Keyra Putri Utami adalah nama yang di sematkan oleh kedua orang tuanya, sejak usianya delapan tahun dia mengalami kebutaan karena sebuah kecelakaan yang ikut menewaskan kedua orang tuanya.
Keyra di asuh oleh Paman dan Bibi yang begitu sayang kepadanya, yang menyebabkan kedua puteri Paman dan Bibi nya cemburu kepada Keyra.
Hutang sang Paman yang di lunasi oleh sahabat Pamannya kepada seorang juragan tanah, yang menyebabkan Keyra harus berakhir menikah dengan putera sahabat dari Pamannya sebagai penebus hutang keluarga.
Entah bagaimana nasib Keyra si Gadis Buta yang hanya mengenal satu warna saja dalam hidupnya yaitu Hitam, akankah seseorang mampu mengenalkan warna lain selain Hitam kepada Keyra?
Jika kebahagiaan itu harus di jemput, kenapa harus menunggu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putribulan21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bulan Dalam Matamu
"Mas hati hati di jalan." Ucap Keyra mengantar suaminya Dewa untuk pergi bekerja.
"Kau juga harus hati hati." Jawab Dewa sambil tersenyum ke arah Keyra. "Apa kau tidak ke kampus?"
"Aku ke kampus agak siang nanti."
"Apa perlu ku antar?"
"Tidak usah Mas, aku bisa pergi sendiri."
"Kalau begitu, berhati hatilah."
"Hmmm, terimakasih Mas!"
"Terimakasih untuk apa?"
"Mas mau jadi temanku dan peduli padaku."
"Sama sama, kalau begitu aku pergi dulu."
Keyra menganggukkan kepalanya, setidaknya hati dan perasaannya lega karena Dewa ternyata adalah laki laki yang baik.
Senyuman itu tak pernah surut dari wajah cantik Keyra, dia merasakan bahwa Dewa memiliki hati yang lembut, mulai sekarang dia tak perlu khawatir lagi.
Hari hari berlalu begitu saja, semakin hari hubungan Dewa dan Keyra semakin dekat. Bahkan Dewa sudah merencanakan masa depan yang indah bersama Keyra.
Setahun berlalu, hubungan Dewa dan Keyra masih sebatas teman. Meskipun dalam hati Dewa dan Keyra sudah tumbuh benih benih cinta, namun mereka masih belum mengukuhkan perasaan mereka.
Karena kegigihan dan ke uletan Dewa, akhirnya Dewa bisa membangun sebuah rumah hasil dari jerih payahnya.
"Keyra, apa kau ingin mendengar sesuatu?"
"Tentu saja, apa itu?"
"Tapi sebaiknya kau baca sendiri saja." Jawab Dewa sambil menyerahkan secarik kertas yang berisi sebuah puisi dalam huruf braille.
Ku temukan bulan dalam matamu
Namun dia bersembunyi malu malu
Rupanya dia sedang memintal rindu
Apakah aku yang dia tuju?
Andai dunia tahu
Bahwa aku begitu merindu
Ingin kubawa rembulan tidur di pelukanku
"Apa ini?" Tanya keyra ketika dia selesai membaca sebuah puisi yang di berikan Dewa kepadanya.
"Isi hatiku." Jawab Dewa dengan mantap.
Keyra mendadak salah tingkah, dalam hatinya seperti terjadi guncangan yang dahsyat. Tiba tiba saja gugup menyerangnya, namun dia masih berusaha untuk terlihat biasa saja.
Begitu pun Dewa, setiap melihat gadis buta yang kini menjadi istrinya, Dewa selalu tak bisa menahan perasaannya, ada yang bergejolak setiap kali tangannya bersentuhan dengan Keyra.
Senyum manis Keyra membuat Dewa ingin selalu menjaganya agar senyum itu tak berubah menjadi tangisan, sentuhan tangan lembutnya benar benar memabukkan, meski sentuhan itu kadang tak di sengaja.
Bibir merah muda yang ranum itu kerap menggoda, membuat Dewa selalu tak bisa tidur. Selama ini Dewa selalu berusaha untuk menunjukkan perasaannya lewat perhatian kecil.
Akhirnya dia memutuskan untuk menyatakan perasaannya, namun Keyra masih terlihat bingung, bulu mata lentiknya bergerak gerak.
"Terimakasih banyak Mas Dewa." Hanya ucapan terimakasih yang Dewa dengar.
"Untuk apa?"
"Semua yang Mas Dewa lakukan untukku sudah lebih dari cukup, aku bahagia bisa mengenal Mas Dewa." Ucap Keyra dengan air mata yang mengalir.
"Lalu."
"Mas Dewa seperti memberi warna baru dalam hidupku, karena dalam penglihatanku aku hanya mengenal satu warna."
"Baiklah, mulai besok kita akan pergi jalan jalan aku ingin menunjukkan dunia yang indah ini kepadamu."
"Tapi..."
"Tak usah khawatir, aku akan menjagamu." Ucap Dewa sambil menggenggam tangan lembut itu.
Keyra pun tersenyum sangat manis, menampilkan lesung pipi yang membuat Dewa merasa gemas.
Dan keesokan harinya, Keyra dan Dewa berjalan jalan pagi sambil sekedar mencari sarapan. Senyum itu tak pernah surut dari bibir mungil Keyra, dia sangat bahagia hari ini.
Dewa sudah menunjukkan banyak cinta untuknya, bahkan Dewa memberi warna baru dalam hidup Keyra.
Tanpa di duga Dewa sebelumnya, Keyra menyentuh wajah Dewa. "Aku ingin tahu wajahmu Mas."
Dewa tersenyum sambil mengangguk, dia membiarkan Keyra menyentuh seluruh wajahnya.
Keyra bisa merasakan alis tebal dengan hidung yang mancung, bibir tipis juga rahang tegas yang di tumbuhi bulu halus.
"Aku cinta Mas Dewa." Ucap Keyra sambil terus menyentuh wajah Dewa dengan tangan lembutnya.
Dan sentuhan Keyra mampu membangkitkan sesuatu yang selama ini tertidur lelap, dengan sekuat tenaga Dewa berusaha untuk tidak menyentuh Keyra.
Namun, pesona dan sentuhan Keyra benar benar memabukkan, hingga terjadilah sesuatu yang seharusnya terjadi.
**
Pagi ini mantari menerobos masuk lewat celah gorden yang melambai tertiup angin, dua insan saling berpelukan setelah semalaman terjadi guncangan yang dahsyat.
Dewa benar benar bahagia setelah melewati malam pertama mereka, yang seharusnya terjadi satu tahun yang lalu.
Berkali kali Dewa mencium puncak kepala istrinya dengan penuh sayang, membuat Keyra terbangun.
"Apa sudah pagi?" Tanya Keyra.
"Ini sudah hampir jam tujuh sayang." Jawab Dewa.
Mendengar panggilan sayang itu membuat wajah Keyra memanas, entah mengapa rasanya seperti ada sesuatu yang meletup di dalam hatinya.
Keyra pun menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya, menghirup dalam dalam aroma tubuh suaminya yang membuatnya candu.
"Kenapa sembunyi?"
"Aku malu Mas."
"Kau benar benar menggemaskan."
Lalu Dewa kembali mencium bibir ranum itu, dan pergulatan panas itu pun tak dapat di hindarkan lagi, Keyra bahkan hampir menangis karena Dewa terus menggempurnya.
Deru nafas Keyra memburu ketika pergulatan panas itu berakhir, sedangkan Dewa tersenyum puas, lantas Keyra bangun sambil merintih.
"Apa masih sakit?"
"Kenapa masih bertanya?" Keyra kesal dengan suaminya yang terus membombardir dirinya.
Dewa pun terkekeh pelan, lalu mengangkat tubuh mungil itu untuk di bersihkan, Dewa memandikan dan mengurus Keyra layaknya anak kecil.
Tak sengaja Dewa melihat cairan merah yang telah mengering di atas spreinya, seketika senyum cerah terbit di bibir Dewa dengan penuh rasa bangga.
"Hari ini Tuan puteri istirahat saja, biar suami mu yang tampan ini yang akan memasak untukmu." Ucap Dewa sambil menyentuh pipi istrinya.
Keyra pun terkekeh pelan, dia mengangguk sambil merasakan sentuhan di pipinya. Tangan kasar itu benar benar sudah tak ada sekarang, berubah menjadi begitu lembut, tak lagi kapalan seperti pertama Keyra menyentuhnya.
"Terimakasih banyak Mas." Ucap Keyra dengan senyum manisnya.
"Istirahatlah aku ke dapur dulu." Ucap Dewa sambil mengecup puncak kepala Keyra.
Keyra pun mengangguk, dia memilih membaca buku sambil berselonjor. Akhirnya dia bisa beristirahat, setelah semalaman Dewa membobol pertahanannya.
Tak berselang lama, Dewa pun kembali membawa sepiring besar nasi goreng lengkap dengan kerupuknya.
"Sayang ayo makan." Ajak Dewa.
Keyra pun mengangguk, lalu mereka berdua makan di piring yang sama. Karena lapar Keyra melahap nasi gorengnya dengan cepat, dia benar benar kelaparan.
"Aku ingin memeriksakan kondisi matamu." Ucap Dewa yang membuat hati Keyra menghangat.
"Tapi..."
"Aku tidak menerima bantahan, hari ini aku sengaja cuti untuk memeriksakan keadaan matamu, aku ingin kau bisa melihatku."
Keyra tersenyum sangat manis, dengan air mata yang mengalir. Tak ada yang pernah peduli dengan kondisi matanya, tapi laki laki yang bergelar suaminya begitu peduli membuat Keyra merasa hidupnya benar benar sangat di butuhkan.
Sebelum semuanya terlambat, aku ingin kau bisa melihat dunia ini, karena ada sesuatu yang harus aku lakukan. Begitulah bisik hati Dewa.
mmpir balik ke ceritaku yg " Terpaksa dijodohkan dengan seorang dosen