Dia adalah seorang agen intelejen yang di tugaskan di negara yang bertikai.
Di saat perang terkadang dia bertugas sebagai paramedis dan membantu yang terluka.
Hanya saja dalam misi terakhir dia di jebak dan terbunuh, tapi dia tidak ke akhirat.
Dia malah masuk ke dunia kuno, ke tubuh calon Jendral wanita yang di abaikan.
Dia di angkat menjadi jenderal wanita karena ayahnya mendiang Jendral, sehingga gelar harus di wariskan kepada keturunannya.
Tapi, sepupunya menginginkan jabatan itu, sehingga dia berusaha membunuhnya ketika perjalanan menuju ke perbatasan.
"Wanita yang lemah, dan tidak tahu apa-apa tidak cocok menjadi jendral!" Sepupunya menuntut kepada Kaisar.
Melihat jasa-jasa mendiang ayahnya, Kaisar menjadi serba salah.
"Biarkan dia menjadi pengawal pribadi pangeran ke tiga Yang Mulia." Permaisuri mengajukan permintaan.
Pangeran ke-tiga yang cacat, dia adalah panglima perang, hanya saja ketika perang di perbatasan dia mengalami musibah yang hampir merenggut nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 24
"Salam kepada Yang Mulia Pangeran. Maaf Yang Mulia, sama sekali belum menemukan petunjuk apapun Yang Mulia." Jawab pria itu dengan menekuk sebelah kakinya dan menyodorkan ke dua tangan yang terkepal memberi hormat.
"Bagaimana dengan tim yang telah di kerahkan Kaisar?"
"Mereka, sama saja. Belum menemukan petunjuk apapun." Jawabnya dengan tegas.
"Hmm, sangat aneh... Menurut mu, siapa yang dapat melakukan ini?" Tanya pangeran ke tiga dengan memijat keningnya.
Dia yang terkenal dengan kepintaran dan taktik militernya yang selalu berhasil. Sampai musuh pun segan kepadanya.
Dan saat ini, dia merasa dirinya sangat bodoh. Kini dia menyadari, ternyata ada yang lebih pintar dari dirinya. Sama sekali tidak meninggalkan jejak dan petunjuk apapun.
Bersih, sangat bersih. Dan tidak mungkin hanya satu orang yang bisa membawa semua barang-barang curian itu.
Jika mereka sekelompok, mengapa ini terlalu bersih. Kemungkinan mereka orang-orang yang sudah terlatih dan memiliki ilmu bela diri yang baik.
'Gu Yenrou, apakah semua ini ada hubungan dengan dia? Apakah dia menyewa sekelompok orang untuk merampok di keluarga Gu? Tapi dia sama sekali terlihat tidak memiliki hubungan dengan orang-orang seperti itu.' Pikirnya
Karena rumor yang beredar, Yenrou adalah wanita biasa-biasa yang tidak memiliki keahlian yang memadai.
Karena selama ini tidak terdengar ada guru yang mengajar dia secara pribadi. Dia hanya sesekali belajar menulis dan belajar sastra puisi. Karena nenek dan pamannya tidak ingin membayar seorang guru untuk mengajarnya.
Tapi ketika melihat wanita itu menatap tajam ke arah Kaisar, membuat pangeran ke tiga penasaran. Walau dia tidak memiliki keahlian, tetapi memiliki keberanian.
Dia sendiri yang merupakan salah satu keturunan dari kaisar, tidak berani menatap tajam seperti itu kepada kaisar. Ini... Wanita yang tidak memiliki kekuatan, berani menantang kaisar dengan tatapannya.
Zhong Rei Yu meletakkan alat tulisnya di meja. Dia menarik nafas, dan menatap peluit yang di tangannya, sedikit ragu.
"Saya juga tidak bisa menyimpulkan, siapa pelakunya Yang Mulia." Ren Yu merasa sakit kepala sama seperti tuannya.
Ini kasus penuh misteri, manusia mana yang segila ini. Mengosongkan semua gudang harta kediaman Gu. Tanpa menyisakan satu koin pun.
"Apa yang di lakukan wanita itu?" Tiba-tiba dia bertanya itu membuat Ren Yu menoleh untuk melihat wajah tuannya.
Sakit kepalanya semakin kuat, 'mengapa tuannya ini dengan cepat merubah topik?' Gumamnya, sementara ini dia sibuk mencari tahu tentang si perampok. Tentu saja dia tidak ada waktu untuk melihat wanita itu.
"Dia tidak pergi kemanapun Yang Mulia." Dia hanya bisa menjawab dengan asal.
Ternyata pengawal rahasia itu, belum sempat melihat Yenrou masuk ke dalam ruang kerja Zhong Rei Yu.
Sedangkan di ruang dimensi Gu Yenrou dan Sengthai saling bertukar pandang. Mereka berdua mendengar perbincangan ke dua lelaki itu.
Hmm... gumamnya masih menggenggam peluit di tangannya.
"Kau boleh pergi, selalu ikuti perkembangan kasus kediaman Gu."
"Baik Yang Mulia Pangeran."
Setelah menjawab, dia langsung menghilang, keluar dari jendela ruang belajar pangeran ke tiga.
Zhong Rei Yu menyandarkan dirinya ke kursi roda untuk merilekskan tubuhnya yang terasa lelah.
Hati dan pikirannya memiliki dua pendapat.
Dia ingin memanggil Yenrou dan menyuruh gadis itu untuk menyelidiki kasus ini. Tapi di sisi lain dia memikirkan rumor yang beredar, bahwa gadis itu tidak memiliki keahlian.
Dia sendiri saja bingung, apa lagi wanita itu. Bagaimana mungkin dia bisa menemukan jawaban.
Walau sebenarnya, dia sama sekali tidak di utus kaisar untuk menyelidiki. Tapi rasa penasaran yang membuatnya ingin tahu.
Dan bukan dia saja yang penasaran. Putra mahkota juga mengalami hal yang sama. Dan bahkan sampai setengah dari kekaisaran ini penasaran.
'Siapa yang bisa melakukan tindakan gila itu?' Semua orang di pasar membicarakan hal itu.
Tetapi, ada juga yang merasa senang. 'bagus sekali, selama ini mereka menikmati hasil keringat mendiang Jendral Gu dan menelantarkan putrinya. Sekarang mereka telah mengusirnya hanya karena gagal menggantikan mendiang ayahnya. Dan sekarang putranya yang arogan di utus untuk menggantikan posisi mendiang Jendral Gu. Ck... Menjijikan.'