NovelToon NovelToon
Kulepas Kau Dengan Bismillah

Kulepas Kau Dengan Bismillah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Janda / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa
Popularitas:16.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Ariana tak sengaja membaca catatan hati suaminya di laptopnya. Dari catatan itu, Ariana baru tahu kalau sebenarnya suaminya tidak pernah mencintai dirinya. Sebaliknya, ia masih mencintai cinta pertamanya.

Awalnya Ariana merasa dikhianati, tapi saat ia tahu kalau dirinya lah orang ketiga dalam hubungan suaminya dengan cinta pertamanya, membuat Ariana sadar dan bertekad melepaskan suaminya. Untuk apa juga bertahan bila cinta suaminya tak pernah ada untuknya.

Lantas, bagaimana kehidupan Ariana setelah melepaskan suaminya?

Dan akankah suaminya bahagia setelah Ariana benar-benar melepaskannya sesuai harapannya selama ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertubi-tubi II

Brakkk ...

Danang melemparkan tas kerjanya ke atas meja. Tak peduli kalau di dalamnya berisi laptop yang bisa saja rusak karena perbuatannya itu. Yang pasti ia ingin melampiaskan kekesalannya. Ia marah. Ia kesal. Masalah menerpa dirinya bertubi-tubi. Dari perginya Ariana yang menghendaki mereka berpisah lalu kini hubungannya dengan Monalisa yang bukan hanya sudah diketahui semua pekerja di rumah sakit dimana ia bekerja, tapi seluruh pasien dan kini menyebar luas pula ke luar. Tak sedikit yang memberikan caci maki dan hujatan padanya baik di sosmed bahkan akun sosmed rumah sakit Husada pun sudah dibanjiri hujatan atas nama dirinya. Mereka meminta dirinya segera diberhentikan, dipecat.

"Aaargh ... Sial! Kenapa semua jadi seperti ini?" teriak Danang sambil menjambak rambutnya frustasi.

Monalisa masuk ke rumah dengan wajah cemberut. Lalu ia pun meneriaki Danang membuat laki-laki itu kian kesal.

"Mas, kamu apa-apaan sih? Kenapa ninggalin aku gitu aja?" teriak Monalisa kesal.

Sekeluarnya dari rumah sakit, Danang bukannya mengajaknya pulang bersama, Danang justru meninggalkannya begitu saja. Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit hingga di dalam taksi, Monalisa tak henti-hentinya menahan malu. Semua orang di rumah sakit sudah mengetahui hubungannya dengan Danang. Ia tidak pernah menduga kalau ia akan dihujat sampai seperti ini. Ia pikir semua tidak akan separah ini. Ia pikir bila pun sampai hubungannya terkuak, maka semuanya akan baik-baik saja. Tapi kenyataannya, semua orang kini menghujatnya. Semua orang mencaci maki dirinya. Dan yang lebih parah, kini ia sudah tidak bisa bekerja di rumah sakit lagi.

Flashback on

"Kalian pasti sudah tahu kenapa kalian dipanggil ke sini?" ujar Samudera saat Danang dan Monalisa sudah berada di ruangan direktur utama rumah sakit Husada.

Kepala Danang tertunduk. Begitu pula Monalisa.

"Kalian tahu kan apa kesalahan kalian?" Ucap Samudera datar. Lalu ia menatap Monalisa yang menunduk. "Dan kau ... Suster Monalisa. Bukankah kau sudah mengetahui kalau Danang ini sudah memiliki istri. Kenapa kau justru masih menjalin hubungan dengannya? Kalian lihat, akibat perbuatan kalian ini, bukan hanya kalian yang menanggung konsekuensinya, tapi rumah sakit ini. Banyak orang yang mempertanyakan kredibilitas rumah sakit ini. Mereka menganggap rumah sakit ini sarang pengkhianat dan peselingkuh. Bahkan hari ini banyak pasien yang membatalkan jadwal konsultasi dan pemeriksaan. Lalu bagaimana caranya kalian ingin mempertanggungjawabkan perbuatan kalian ini?"

"Maaf, dok, kenapa hanya kami yang disalahkan? Saya yakin, Anda pun sudah tahu mengenai hubunganku dengan Dokter Danang. Bahkan hubungan kami sudah terjalin sebelum dokter Danang menikah dengan putri Anda. Jadi kenapa hanya kami yang dipersalahkan?" ucap Monalisa tanpa tahu malu. Danang sampai terkejut melihat keberanian Monalisa mendebat dokter Samudera.

Samudera tersenyum sinis.

"Jadi seperti ini wanita pilihan mu?" sinis Samudera.

"Apa maksud, Dokter? Memangnya menurut Anda saya seperti apa?" Mata Monalisa melotot. Secara tidak langsung Samudera sudah meremehkannya.

"Lisa, berhenti!" sergah Danang merasa malu.

"Nggak, Mas. Jangan karena dia direktur rumah sakit ini, dia bisa bertindak semaunya. Memangnya apa salahku? Bukankah kita memang sudah lama memiliki hubungan. Apalagi statusku saat ini istrimu, jadi kita harus melakukan pembelaan diri. Mas jangan mau diinjak-injak dan direndahkan seperti ini."

"Lisa!" desis Danang kesal karena bukannya berhenti, Monalisa justru makin vokal dengan pendapatnya sendiri.

Samudera menganggukkan kepalanya. "Oke, kalian sudah lama menjalin hubungan. Oke juga kalau kalian sekarang sudah menikah. Tapi kalian harus ingat, status Danang itu suami orang. Oleh sebab itu, seharusnya kalian menjaga sikap. Apa kalian semiskin itu sampai bertemu diam-diam di dalam toilet? Apa kalian sudah kehilangan urat malu kalian?" tukas Samudera tajam membuat wajah Danang dan Monalisa memerah karena malu.

"Dan kau Danang, tidakkah kau bisa menahan diri untuk go publik? Kalau kau memang sudah tidak sesabar itu ingin mengumumkan hubungan kalian, kenapa tidak segera mempercepat proses perceraian kau dan Ariana? Jadi dengan begitu, kau bisa dengan bebas mengumumkan hubungan kalian."

Danang dan Monalisa bungkam. Mereka tidak tahu harus menjawab apa.

"Maafkan saya, Dok."

"Maaf? Apa dengan satu kata maaf bisa menyelesaikan kekacauan ini?"

Samudera menghela nafas panjang.

"Kau tahu, tadi pemilik rumah sakit ini sudah menghubungi dan meminta saya memecat kalian."

"A-apa? Bagaimana mungkin? Dok, ini tidak adil bagi kami. Kami hanya ... "

"Dok, maafkan kami. Jangan pecat kami! Kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan kami," potong Danang. Bagaimana pun ia tidak rela melepaskan pekerjaannya begitu saja. Setelah semua perjuangan dan pengorbanannya selama ini, bagaimana bisa ia melepaskan impiannya begitu saja. Sebab cita-citanya sejak kecil memang menjadi seorang dokter.

"Baiklah. Menimbang kau pernah menjadi menantu saya, saya tidak akan memecat mu." Danang bernafas lega saat mendengarnya. Tapi itu hanya sebentar saja. Setelah Samudera kembali melanjutkan kalimatnya, jantung tiba-tiba seakan direnggut paksa. "Tapi aku meminta kalian segera mengurus surat pengunduran diri kalian. Dan dimulai hari ini, kalian saya bebas tugaskan dari rumah sakit ini."

Samudera sebenarnya bisa saja bersikap diktator dengan memecat tidak hormat pada keduanya. Tapi Samudra masih menimbang perjuangan untuk sampai ke titik ini tidaklah mudah. Ia tidak bisa bersikap egois dan mengesampingkan rasa kemanusiaan. Lagipula nama mereka sudah terlanjur buruk di mata masyarakat. Kemungkinan besar untuk bekerja di rumah sakit besar seperti ini lagi pun akan sulit bagi keduanya. Hukuman itu saja sudah sangat berat bagi keduanya.

Mata Danang dan Monalisa seketika membulat. Mereka benar-benar tidak menyangka kalau karir mereka akan berakhir seperti ini.

"Tapi dok, bagaimana bisa hanya karena masalah sepele seperti ini kami diminta mengundurkan diri?" tolak Monalisa tidak setuju.

"Jadi kau ingin dipecat?"

"Ayah, Danang mohon, tolong Danang! Jangan seperti ini! Ayah, tolong Danang, Danang masih ingin bekerja di sini," ucap Danang dengan wajah memelas.

"Maaf, Danang, saya tidak bisa. Ini saja saya sudah menyalahi perintah pemilik rumah sakit ini."

"Tapi ayah ... "

"Anda egois," teriak Monalisa.

"Lisa, sudah!" sergah Danang dengan mata melotot tajam.

"Tapi Mas ... "

Danang menggeleng membuat Monalisa terpaksa bungkam.

"Baiklah ayah kalau itu yang ayah minta. Tapi aku ada satu permintaan."

Dahi Samudera berkerut. "Apa itu?" tanya Samudera penasaran.

"Danang tidak ingin bercerai dengan Ana, Ayah. Danang mohon agar Ayah membujuk Ana untuk membatalkan gugatan perceraiannya," ucap Danang.

Samudera terperangah mendengar permintaan calon mantan menantunya itu. Lalu dalam hitungan detik ia tergelak kencang.

"Danang, Danang, kau pikir aku akan membiarkan anakku terus bersamamu setelah apa yang sudah kau lakukan?" Samudera tersenyum sinis. "Sudahlah. Lepaskan saja Ana. Bukankah kau sudah berbahagia dengan istri dan calon anak kalian?" imbuhnya.

"Tapi ayah ... "

"Keluarlah! Saya tunggu surat pengunduran diri kalian dalam 2x24 jam. Kalau tidak segera diurus, maka jangan salahkan kalau saya memecat kalian secara tidak hormat!" pungkas Samudera membuat keduanya menelan ludah masing-masing.

Flashback off

"Kau masih tanya kenapa? Ini semua terjadi gara-gara kau, Sialan! Gara-gara sikap kekanakan mu ini, semuanya hancur. Karirku hancur. Semua impianku hancur, kau tahu!" teriak Danang tepat di depan wajah Monalisa.

"Mas, kenapa kamu malah nyalahin aku? Salahkan orang yang ngerekam dan nyebarin video saat kita masuk ke toilet dong."

Danang terkekeh, kemudian ia mencengkeram erat rahang Monalisa.

"Bukankah saat itu sudah memintamu menjaga jarak di rumah sakit, tapi kau masih saja keras kepala dan memaksaku masuk ke dalam toilet. Seandainya kau tidak melakukan itu, semua pasti takkan menjadi seperti ini, brengsekkk!" Danang yang kesal lantas melepaskan cengkeramannya dengan kasar lalu segera pergi dari hadapan Monalisa dengan dada bergemuruh. Monalisa yang mendapatkan perlakuan kasar pun berteriak. Ia marah. Ia kesal.

"Semua ini gara-gara perempuan sialan itu. Dasar brengsekkk. Dokter Sam juga brengsekkk. Ayah dan anak sama saja, sama-sama brengsekkk!" teriak Monalisa sambil melemparkan apa saja ada di dekatnya.

"Aaaargh ... "

...***...

...Happy reading 🥰🥰🙏🏻...

1
🌹Erna 2 🌹
apakah Ricka gak bisa diselamatkan yaa
🌹Erna 2 🌹
mungkin Ricka kangen dgn ibu Maena yaa
🌹Erna 2 🌹
mungkin kah Ricka keguguran yaa..
Soale kan kandungan nya emang udah lemah ditambah pula,sekarang makin stress gitu ngadepin mantannya Wira
🌹Erna 2 🌹
nah loh... Ibu Maena jadi sakit kan...
🌹Erna 2 🌹
bersedia lah Ricka, jangan sampai nasib anakmu macam dirimu kelak
Muhammad Zaki
jodoh om mario jangan-jangan nih
Muhammad Zaki
giandra ini ce apa co sih?
Muhammad Zaki
hmmm, jangan-jangan adeknya jg suka ariq nih
Muhammad Zaki
pasti Krn takut jabatannya diturunkan sama ayahnya itu, makanya pura-pura baik
Ayii Endah
Luar biasa
Apis
bagus thor ceritanya aku suka
Aseyrah Butik
Luar biasa
eneng Heryani
ada ya manusia seperti itu 🤔
bukannya berpikir dari kesalahan
eneng Heryani
pasien berlebihan juga 😂
eneng Heryani
hello mas Danang siapapun manusianya dan secinta apapun dia
kalou hatinya tersakiti cinta akan memudar & yg ada hanya kebencian...
eneng Heryani
mantap lah adik sang pembela tanpa banyak bicara
eneng Heryani
dua manusia yg tak punya pikiran 😂
eneng Heryani
ariq datang
eneng Heryani
jangan sampai terbuai lagi
eneng Heryani
sebelum ini ada judulnya Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!