makan terus. Sehingga berat badan ku naik drastis.
Dan yang mengalami masa mengidam adalah suamiku. Berbagai macam bau masakan pasti dia muntah. Selama 3 bulan lamanya. Yang bisa di makannya hanya bubur saja. Kadang aku merasa kasihan juga. Jadi kami makan sendiri- sendiri. Makanan ku semuanya dari mertua dan orang tua ku. Mereka sangat senang karena tidak akan lama lagi sudah memiliki cucu.
Aku sangat senang memiliki mertua yang sangat baik, tidak seperti di novel-novel yang aku baca. Ataupun di sinetron ikan terbang.
Bulan keempat kehamilan ku, suamiku sudah bisa beraktivitas dan makan apapun. Aku sangat senang. Mertua dan orang tuaku sudah ku larang memasak untuk kami lagi, tapi mereka tetap membuat berbagai macam makanan bergizi untukku, kata mereka ibu hamil harus rajin makan.
Kami berdua sarapan bersama, suamiku berkata "Dek, Alhamdulillah di tahun kedua pernikahan kita Allah SWT mengabulkan segala permohonan kita" kata nya.
"Iyah kak, dek sangat senang. Karena tak lama lagi rumah kita akan jadi ramai dengan tangisan anak kita." Kata ku, sambil mengelus- elus perutku.
Selesai sarapan, aku membereskan piring-piring dan gelas kotor untuk di bawa ke tempat cuci piring. Kemudian suamiku yang mencuci piring-piring dan gelas tersebut.
Setelah mencuci piring suamiku pamitan ke sawah. "Dek, kak pamit ke sawah dulu ya, sudah lama kak tidak melihat sawah. Kata bapak tidak lama lagi kita akan panen padi."
"Iyah kak, Hati-hati di jalan. Jangan lupa bawa bekal makan siang dan di makan ya"
"Iya, dek. Pasti kak makan. Karena masakan istri tercinta pasti selalu enak. "
"Kebiasaan deh, selalu gombal" kataku malu-malu.
Ketika aku sedang baring-baring. Terdengar orang mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam.mari masuk bu. " ternyata yang datang ibu mertuaku.
"Sedang apa nak? " tanyanya.
"Sedang baring-baring bu. " ucapku.
"Mana Hasan, kok ibu tidak melihat nya. " tanyanya.
"Kak Hasan pergi ke sawah. " ucapku.
"Sudah tidak mengidam? " tanyanya.
"Alhamdulillah, sudah tidak lagi bu. Makanya dia sudah pergi ke sawah. " jawabku.
"Sudah berapa bulan? Maklum ibu sudah sering lupa. " ucapnya
"Sudah 4 bulan bu. " jawabku.
"Kalian mau mengadakan doa syukur atau sekalian pas 7 bulanan? " tanyanya.
"Sekalian saja pas 7 bulanan bu. Aku masih takut mengadakan syukur sekarang. Kaget akan terjadi sesuatu yang tidak kita ketahui. " ucapku.
"Ibu dukung semua keputusan kalian. Besok kamu mau ke posyandu? Ibu temani ya. " tanyanya
"Iyah bu, dengan senang hati karena ada yang menemaniku ke posyandu. Bunda juga besok pergi dengan ku. " ucapnya.
"Pasti seru besok. Pulang dari posyandu kita ke pasar. Setelah itu ibu dan ibu besan yang masak. " ucap nya
"Aku juga bu pengen bantu-bantu di dapur. " ucapku.
"Boleh, tapi yang ringan-ringan saja. " ucapnya.
***
Jam 7 bundaku dan ibu mertuaku sudah datang. Aku baru selesai mandi. Jadi suamiku yang menemani mereka. Ketika aku baru selesai dandan suamiku masuk ke kamar dan mengatakan "kak juga ikut kalian ke posyandu. "
"Beneran kak mau ikut? " tanyaku.
"Iyah, kak pengen dengan suara detak jantung janin kita. " ucapnya.
"Ayok, tapi setelah ini kami mau ke pasar. " ucapku.
"Kak juga ikut ke pasar. " ucapnya.
"Tumben kak mau ikut dengan kami? " tanyaku penasaran. Karena tidak biasanya dia ngikutin kami kemana saja. Biasanya aku dibiarkan pergi dengan ibu nya atau bundaku.
"Kak takut kamu di godain orang lain. Karena istri kakak selama hamil malah semakin cantik dari sebelum-sebelumnya. Dek semakin cerah dan cantik wajahnya. " ucapnya.
"Masa sih? Lagian adek juga lagi hamil. Emang ada yang suka sama adek? " ucapku
"Banyak dek, kak sudah dengan pemuda-pemuda desa kita mengangumi kecantikan dek. " ucapnya sambil cemberut.
"Hanya begitu saja kak sudah jadi posesif sama dek. " ucapku
"Menjaga sebelum terjadi. Yuk kita berangkat. " ucapnya.
"Ayok. " kami pun pergi ke posyandu. Giliran aku di periksa semuanya memaksa pengen masuk ke dalam ruangan. Untuk buk bidan bisa memaklumi nya dan mengizinkan mereka semua melihat proses pemeriksaan ku.
---
Bersambung.
tpi klo buat selirnya.... g ada pelit2nya...