Dunia Sakura atau kerap dipanggil Rara, hancur seketika saat video dia yang digerebek sedang tidur dengan bos nya tersebar. Tagar sleeping with my boss, langsung viral di dunia Maya.
Rara tak tahu kenapa malam itu dia bisa mabuk, padahal seingatnya tidak minum alkohol. Mungkinkah ada seseorang yang sengaja menjebaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Ryu hanya 3 hari di Jakarta, selain karena pekerjaan, dia juga tak bisa terlalu lama meninggalkan Lovely dan Raga. Sementara Rara, dia masih memikirkan tawaran abangnya itu, selain berat jauh dari orang tua, dia juga ingin memastikan dulu hamil atau tidak. Dia sudah membeli test pack, tapi masih takut untuk menggunakan. Dari artikel yang dia baca, 2 minggu pasca berhubungan, sudah bisa diketahui hamil atau tidaknya jika memakai tespack yang benar-benar akurat. Sekarang, sudah hampir satu bulan dari peristiwa itu.
"Kamu mau keluar, Ra?" Mama Rere terkejut melihat Rara memakai pakaian rapi dan masker untuk menutupi wajahnya.
"Rara ada urusan sebentar, Mah," Rara mencium tangan mamanya. Sejak kejadian itu, Mama Rere tak pernah lagi ke toko bunga, memilih di rumah untuk menemani Rara. Papa Romeo yang menghandle bisnis istrinya tersebut, meski agak kerepotan.
"Kemana, Ra?" Mama Rere langsung khawatir, dia memegang kuat lengan putrinya. Ketakutan tentang Rara yang akan mengakhiri hidup, masih mengusik fikirannya.
"Ke rumah teman, Mah."
"Siapa? Dimana rumahnya? Mama ikut."
Melihat raut cemas di wajah mamanya, Rara tersenyum. "Rara akan baik-baik saja, Mah."
"Pokoknya Mama ikut. Mama gak akan ngebiarin kamu pergi sendiri."
Tak mau membuat mamanya khawatir berlebihan, akhirnya Rara mengangguk. Keduanya keluar menggunakan mobil Papa Romeo. Papanya itu kalau ke toko sendiri, memang lebih memilih pakai motor, irit katanya.
"Kos-kosan, Ra?" Mama Rere memperhatikan bangunan di depannya. Bangunan bertingkat dua dengan banyak pintu menuju balkon. Jika dilihat, seperti kos-kosan mahal.
"Rara masuk dulu," Rara melepas seatbeltnya. "Mama tunggu disini, gak akan lama." Dia membenarkan posisi masker agar wajahnya tidak kelihatan. Dia masih belum siap untuk dikenali orang.
"Ra," Mama Rere menahan lengan Rara saat hendak keluar. "Siapa sih yang ingin kamu temui?"
"Nanti Rara akan cerita." Rara keluar dari mobil, berjalan ke pintu masuk kos kosan. Kos-kosan ini terlihat sangat bagus, beda dengan kosan Yuyun yang lama. Ya, Rara kesini untuk mencari Yuyun. Setelah seminggu sibuk bertanya kesana kemari alamat baru Yuyun, akhirnya dia ketemu juga. Ada hal penting yang ingin dia tanyakan pada wanita itu.
Tok tok tok
Rara mengetuk pintu bercat putih dengan tulisan angka 09.
"Sebentar."
Terdengar sahutan dari dalam, dan Rara sangat hafal pemilik suara itu, Yuyun.
Ceklek
Yuyun yang memakai hot pant dan tanktop, menatap Rara sambil menyipitkan mata. "Siapa ya?" Rara memang sedikit menunduk, jadi sulit bagi Yuyun mengenalinya.
"Aku, Yun," Rara mengangkat wajah sambil melepas masker.
Mulut Yuyun menganga, dan matanya membulat sempurna. "Ra-ra."
"Apa kabar?" tanya Rara sambil tersenyum.
"B-b-baik," sahut Yuyun gugup. Ekspresi wajah dan gelagatnya, membuat Rara makin yakin dengan dugaannya.
"Boleh aku masuk?"
"Hah!" Yuyun malah gelagapan.
"Boleh aku masuk? Aku haus, ingin minta minum," Rara mengusap lehernya. "Mungkin, kamu masih nyetok minuman seperti yang dulu kamu kasih ke aku."
Deg
Jantung Yuyun seperti berhenti berdetak, wajahnya pucat pasi dan tubuhhhya gemetaran.
Tanpa menunggu persetujuan Yuyun, Rara langsung masuk, meski saat melewati pintu, bahunya menabrak bahu Yuyun yang berdiri di pintu.
Rara berdecak kagum melihat isi kamar kos Yuyun. Mewah, itu kesan yang dia dapat. Dia menyentuh ranjang yang terlihat sangat empuk, dan ternyata, memang empuk saat dia coba untuk duduk disana.
Yuyun menutup pintu lalu menyusul Rara di dalam.
"Kamu kenapa gugup gitu?" tanya Rara sambil tersenyum. Dia lalu berdiri, mendekati Yuyun dan menepuk bahunya. "Kenapa kamu lakuin ini ke aku?" tanyanya dengan tatapan yang sangat tajam. Mamanya menunggu di luar, dia tak ada waktu untuk basa-basi. "Aku salah apa sama kamu, Yun?"
"Ka-kamu ngomong apa sih, Ra?" Yuyun pura-pura tak mengerti.
"Vodka, alkohol tanpa warna dan rasa, alias hambar, tapi kandungan alkoholnya sangat tinggi," Rara menjelaskan sesuai artikel yang dia dapat di internet. "Itu kan yang kamu kasih ke aku waktu itu? Yang kamu klaim sebagai air mineral. Pas minum memang agak aneh rasanya, tapi aku gak mikir macam-macam. Sepertinya aku terlalu polos. Ah tidak, terlalu bodoh mungkin," dia menertawakan diri sendiri. "Alkohol bisa meningkatkan gairah sekk sual, kamu juga tahu itukan? Tapi bukan itu yang ingin aku tanyakan. Yang ingin aku tahu, kenapa kamu melakukan ini sama aku, Yun?" bentak Rara. Emosional membuat dia kembali menangis.
Yuyun hanya diam sambil menangis, wajahnya terlihat pucat pasi karena ketakutan.
"Kenapa, Yun, kenapa?" Rara mengguncang kuat kedua bahu Yuyun. "Apa salah aku sama kamu, kenapa kamu hancurkan hidupku seperti ini?" tangis Rara makin pecah. "Hidupku hancur, Yun, hancur. Masa depanku hancur." Dia melepaskan bahu Yuyun, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Maafkan aku, Ra, maaf," Yuyun tiba-tiba saja berlutut di kaki Rara. "Aku minta maaf, Ra."
Lutut Rara terasa lemas. Ucapan permintaan maaf Yuyun, membuktikan jika tuduhannya benar.
"Kenapa kamu lakukan ini, Yun?" Rara masih tak habis fikir.
"Aku terpaksa, Ra."
"Terpaksa. Apa maksud kamu?"
"Seseorang mengancam akan menyebarkan video syurku dan Agam jika aku tidak mau menuruti perintahnya."
"Perintah? Perintah siapa?"
"Aku akan memberitahumu, tapi tolong, jangan sangkut pautkan lagi aku dengan masalah kamu, apalagi memintaku bersaksi nantinya," Yuyun menggeleng cepat. "Posisiku juga terjepit, Ra."
"Siapa, katakan?" kedua telapak tangan Rara mengepal kuat.
"Dista."
Tubuh Rara langsung oleng. Dia sampai berpegangan bahu Yuyun yang berlutut di kakinya agar tidak jatuh. Kenapa Dista melakukan ini padanya? Dista bukan hanya teman, melainkan sahabatnya. Apa maksud Dista dengan menjebaknya tidur dengan Jovan?
"Tapi kenapa dia melakukan itu, Yun. Pak Jovan adalah calon suaminya. Mana ada wanita yang rela calon suaminya tidur dengan wanita lain."
"Lebih tepatnya, salah skenario."
"Maksud kamu?"
astaghfirullah, rasain lu. malu banget dah kalau tubuh jg sdh dikonsumsi publik
kpok dista..
ganyian yg masuk perangkap fino..
kalo mau ngelayani pasti ngancam nyebarin video dista dan bastian..
bahaya punya koleksi video syur pribadi..
kalo kecopetan atau kerampokan kan bisa disebarin orang lain..